DREAMERS.ID - Meski masih belum ditemukan keberadaan jenazah jurnalis senior Arab Saudi, Jamal Khashoggi yang diduga dibunuh dengan cara mutilasi hingga dilarutkan dengan cairan kimia hingga tak berbekas, penyelidikan masih dilakukan, terutama dilakukan oleh pihak Turki.
Turki gencar menyelidiki kasus ini karena terjadi di Kantor Konsulat Arab Saudi di Turki dan sejak kasus ini mencuat terus membeberkan hasil penyelidikan dan mengklaim memiliki bukti-bukti rekaman suara saat terjadinya pembunuhan.
Kini, melansir laman Kompas, potongan jenazah Khashoggi diduga ada yang dibawa keluar dari Turki menggunakan koper, demikian pernyataan Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar dalam wawancaranya dengan CNN Turk, Minggu (18/11).
"Kemungkinan mereka membawa potongan jenazah tersebut sekitar 3-4 jam setelah pembunuhan," tutur Akar di sela konferensi internasional di Kanada.
Para pelaku pembunuhan Khashoggi disebut bisa melakukannya dengan mudah karena memiliki kekebalan diplomatk. Seperti yang diberitakan sebelumnya, Khashoggi dibunuh pada 2 Oktober lalu ketika akan mengurus keperluan suratpernikahan dengan tunangannya, Hatice Cengiz.
Hasil penyelidikan pihak Turki sangatlah berseberangan dengan hasil penyelidikan Arab Saudi. Contohnya pada pekan lalu, Riyadh mengeluarkan pernyataan jika Khashoggi dibunuh oleh 15 orang menggunakan suntikan obat bius dosis tinggi, bukan dimutilasi seperti yang diklaim Turki.Padahal, Turki mengklaim telah mengungkap rekaman suara mengerikan dari pembunuhan Khashoggi yang telah diperdengarkan kepada otoritas beberapa negara asing, termasuk Amerika Serikat dan Arab Saudi sendiri.
Kantor jaksa Arab Saudi menyatakan jika perintah untuk mebawa paksa Khashoggi diberikan Wakil Kepala Intelijen Jenderal Ahmed Al-Assiri yang membentuk tim 15 orang yang dibagi lagi dalam kelompok kecil.
Kolumnis harian Turki Hurriyet Abdulkadir Selvi melakukan sanggahan dengan menyatakan dalam rekaman pertama berdurasi tujuh menit, terdengar suara Khashoggi meronta. Penyelidik Turki meyakini Khashoggi memohon dilepaskan setelah dia dicekik menggunakan kantong plastik atau tali.
Sementara Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) dilaporkan meyakini perintah pembunuhan datang dari Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Laporan itu mendapat respon dari Presiden Donald Trump yang mengatakan MBS berulang kali memberitahunya bahwa dia tak terlibat.
(rei)