DREAMERS.ID - Bisa jadi banyak yang tidak tahu kasus menggemparkan yang pernah mendera Negara Malaysia, kurang lebih kepada Mantan Perdana Menterinya, Najib Razak perihal kasus perselingkuhan dan kematian seorang model asal Mongolia, Altantuya Shariibuu.
Tepatnya di tahun 2006, Altantuya dibunuh dengan dua tembakan hingga tewas dan dengan sadis jasadnya diledakkan hingga hanya menyisakan tulang belulang yang berserakan. Kasus ini, melansir Tribunnews bebas dari pengadilan karena posisi Najib yang kuat saat itu.
Namun karena lengsernya Najib kini, Presiden Mongolia Khalmatgiin Battulga mengirim surat pada Perdana Menteri yang menjabat kini, Mahathir Mohamad agar kasus pembunuhan ini diungkap lagi dan diusut tuntas.
Altantuya sendiri dikenal memiliki passion mengajar yang tinggi dalam hidupnya dan mengawali karir sebagai model di Perancis. Ia pertama kali bertemu Najib Razak pada tahun 2005 di Hong Kong. Karena fasih berbahasa Perancis, Altantuya diduga diajak Najib Razak saat transaksi pembelian kapal selam Scorpene Malaysia.
Baca juga: Kasus Mantan PM Najib: Kapal Pesiar Mewah 3.5 Triliun yang Disita Indonesia Dikembalikan Ke Malaysia
Altantuya sebagai penerjemah bahasa antara Kementerian Pertahanan dan DCNS selaku produsen kapal selam Perancis. Ia juga diduga tahu seluk beluk proses pembelian dan pembayaran kapal selam tersebut. Yang jika Altantuya buka mulut, tentu akan membahayakan posisi Najib Razak dalam Pemilu PM Malaysia pada 2009.Altantuya yang pada 2006 awal masih melakukan hubungan terlarang denagn Najib Razak disebut nekat pindah ke Malaysia dan meminta tinggal di rumah Najib. Namun tak butuh waktu lama,ia diculik oleh segerombolan pria tak dikenal dan dibunuh secara kejam.
Setelah ditembak, tubuhnya dipasangi peledak C4 dan diledakkan di tanah kosong hingga hancur lebuhr hanya menyisakan tulang. Peledak C4 sendiri adalah peledak eksklusif yang tidak sembarang orang bisa memilikinya. Biasanya didapat oleh ‘orang dalam’ atau yang berkuasa di bidangnya.
Dugaan yang mencuat adalah istri sah Najib, Rosmah Mansor yang memerintahkan pembunuhan ini. Sayangnya kasus ini hilang begitu saja ditelan bumi saat Najib menjabat sebagai Perdana Menteri di tahun 2009. Belum ada kepastian lagi soal kelanjutan diungkap kembali kasus miris ini.
(rei)