DREAMERS.ID - Korea Selatan punya sistem tata kelola sampah yang cukup rumit. Salah satunya warga diwajibkan oleh hukum untuk memisahkan limbah makanan rumah maupun restoran sehingga dapat dikumpulkan dan didaur ulang.
Makanan yang membusuk adalah sumber metana yang signifikan yang meningkatkan pemanasan global. Pada tahun 1997, pemerintah Korea Selatan merespon dengan memperkenalkan undang-undang untuk memisahkan dan mendaur ulang limbah makanan.
Melansir BBC, dalam waktu kurang dari tiga dekade, Korea Selatan telah berubah dari negara pembuang makanan menjadi pendaur ulang makanan. Ini merupakan kisah sukses yang luar biasa dan tingkat daur ulang sekarang lebih dari 95 persen.
Seperti yang diketahui, restoran Korea selalu menyajikan berbagai macam lauk pauk gratis dan tak terbatas yang disebut banchan. Terkadang banyak dari pengunjung yang tidak menghabiskan makan tersebut, sehingga sisa makanan menumpuk.
Baca juga: Ternyata Ini Alasan Orang Korea Bisa Makan Banyak Nasi Sekaligus
Beberapa sisa makanan akan dikirim untuk dikomposkan atau diubah menjadi biofuel di sebuah fasilitas pendaur ulang. Di fasilitas ini, sisa makanan akan dikeringkan dan dijadikan tepung untuk pakan ayam.Cara mengumpulkan sisa makanannya adalah dengan menggunakan sebuah keranjang dan memeras kelembapannya untuk menurunkan biaya pengumpulan, lalu mengeluarkan stiker prabayar dan meletakkannya di kotak.
Kotak yang diletakan diluar nantinya dikumpulkan oleh petugas pengangkut sampah. Selain itu ada cara lain untuk mengukur sisa makanan: menggunakan kantong plastik prabayar standar, atau menggunakan teknologi yang lebih maju seperti mesin.
Untuk menggunakan mesin sampah cukup tempelkan kartu identitas Anda, lalu sampah akan ditimbang, dan menagih biaya secara otomatis. Dikenakannya bayaran untuk sampah makanan pun membuat warga lebih bijak dalam mengonsumsi makanan agar tidak mubazir.
Sistem pengelolaan sampah Korea Selatan mungkin masih jauh dari sempurna, karena adanya kerugian dari hasil pengelolaan yang dijual murah bahkan gratis. Tetapi dengan hasil yang mengesankan, ini menunjukkan bahwa pengelolaan sampah makanan yang baik akan berdampak positif juga bagi lingkungan.
(rzlth)