DREAMERS.ID -Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan tetap menjalankan rencananya untuk melakukan kunjungan kerja ke Kabul, Afghanistan pada Senin (29/1). Padahal kota tersebut baru saja diserang serangkaian teror bom yang menewaskan sekitar 103 orang.
Jokowi didampingi oleh Ibu Iriana dan sejumlah pejabat negara menuju Kabul dengan pesawat kepresidenan Indonesia-1. Dalam kunjungannya, ada sejumlah agenda yang hendak ia lakukan di sana. Jokowi pun bercerita mengenai kedatangannya ke negara yang dilanda konflik tersebut.
"Seharian penuh di Kabul, saya akan bertemu dengan Presiden Ashraf Ghani, lalu Majelis Perdamaian Tinggi Afghanistan, dan mengunjungi Istana Darul Aman," ujar Jokowi melalui akun Facebook resminya, lansir detikcom, Senin (29/1).
Baca juga: Agak Di Luar Nurul, Jokowi Ungkap Kaesang Telah Minta Restu Masuk PSI?
Ia pun tahu kalau bom terjadi beberapa saat sebelum kedatangannya hingga menewaskan ratusan jiwa. Meski demikian, ia tak takut untuk berkunjung. Menurutnya ancaman radikalisme dan terorisme bisa saja terjadi dimana saja termasuk Indonesia, Pakistan, dan Afghanistan."Beberapa hari lalu, kota ini diguncang bom mobil menggunakan ambulans, yang menewaskan lebih seratus orang. Lalu pagi ini terdengar kabar serangkaian ledakan juga terdengar di Kabul, tak jauh dari sebuah akademi militer. Datanya sangat memprihatinkan: 76 persen serangan teroris terjadi di negara Muslim dan 60 persen konflik bersenjata di dunia terjadi di negara Muslim. Lebih jauh lagi, jutaan saudara-saudara kita harus keluar dari negaranya untuk mencari kehidupan yang lebih baik, 67 persen pengungsi berasal dari negara Muslim," lanjut Jokowi.
"Apakah kita akan biarkan kondisi yang memprihatinkan ini terus berulang terjadi? Tentu tidak. Kita tidak boleh membiarkan negara kita, dunia, berada dalam situasi konflik. Penghormatan kita kepada kemanusiaan, kepada humanity, seharusnya yang menjadi pemandu kita dalam berbangsa dan bernegara," pungkasnya.
(dits)