DREAMERS.ID - Korea Selatan tengah menghadapi gelombang kedua pandemi COVID-19 atau corona. Berdasarkan pihak berwenang setempat, krisis yang dihadapi lebih besar sekarang daripada pada awal Mei karena penyebaran diam-diam secara bersamaan di wilayah metropolitan Seoul.
Belakangan ini, penularan yang terjadi adalah terkait dengan pertemuan kecil di gereja, sekolah, dan restoran di seluruh negeri. Hal itu membuat pihak berwenang kesulitan melacak kontak dan rantai penularan, dibanding saat klusternya masih hanya di wilayah Itaewon, Seoul.
Selain itu, banyaknya OTG atau Orang Tanpa Gejala salah satu yang mengkhawatirkan juga, "Sekarang, kami melihat tanda-tanda bahwa kasus tanpa gejala atau dengan gejala ringan, tidak terdeteksi untuk beberapa waktu, mungkin telah menyebar secara diam-diam di komunitas lokal".
Baca juga: Film Dokumenter Kontroversi Ibu Negara Korea 'First Lady' Segera Dirilis
"Hal itu menyebabkan wabah simultan terkait dengan gereja, penjualan dari pintu ke pintu, tempat kerja, pasar dan sekolah, terutama di wilayah metropolitan Seoul,” kata Kwon Jun-wook, wakil direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea.Menurutnya, pembatasan pada kehidupan normal sehari-hari masyarakat dan memperketat aturan jarak sosial akan kembali diperketat jika situasi terus memburuk.
Kekhawatiran meningkat menjelang Hari Kemerdekaan Korea, yang jatuh pada hari Sabtu (15/8), karena diprediksi lebih banyak orang berkumpul dan berkegiatan untuk menikmati libur panjang akhir pekan. Reli skala besar juga dijadwalkan di pusat kota Seoul.
Pada Kamis (13/8), Korea Selatan melaporkan 56 kasus infeksi baru yaitu 25 di Seoul, 16 di sekitar Provinsi Gyeonggi, 2 di Busan, dan 9 sisanya impor. Kluster baru ditemukan di cabang Lotteria di timur Seoul, serta gereja dan panti jompo.
(mth)