DREAMERS.ID - Yang membedakan seragam sekolah antara siswa laki-laki dan siswi perempuan tentu di bagian bawahnya, celana dan rok. Namun bagaimana jika kesetaraan gender digaungkan dengan tidak membedakan seragam yang akan digunakan para murid?
Hal itulah yang diterapkan oleh sebuah sekolah di Taiwan setelah sekolah tersebut mengumumkan rencana untuk menghapus kebijakan seragam berdasarkan gender pada akhir Juni lalu. Awalnya pada bulan Mei, para siswa dan guru laki-laki di Sekolah Menengah Atas Banqiao memakai rok dalam sebuah kampanye selama satu minggu terkait stereotip gender.
Keputusan SMA Banqiao ini dipandang semakin kuatnya reputasi Taiwan sebagai suar liberalism di Asia. Jika ingat, Taiwan juga menjadi negara pertama di Kawasan Asia Tenggara yang melegalkan pernikahan sesame jenis.
Peraturan yang ada di tempat lain mengharuskan siswa memakai celana Panjang dan rok untuk para siswinya. Namun dalam aturan berpakaian yang baru dan diberlakukan pada tahun akademik 30 Agustus mendatang, sekolah akan menghapus penyebutan jenis kelamin tertentu.
Baca juga: Dua Negara Ini Resmi Tarik Satu Varian Indomie, Apa Kabar Indonesia?
"Ini untuk meningkatkan otonomi siswa dalam memilih seragam mereka, sambil menghormati hak-hak mereka," kata pihak SMA Banqiao via Viva.Sekolah yang terletak di New Taipei City tepat di luar ibu kota, memiliki lebih dari 2.000 siswa berusia antara 16 sampai dengan 18 tahun. Sementara, pejabat Kementerian Pendidikan Taiwan juga menyambut keputusan sekolah.
"Ini adalah langkah progresif yang merangkul keragaman," kata Du Sih-cheng, Direktur Advokasi Kebijakan dari Taiwan Tongzhi Hotline Association, sebuah organisasi nirlaba yang mengampanyekan hak-hak LGBT.
Dan ternyata ini bukan yang pertama, hal serupa juga dilakukan Wali Kota Mexico City yang pada bulan lalu mengumumkan jika para siswa dapat memutuskan apakah akan memakai celana Panjang atau rok ke sekolah. Keputusan ini pun menimbulkan kontroversi di negara yang mayoritas beragama Katolik Konservatif.
Begitu pun di Wales, pemerintah mengatakan bulan ini bahwa mereka tidak akan lagi mengatur seragam secara terpisah untuk anak laki-laki dan perempuan, di bawah kebijakan baru yang akan berlaku mulai 1 September.
(rei)