DREAMERS.ID - Penolakan terhadap Presiden Amerika Serikat Donald Trump masih terjadi dan berskala global. Amerika memang terkenal dengan negara adidaya yang memiliki pengaruh dan kekuasaan yang besar di dunia. Sehingga pemimpinnya pun dianggap memiliki andil besar pula.
Sosok Trump yang kontroversial dinilai membuat para wanita di seluruh dunia berorasi akan ketakutan tentang hak mereka sebagai perempuan dengan kepemimpinan Trump. Meski unjuk rasa dalam rangka Women’s March berpusat di Washington, banyak wanita di seluruh dunia ikut menyemarakkan aksi damai ini.
Pria pun turut serta, mulai dari Sydney, Berlin, London, Paris, Nairobi dan Cape Town melakukan aksi solidaritas serta keberatan atas kepemimpinan Trump yang tidak merepresentasikan kaum wanita. Wajar, Trump memang dikenal ‘penakluk’ wanita sebelum disumpah jadi presiden. Ia dikenal memiliki banyak dan tidak menghargai wanita.
Baca juga: Angka Fantastis Dari Penggalangan Dana Fans Taylor Swift Untuk Capres AS Kamala Harris
Melansir CNN, bahkan aksi damai merambah hingga Antartica yang dipenuhi salju. Dari Australia, 5.000 orang anti-Trump diklaim berkumpul dan menyuarakan kekuatan wanita yang tak bisa dikalahkan jika bersatu.“Ketika hak-hak wanita berada di bawah serangan, apa yang kita lakukan, berdiri, lawan balik.” Begitu slogan yang disuarakan para pendemo. Mereka juga membawa banner yang bertuliskan ‘Girl Power vs. Trump Tower’.
Meski bersifat penolakan, demonstrasi ini sangat kondusif bahkan disebut memiliki atmosfer menyenangkan di beberapa tempat. Para demonstran mengatakan jika suasanya terasa positif. Wali Kota London Sadiq Khan juga mengajak warga untuk menunjukkan nilai hak wanita yang harus diperjuangkan.
(rei)