DREAMERS.ID - Konflik antara girl group NewJeans dan agensi ADOR semakin memanas dalam sidang lanjutan gugatan konfirmasi keabsahan kontrak eksklusif di Pengadilan Distrik Pusat Seoul pada 24 Juli kemarin.
Sidang ketiga yang dipimpin oleh Hakim Kim Yoo Sung ini menjadi panggung pertarungan argumen antara kedua belah pihak, dengan NewJeans menyatakan kesiapan kembali ke ADOR dengan syarat tertentu.
Dalam sidang tersebut, ADOR menegaskan bahwa mantan CEO Min Hee Jin berada di balik upaya NewJeans untuk mengakhiri kontrak eksklusif. Mereka menyebut tuduhan plagiarisme terhadap grup ILLIT serta insiden “abaikan” sebagai dalih yang dibuat-buat untuk membenarkan pemutusan kontrak.
“ADOR telah menjalankan kewajiban manajemen artis dengan penuh tanggung jawab, dan hubungan kepercayaan dengan NewJeans tetap terjaga,” tegas pihak ADOR. Mereka juga menolak klaim bahwa pengunduran diri Min Hee Jin sebagai produser dapat membatalkan kontrak, menyebutnya sebagai argumen yang tidak relevan dengan esensi kontrak eksklusif.
Di sisi lain, NewJeans membalas dengan menuding konflik ini berawal dari audit yang dilakukan HYBE pada April 2023 untuk menggulingkan Min Hee Jin. Menurut mereka, tuduhan pelanggaran kepercayaan terhadap Min Hee Jin telah ditutup tanpa dakwaan, namun justru NewJeans yang menanggung dampaknya.
“Meminta kami kembali ke HYBE sama seperti menyuruh korban bullying kembali ke sekolah yang menyakitinya,” ujar perwakilan NewJeans dengan nada tegas. Mereka juga mengibaratkan situasi ini seperti “kehilangan ibu yang merawat, sementara ayah yang kasar menjanjikan ibu baru yang lebih baik.”
NewJeans menyatakan kesiapan untuk kembali ke ADOR dengan syarat lingkungan kerja dikembalikan seperti sebelum campur tangan HYBE, yakni pada April 2024, ketika mereka masih mempercayai ADOR di bawah kepemimpinan Min Hee Jin.
“Bebaskan kami, atau kembalikan ADOR ke kondisi yang kami percayai. Jika itu terpenuhi, kami bersedia kembali,” tambah mereka, seraya meminta pengadilan untuk membuka ruang mediasi.
Sidang ini menandai masuknya kedua belah pihak ke tahap mediasi resmi. Pengadilan menetapkan 14 Agustus 2025 sebagai tanggal mediasi tertutup, yang jika berhasil akan memiliki efek hukum setara dengan putusan pengadilan. Namun, jika mediasi gagal, putusan akhir dijadwalkan pada 30 Oktober 2025.
(fzh)