DREAMERS.ID - Kebakaran hutan di beberapa daerah cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia belakangan ini. Warga menduga adanya indikasi kesengajaan membakar hutan untuk membuka lahan perkebunan sawit.
Menepis kabar tersebut, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memberikan tanggapan bahwa karhutla yang terjadi bukan karna pembukaan lahan.
Penasihat Kemenko Perekonomian Li Chen We juga mengatakan asumsi tersebut memiliki fakta yang berbeda di lapangan. Harga pasaran sawit saat ini juga mengalami penurunan yaitu dibawah Rp 500 perkilogramnya. Hal ini terjadi karena petani yang enggan memupuk tanaman kelapa sawit.
"Jangan membakar, yang sudah ada saja tidak mau memelihara," ujar Li.
Li juga memaparkan bahwa jika karhutla disebabkan oleh pembukaan lahan kelapa sawit, maka penjualan benih sawit juga akan meningkat. Tetapi kenyataannya penjualan benih sawit saat ini tergolong rendah.
"Ketika orang tidak mau beli benih itu suatu indikasi. Kalau beli benihnya saja tidak ada apalagi mau menanam," kata Li.
Bukan hanya itu saja, Li juga meninjau harga CPO atau minyak sawit yang menjadi indicator keinginan orang untuk menanam sawit.
"Kalau harga CPO rendah orang tidak ingin menanam," tambahnya.
(mnc)