DREAMERS.ID - Dentuman misterius yang terdengar bertepatan dengan erupsinya Gununng Anak Krakatau masih jadi pembicaraan hingga kini karena belum ada pihak mana pun yang mengonfirmasi atau menjelaskan dari mana sebenarnya suara itu berasal.
Mulai dari sonic boom sampai yang terakhir adalah suara asteroid melewati Bumi disinyalir menjadi dalangnya. Bahkan sebuah pesan berantai menyematkan artikel dari berita The Sun yang menyebut ada empat asteroid melewati Bumi.
"Terjawab sudah, yg dengar atau merasakan dentuman suara bagai bom nuklir di atas langit Jkt sltn,depok, bogor, lt agung BSD tangerang dsk.. ternyata ini sdh diingatkan oleh NASA. Jadi tdk ada hubungannya dg letusan AnakKrakatau," tulis pesan itu.
Namun hal itu dimentahkan oleh LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). Menurut Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin, dentuman yang terjadi akibat asteroid yang melewati Bumi tidaklah logis.
"Asteroid yang lewat jaraknya sangat jauh, lebih jauh dari jarak bumi-bulan. Kemarin tidak ada asteroid jatuh di Indonesia. Jadi tidak ada kaitan suara dentuman dengan asteroid," ujar Thomas. "Berita yang mengaitkan suara dentuman dengan asteroid pasti hoax,"
Sementara itu seperti yang diberitakan sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan dentuman yang terdengar oleh sebagian masyarakat di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi bukan berasal dari erupsi Gunung Anak Krakatau.
Baca juga: Bukan Letusan Krakatau, Isu Lain Dentuman Jakarta-Bogor Berasal dari Sonic Boom?
"Bukan (dari GAK), melainkan dari sumber lain. Nah, sumber lainnya kami tidak bisa menentukan," kata Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat PVMBG Nia Khaerani dilansir Antara, Sabtu (11/4).Namun, ternyata petugas di sekitar pos pemantauan Gunung Gede, Bogor dan Gunung Salak, Sukabumi mendengar adanya suara keras. Tapi mereka menduga suara itu berasal dari petir saat hujan yang terjadi menyusul erupsi di Gunung Anak Krakatau.
"Jadi bukan hanya di Gunung Gede dan Gunung Salak yang mendengar petir, di sekitar Gunung Anak Krakatau pada saat bersamaan dengan erupsi itu memang terdapat juga hujan petir. Karena saat ini sedang musim hujan disertai petir," ujar Nia.
Terkait suara dentuman, PVMBG memasang alat bernama infasound untuk merekam kemungkinan adanya sinyal akustik erupsi gunung api. Namun infrasound hanya merekam gelombang suara yang tak bisa didengar oleh telinga manusia. Sementara dentuman yang terdengar sebagian masyarakat di wilayah Jabodetabek.
"Jadi walaupun dengan alat itu dia terekam, tapi kan frekuensinya berbeda dengan dentuman yang langsung bisa terdengar oleh telinga manusia," terang dia. "Sangat kecil kemungkinan, bahkan diabaikan ancaman bahaya seperti ini sampai ke Pulau Jawa atau Sumatera,"
"Untuk hal itu PVMBG sudah menerbitkan VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation) dengan kode warna orange," katanya.
VONA tersebut sudah terintegrasi dengan sistem penerbangan sehingga tindak lanjut dari stakeholder dari penerbangan dapat dilakukan. Untuk itu, PVMBG mengimbau masyarakat di Pulau Jawa dan Sumatera untuk tidak khawatir terhadap kemungkinan dampak erupsi Gunung Anak Krakatau.
(rei)