DREAMERS.ID - Mata dunia sedang tertuju pada kaum Muslim di Myanmar, Rohingya. Penderitaan mereka belum berakhir karena kembali terjadi genosida atau pemusnahan massal suatu ras kepada Rohingya. Indonesia pun diminta turut memberi perhatian.
Sayangnya, Indonesia sempat dikritik oleh Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak yang dinilai terlalu fokus dan hanya mementingkan protes terhadap penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Namun kaum sesama Muslim Rohingya tidak diperhatikan.
Masalahnya, Myanmar sendiri dianggap lambat menangani masalah tersebut. Beberapa negara pun mengeluarkan sikap keras bahkan mengecam pelanggaran HAM dan kekerasan oleh aparat keamanan di sana.
Bedanya, melansir Liputan6, Indonesia sebagai negara tetangga memilih untuk mengambil sikap lembut terhadap negara yang dulunya disebut Burma tersebut. Langkah halus ini dianggap sudah tepat sebagai pendekatan terhadap Myanmar.
Baca juga: Ratusan Warga Rohingya Tiba Di Pesisir Aceh Ditolak Warga, Ini Alasannya
"Melihat isu Rohingya lebih komprehensif. Kita tidak hanya melihat Rohingya, tapi isu Myanmar secara lebih besar dan strategis," ujar Dicky Komar, Direktur HAM Kementerian Luar Negeri.Myanmar juga dianggap oleh Indonesia mengalami perubahan positif dari sebelumnya yang sangat tertutup dengan junta Militer. Kini sudah mampu menyelenggarakan pemilu secara demokrasi dengan adil, jujur dan terbuka.
"Myanmar di tengah proses perubahan, kepentingan kita, Indonesia melihat proses ini berlangsung terus jangan sampai terganggu," ucap dia. "Oleh sebab itu, pemerintah menyikapi isu Rohingya secara hati-hati. Lebih ke arah mendorong Myanmar memilki kebijakan yang lebih inklusif,"
Sikap halus Indonesia ini juga sebagai sikap menghormati kedaulatan sebuah negara untuk menyelesaikan masalah internal. Namun tak menutup kemungkinan terus memberi bantuan jika diperlukan.
(rei)