DREAMERS.ID - Kebijakan perusahaan search engine raksasa, Google untuk menghapus wilayah Palestina pada 25 Juli 2016 dari aplikasi Google Maps langsung menuai kontroversi. Pasalnya, tak hanya menghapus, namun Google juga mengubah Palestina menjadi Israel.
"Keputusan Google menghapus Palestina dari peta pada 25 Juli lalu merupakan bagian dari rencana Israel untuk mengesahkan statusnya dan menghapus Palestina untuk selamanya," tulis forum Forum Jurnalis Palestina, seperti mengutip dari Middle East Monitor.
"Langkah tersebut dilakukan untuk mengubah sejarah, letak geografis dan hak rakyat Palestina atas tanah kelahirannya. Ini sebuah upaya gagal untuk mengubah ingatan dari rakyat Palestina, Arab dan dunia," demikian pernyataan tersebut.
Baca juga: Bocorkan Data Pengguna, Facebook dan Netflix Didenda 82,5 Miliar Oleh Korea Selatan
Menurut Forum Jurnalis Palestina, tindakan Google juga berlawanan dengan norma dan konvensi internasional. Mereka pun berupaya keras agar Google segera mengubah kebijakannya itu. Bahkan sebuah petisi dibuat lewat change.org agar perusahaan Amerika Serikat yang didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin itu segera mengembalikan Palestina di peta dunia.Seperti diketahui, konflik yang terjadi di Palestina dan Israel hingga kini masih belum menemukan titik temu untuk berdamai. Melansir Metronews, segala bentuk negosiasi yang dilakukan keduanya terhenti semenjak Palestina mengajukan diri sebagai anggota PBB dan Israel yang terus memperluas pembangunan pemukiman di Yerusalem Timur.
(dits)