DREAMERS.ID - Perawatan kulit terutama kulit wajah memang sudah menjadi ritual wajib bagi wanita, untuk mendapatkan kulit wajah yang sehat, bersih dan glowing merupakan impian setiap wanita. Karena hal ini, beberapa wanita rela membeli serangkaian produk skincare meskipun sedikit mahal.
Banyaknya produk skincare dimulai dari toner, serum, essence, pelembap, sunscreen, eye cream, bahkan micellar water, terkadang membuat para wanita menjadi tergiur. Namun tahukah kamu, memakai produk skincare yang terlalu banyak malah akan merusak kulit wajahmu?
Pendiri brand skincare Allies of Skin, Nicolas Travis, mengatakan ada hampir 99 persen orang yang mengaku kulitnya sensitif ternyata menggunakan produk dengan formula alkohol yang mengeringkan atau essential oil yang keras.
“Saya mengatakan pada mereka, kamu telah bertahun-tahun menggunakan produk dengan formula yang buruk. Itu sama seperti orang yang tahunan makan junk food,” kata Travis yang perusahaannya berbasis di Singapura dan tokonya ada di 15 negara.
Menurutnya, yang dialami oleh kebanyakan orang bukanlah masalah kulit sensitif, akan tetapi rusaknya perlindungan pada kulit wajah. Pelindung kulit atau biasa disebut skin barrier yang rusak memiliki ciri berupa inflamasi, munculnya dry patch (kering di beberapa bagian wajah), serta kulit terlihat mengelupas.
Selain kulit menjadi sensitif, disfungsi barrier kulit juga dapat memicu eksim, rosacea, psoriasis, dan jerawat. Permasalahan kulit tersebut belakangan ini mengalami peningkatan, hal ini terjadi karena orang menggunakan produk skincare yang terlalu banyak. Kombinasi antara overdosis produk skincare dan juga terkena paparan lingkungan merupakan penyebab kerusakan pelindung kulit.
Baca juga: For All Skin Type, Simak Manfaat Skincare Kandungan Susu untuk Mencerahkan Kulit
Acid mantle merupakan lapisan pelindung pada permukaan kulit yang berfungsi untuk menahan kelembaban agar tetap berada di dalam kulit sekaligus mencegah masuknya bakteri. Lapisan tersebut dapat rusak jika kita terlalu banyak melakukan scrub atau menetralisir dengan produk sabun muka yang bersifat alkalin.Menurut Bowe, membersihkan kulit wajah dengan sesuatu yang bersifat alkalin dapat mengganggu kemampuan kulit untuk memperbaiki diri dan membuatnya menjadi kurang elastis. Biasanya sabun muka yang mengandung busa yang banyak mengandung alkalin karena kandungan pH-nya tinggi. Profesor dermatologi di Universitas Basel dan Zurich, Chritian Surber, menyarankan untuk menghindari produk dengan pH lebih dari 7.
“Bukan berarti yang pH-nya rendah lebih baik. Kadar pH kulit sekitar 5,5 dan kemampuannya menahan asam tergantung pada kulit dan seberapa bagus formula produk itu,” kata Surber yang juga meneliti tentang acid mantle.
Namun, dalam penelitian terhadap 31 pelembab yang banyak dipakai di AS, kadar pH yang dimiliki mencapai angka 3,73 sampai 8,19. Penelitian di Jerman juga menemukan bahwa hanya sedikit saja produk di pasaran yang memiliki kadar pH yang ramah bagi pelindung alami kulit.
Karena hal ini, langkah pertama yang harus dilakukan untuk melindungi barrier kulit adalah mengurangi pemakaian produk skincare yang terlalu banyak. “Regime skincare sampai 10 langkah adalah siksaan bagi kulit,” kata Surber.
Eksfolisi kimia seperti glycolic, lactic dan asam salisilat biasanya lebih lembut dibanding eksfoliasi fisik (partikel dalam scrub atau microdermabrasi). Tapi, jangan memakainya lebih dari seminggu sekali untuk kulit kering dan sensitif, dan tidak lebih dari tiga kali dalam seminggu untuk kulit berminyak.
Belakangan ini ada harapan bahwa kandungan ceramides bisa merekatkan kembali barrier kulit dan mencegah kulit kering. Namun, kulit terlalu kompleks untuk bisa diatasi dengan satu kandungan saja.
“Saya tetap merekomendasikan ceramides, tapi zat ini bukan obat untuk semua masalah,’ ujar pakar bedah dermatologi, S.Tyler Hollmig.
Produk dengan kandungan glycerin, petrolatum, dan asam hialuronik juga bisa membantu memperbaiki pelindung kulit dan mengembalikan kelembaban. Cara lain adalah segera menggunakan pelembab, sekitar 60 detik,
(Rie127)