DREAMERS.ID - Berbagai macam usaha dilakukan untuk meredam konflik antar supporter ‘bebuyutan’, dalam hal ini antara The Jakmania pendukung Persija dan Bobotoh pendukung Persib Bandung. Pihak The Jakmania menyatakan ingin menghentikn kekerasan dengan menyelamatkan sejumlah Bobotoh ketika berada di stadion Utama Gelora Bung Karno.
Kedua tim tersebut berlaga di Jakarta pada Rabu (10/7) kemarin dalam pekan ke-8 Liga 1 2019. Melansir CNN, meski Bobotoh telah dilarang untuk menonton langsung di stadion, namun Kepala Bidang Koordinator Lapangan The Jakmania, Ahmad Syarief mengatakan masih menemukan Bobotoh yang bandel dan tetap datang ke SUGBK diam-diam.
"Kami tidak mau besar kepala, banyak yang respek dengan kami. Ini bisa jadi bahan (pembelajaran) suporter yang lain. Tapi banyak orang juga yang masih mencibir, saya tidak ambil pusing," kata pria yang akrab disapa Aspal ini.
"Yang penting, kami sudah melakukan yang terbaik dan berusaha untuk menjunjung perdamaian. Ini akan jadi contoh mendatang, dunia kerusuhan suporter berakhir," katanya menambahkan.
Memang selama pertandingan, pengurus Jakmania sudah mengerahkan seluruh tenaga untuk menjalankan instruksi dari Ketum Jakmania Ferry Indrasjarief dan meminta agar anggota Jakmania berusaha untuk tidak menimbulkan kejadian atau insiden apapun untuk kemudian menurunkan informasi tersebut ke teman-teman koordinator lapangan.
"Saya katakan bahwa ini pertandingan krusial, sehingga harus hati-hati dan waspada setiap ada pergerakan di tribune. Itu anak-anak (Korlap Jakmania) saya juga mengawasi. Kalau ada keributan, ambil dan bawa keluar," ucap dia.
Ahmad juga menuturkan harus jeli dalam mendeteksi gerak-gerik mencurigakan di tengah puluhan ribu penonton. Terutama mendeteksi apakah orang tersebut supporter lawan atau orang biasa atau netral.
"Kalau ditanya, 'Kok bisa tahu itu suporter lawan? Bagaimana caranya membedakan dengan orang biasa/netral?' Jawabannya ya naluri suporter biasanya yang begitu," tutur dia. "Kalau suporter asli, pasti akan bersorak. Yang mengerti suporter ya hanya suporter. Nah, refleknya dia ketika timnya dia gagal menyerang,"
Mendapati sekitar 10 orang pendukung Persib di tempat berbeda, Ahmad mengatakan rata-rata mereka yang nekat menonton ke SUGBK berusia 20-an. Kebanyakan dari mereka duduk di area VIP dan dekat media karena mungkin dirasa area tersebut lebih aman.
"Saya kasih tahu, 'lu nekat? Alasan lu enggak gue terima, sekarang lu pulang.' Ya sudah diantar anak-anak," tutur Ahmad. Kerja keras Ahmad dan kawan-kawan membuahkan hasil. Ia mengaku mendapat banyak respons positif berkat aksi menyelamatkan sejumlah pendukung Persib tersebut.
"Banyak juga tagar positif. Saya lihat di media sosial juga pendukung dari Bandung ada yang bilang, 'The Jak sudah banyak berubah, kapan kita berubah?' Tapi kembali lagi, yang saya lakukan ini demi organisasi," tegas Ahmad.
(rei)