DREAMERS.ID - Media Australia kerap memberitakan penanganan kasus corona atau COVID-19 di Indonesia. Baru-baru ini, Sydney Morning Herald menyebutkan bahwa Indonesia berpotensi besar menjadi pusat COVID-19 dunia.
"Sebagian besar negara-negara Asia Tenggara telah berhasil meratakan tingkat infeksi coronavirus mereka, tetapi Indonesia kalah dalam pertarungannya dengan COVID-19," tulis Sydney Morning Herald dalam artikel berjudul The world's next coronavirus hotspot is emerging next door.
Media tersebut mengatakan bahwa perkembangan penyebaran virus corona di Indonesia lepas dari pengawasan dunia. Apalagi selama beberapa hari belakangan ini penambahan kasusnya ada yang mencapai seribu sehari, tentu angka yang sangat mengkhawatirkan.
Sydney Morning Herald menyoroti cakupan tes yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, "Yang jauh lebih memprihatinkan adalah tingkat pengujian yang sangat rendah dan tingkat kematian yang tinggi secara proporsional," tulisnya.
Baca juga: Ada Puluhan Artis Korea Dinyatakan Positif COVID-19 Sepanjang 2021
Menurut situs Worldometer, Rusia ada di peringkat ke-18 di dunia untuk melakukan tes 107.445 per 1 juta orang. Amerika Serikat berada di urutan ke-27 dengan 80.750 tes per 1 juta orang, Brasil berada di urutan ke-108 dengan 11.302 tes per juta, dan India berada di urutan ke-138 dengan 4.530 tes per satu juta orang.Sedangkan Indonesia berada jauh di peringkat 163, hanya melakukan 2.193 tes per satu juta orang. "Hampir sejak awal, pemerintah Indonesia telah menangani pandemi ini dengan buruk. Respons koronavirus pemerintah Indonesia sangat mengerikan," kata Sydney Morning Herald.
"Pada awal Menteri Kesehatan menyatakan bahwa kekuatan doa akan melindungi negara. Kemudian Presiden Joko Widodo mengakui informasi telah dirahasiakan dari publik untuk menghindari bahaya. Kemudian ada banyak lockdown yang tertunda, buka tutup larangan pada orang yang bepergian dan pulang selama liburan keagamaan, tingkat pengujian yang buruk, dan sekarang pelonggaran pembatasan karena jumlah kasus meningkat," lanjutnya.
Sydney Morning Herald menyatakan, "Pemerintah sekarang memiliki dua pilihan: mengambil langkah-langkah yang jauh lebih kuat untuk menghentikan penyebaran penyakit, termasuk meningkatkan pengujian dan menerapkan kembali lockdown, atau terus bertabrakan dengan mengorbankan nyawa".
(mth)