DREAMERS.ID - Otoritas kesehatan Korea Selatan percaya bahwa hampir 60 persen kasus virus di negaranya terkait dengan gereja Shincheonji, dan jumlah kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di antara mereka diperkirakan akan meningkat.
Dilansir dari laman Yonhap News (01/03), hampir 95 persen dari 239.000 pengikut gereja Shincheonji telah menjalani tes COVID-19 pada hari Sabtu (29/02). Dari mereka, 8.563 anggota dan 393 "peserta pelatihan" telah menunjukkan gejala.
Termasuk pendirinya, Lee Man Hee juga sudah menjalani tes virus corona. Namun sekitar 4.000 pengikut Shincheonji di seluruh negeri belum terjangkau, sehingga pemerintah setempat telah bekerja sama dengan polisi untuk melacak mereka.
Dalam sebuah pernyataan yang ditujukan kepada para pemimpin politik Korea Selatan pada hari Minggu (01/03), pengurus Shincheonji meminta mereka untuk berhenti menggambarkan sekte tersebut sebagai organisasi kriminal.
Baca juga: Susul Kabar Pacaran, Ari eks Tahiti Klarifikasi Rumor Hingga Isu Pengikut Shincheonji
"Kami sedang bekerja dengan otoritas regional yang terbaik yang kami bisa untuk mencegah penyebaran COVID-19. Kami ingin meminta bantuanmu sehingga kami akan terus bekerja sama dalam upaya ini," ujarnya.Akan tetapi, Pemerintah Metropolitan Seoul merekomendasikan kasus tersebut ke jaksa penuntut, dengan meminta penyelidikan terhadap Lee Man Hee dan 12 kepala cabang sekte tersebut atas dugaan pembunuhan, pelanggaran dan pelanggaran peraturan tentang pencegahan infeksi.
"Mereka menolak menjalani tes untuk virus itu, dan mereka belum mengambil tindakan apa pun agar pengikutnya bekerja sama dengan pihak berwenang untuk mencegah penyebaran COVID-19," ujar pihak polisi.
Gereja Shincheonji juga diduga memberikan daftar para pengikutnya yang tidak akurat, yang akan menghalangi langkah selanjutnya pihak berwenang. Adapun klaim bahwa pemimpin Lee menjalani tes virus corona, pejabat kota mengatakan belum dikonfirmasi secara resmi.
(mth)