DREAMERS.ID - Baru-baru ini, Presiden Joko Widodo meminta kepada Kemenkes agar menurunkan harga tes PCR (Polymerase Chain Reaction) dan dipercepat untuk hasil tesnya keluar maksimal 1x24jam.
Beberapa laboratorium PCR di Jakarta sebenarnya sudah mampu melayani tes PCR dengan hasil keluar dalam hitungan jam. Hanya saja, biasanya dipatok dengan harga yang lebih mahal, dibanding jika hasil keluar keesokan harinya.
Biasanya tes PCR menyediakan beberapa pilihan hasil, ada yang kurang dari 3 jam, 6 jam, 12 jam, 24 jam, atau bahkan sampai 3 hari. Pakar biologi molekuler dari Universitas Yarsi, Ahmad Rusdan Utomo, menjelaskan faktor cost efficiency umumnya turut menentukan kedua hal tersebut.
"Tes cepat PCR bisa dilakukan dalam kurun kurang dari 3 jam, tapi kapasitasnya rendah di bawah 20 pasien dan harganya mahal," jelasnya Ahmad Rusdan Utomo, dikutip dari Detik.
Baca juga: Pesawat Wajib PCR, Presiden Jokowi Minta Harga Tes Turun ke Rp 300 Ribu
"Sementara tes PCR rutin kapasitas running 90 pasien dalam 4 jam. Apabila laboratorium punya 3 mesin, dalam 4 jam bisa running 270 pasien. Namun itu tergantung juga volume sampel yang datang," lanjutnya.Agar lebih hemat secara operasional, laboratorium terkadang harus menunggu spesimen agar kapasitas mesin PCR dalam kondisi full ketika dijalankan. Meskipun bisa saja dijalankan ketika belum full, tetapi tidak efisien dari segi biaya.
Soal tuntutan presiden agar tes PCR bisa keluar hasilnya dalam 1x24 jam, menurut Ahmad, bisa-bisa saja. Tapi akan membuat biaya operasionalnya jadi lebih mahal.
"Dugaan saya, hasil 1x24 jam nampaknya harganya berbeda, mau cepat ya bayar mahal. Jadi tantangan kalau hanya 'di-push' perlu sistem manajemen yang baik, bukan cuma 'ngasal nge-push," jelasnya.
(rzlth)