DREAMERS.ID - Wacana pindah ibu kota telah diresmikan Presiden Jokowi dengan menjadikan Provinsi Kalimantan Timur sebagai lokasinya. Tak asing mengundang pro dan kontra, pemerintah pun disebut tak hanya akan membangun ibu kota baru agar lebih Indonesia-sentris, namun juga akan meratakan perekonomian Indonesia.
Melansir laman CNN Indonesia, salah satu caranya adalah menciptakan kawasan metropolitan di luar Pulau Jawa. Hal ini dikonfirmasi oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional sekaligus Kepala Bappenas Bambang P.S. Brodjonegoro.
Sedikitnya ada 10 kawasan kota metropolitan yang telah masuk rencana pengembangan, di mana ada yang berlokasi di Pulau Jawa dan enam lainnya di luar Pulau Jawa. Pembangunan masing-masing sebenarnya sudah mengaran ke sana namun akan terus ditingkatkan agar kota-kota tersebut menjadi pusat bisnis, perdagangan dan jasa.
Baca juga: Jakarta Sudah Bukan Ibu Kota dan Alami Kekosongan Hukum Terkait Status Ibu Kota?
Empat kota di dalam Jawa, yaitu DKI Jakarta, Bandung, Semarang, dan Surabaya. Sementara enam kota di luar Jawa, yaitu Medan, Palembang, Banjarmasin, Denpasar, Manado, dan Makassar."Ini akan memperkuat pembangunan di luar Pulau Jawa," ujar Bambang usai pengumuman resmi Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal lokasi ibu kota baru di Kompleks Istana Kepresidenan,
Alasan lain dilakukannya pembangunan kota metropolitan tersebut agar kesenjangan ekonomi entar wilayah bisa ditekan. Data sekarang, sekitar 58% dari pertumbuhan ekonomi atau Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia masih berada di Pulau Jawa.
Hal ini tentu menyebabkan ada ketimbangan, salah satunya adalah polulasi penduduk. Masyarakat pun kerap datang ke kota-kota besar di Pulau Jawa untuk mencari keuntungan. Hasilnya, 54% dari populasi penduduk Indonesia juga terpusat di Pulau Jawa.
(rei)