Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
line official dreamers
facebook dreamers
twitter dreamer
instagram dreamers
youtube dreamers
google plus dreamers
Dreamland
>
Lifestyle
>
Article
Pendekatan 'Romantis' Zaman Sekarang Hadapi Kesehatan Mental
03 Desember 2020 14:15 | 973 hits

DREAMERS.ID - Kesehatan mental kini bukan hal yang tabu untuk dibicarakan. Banyak anak muda yang semakin sadar dengan masalah tersebut, dan menunjukkan cara pendekatan maupun merangkul kesehatan mental dengan 'romantis'.

Penyanyi yang bernama Nadin Amizah baru-baru ini mencuri perhatian netizen, lewat cuitannya di akun twitter pribadinya, “your girlfriend, your mentally unstable girlfriend (kekasihmu, kekasihmu yang mentalnya tidak stabil)," tulisnya di akun @rahasiabulan.

Berbagai tanggapan bermunculan. Ada yang menilai unggahan sebagai cara Nadin menghadapi situasi kesehatan mentalnya. Sedangkan yang lainnya mecibir dengan beranggapan bahwa pelantun lagu 'Bertaut' ini meromantisasi kondisi kesehatan mentalnya.

Melansir CNN Indonesia, melihat fenomena ini, psikolog Mira Amir berkata "bicara menyoal manusia memang tidak ada habisnya". Perlu diingat, kondisi kesehatan mental juga bagian dari menjadi manusia (part of human being).

"Ketika dia (Nadin) menyinggung tentang 'mentally unstable girlfriend', ini 'chapter' lain tentang manusia. Manusia itu bisa stabil, bisa enggak stabil (secara mental)," kata Mira.

Walaupun memang tidak dituliskan dalam bentuk kata-kata, kondisi mental yang tidak stabil tanpa tersadar ditemui di unggahan-unggahan media sosial. Mira juga memberikan contoh, ada yang menangisi pengalamann patah hatinya dengan menuliskan “I’m nothing without you”.

Hal itu juga bisa disebut mental yang tidak stabil, walaupun orang melihatnya sebagai unggahan biasa. Ada banyak cara untuk menhadapi kondsi mental yang tidak stabil. Bisa melalui lukisan, karya lagu, puisi atau hanya sekedar menuliskannya melalui media sosial.

Mira juga mengatakan, aktivitas menulis memang jadi sarana yang cukup baik untuk mengeluarkan apa yang ada dalam pikiran, apa yang dirasakan.

"Bentuk terapi (untuk membantu mengatasi masalah kesehatan mental) kan juga ada yang menulis diary. Ketika yang ada dalam benak kita, di pikiran kita jadi penuh, sibuk overthinking, lalu dituangkan. Ternyata yang dipikirkan, yang di-overthinking-kan itu A, B, C, D, dan E," ujarnya.

Sementar itu, menuliskan masalah kesehatan mental di media sosial menjadi persoalan berbeda. Ruang lingkup ‘pendengarnya’ akan sangat luas dan beragam. Sebelum kalian ingin curhat, Mira juga mengatakan musti ada kesiapan.

Dan sebaliknya, jika kalian di posisi netizen, memberikan dukungan sah-sah saja. Apalagi saat curhatan datang dari orang yang kalian kenal, semisal teman atau saudara.

Selain itu, menangis terkadang dianggap ampuh untuk menghilangkan perasaan kesal, sedih, kecewa, bahkan depresi. Namun, bagi sebagian orang, menangis dianggap sebagai aib. 'Menangis itu tandanya lemah,' 'menangis itu cengeng,' atau 'lelaki tak boleh menangis,' mungkin itu ungkapan yang sering kamu dengar.

Tetapi menangis adalah salah satu metode penyembuhan. "Menangis itu bagian dari pelepasan emosi dan itu bagus. Jangan cuma menghakimi orang saat dia nangis, jangan doktrin mereka, tapi bantu mereka dengan mendengarkan," kata praktisi mindfulness dan yoga, Eka Sukma Putra.

(kiki)

Komentar
RECENT ARTICLE
Advertise with Us
sales & marketing : sales@dreamers.id
enquiries : info@dreamers.id
Get Our Application for Free
MOST POPULAR
BACK TO DREAMLAND | TOP | View Desktop Version
CONTACT US
Dreamers.id
dreamersradio