DREAMERS.ID - Beberapa bulan kebelakang, sistem penyiaran publik di Korea Selatan mengalami krisis besar. Pimpinan dua stasiun televisinya terbukti melakukan pelanggaran terhadap etika jurnalisme, dengan turut campur dan mengontrol pemberitaan, salah satunya pimpinan KBS.
Selama kurang lebih 141 hari, hampir seluruh pegawai stasiun televisi KBS melakukan aksi mogok kerja yang berimbas kepada berhentinya sejumlah program. Akhirnya pada 22 diadakan pertemuan tertutup guna memutuskan masa depan posisi Presiden KBS Ko Dae Young, yang nantinya diputuskan oleh presiden Korea Selatan.
Pada Selasa (23/01), Presiden Moon Jae In pun merilis pernyataan resmi bahwa ia mengabulkan hasil pertemuan tersebut yaitu menyetujui dicabutnya Ko Dae Young dari jabatan Presiden atau pimpinan stasiun televisi KBS.
Baca juga: Turut Berduka Atas Meninggalnya Lee Sun Kyun, Moon Jae In: Rasanya Seolah Kenalan Dekat
Menyusul pengumuman tersebut, Kantor Pusat KBS dari Serikat Nasional Pekerja Media juga memberikan pernyataan resminya yang berbunyi, “Kami menang. Kami telah melakukan 141 hari mogok kerja, dan Ko Dae Young akhirnya keluar. Meskipun perjuangan kita lebih lama dibanding MBC, yang mulai aksi di hari yang sama seperti kita, yang terpenting adalah kita bisa mewujudkan ini dengan usaha kita sendiri”.“KBS sekarang berdiri di garis terdepan untuk memulai hal baru,” mengutip Naver. Dengan diberhentikannya Ko Dae Young, para pekerja yang mengikuti aksi mogok dijadwalkan untuk mulai bekerja pada 24 Januari 2018.
Sebelumnya, stasiun televisi MBC juga mengalami hal yang sama sehingga banyak juga pegawainya yang melakukan mogok kerja hingga menganggu produksi sejumlah programnya. Pada bulan November lalu, pimpinan MBC sudah dilengserkan dari jabatannya usai membuat pemberitaan yang memihak ke mantan presiden Park Geun Hye.
Baca Juga: Kejaksaan Korsel Mulai Investigasi Kasus Dugaan Suap Petinggi Stasiun Televisi KBS
(mth)