DREAMERS.ID - Konflik antara Kang Daniel dan LM Entertainment, agensi yang menaunginya saat ini belum juga usai. Kini Dispatch membongkar kronologi awal sejak mantan member Wanna One itu bergabung hingga muncul masalah setelah kemunculan wanita berinisial ‘Seol’.
Pada Selasa (02/04), Dispatch mengungkapkan bahwa LM Entertainment dan Kang Daniel masih memiliki hubungan yang baik di tahun lalu. Kang Daniel meminta tempat tinggal berupa vila mewah di kawasan Hannam, Seoul, yang mana dituruti oleh agensi. LM Entertainment diketahui membayar sejumlah 950 juta won (11,9 miliar rupiah) sebagai deposit.
Kemudian masalah muncul ketika ada seorang wanita berinisial ‘Seol’. Ia merupakan agen dari Hongkong yang bekerja mengontrak bintang Korea untuk bisnis seperti iklan, acara, dan penampilan. ‘Seol’ masuk dalam daftar perwakilan legal pada sertifikasi awal dari konten yang dikirim untuk pemutusan kontrak Kang Daniel.
Baca juga: Kang Daniel Menang Gugatan Atas YouTuber Sojang, Bakal Terima Ganti Rugi 300 Juta
Laporan Dispatch menyebutkan bahwa Kang Daniel mengenalkan ‘Seol’ kepada LM Entertainment di awal tahun ini. Lalu ‘Seol’ menjabarkan proposal bisnis luar negeri. Konflik dimulai saat ‘Seol’ bertemu LM Entertainment sebagai perwakilan legal Kang Daniel pada 31 Januari dan menanyakan kontrak eksklusifnya.Kang Daniel diketahui sudah menandatangani kontrak eksklusif bersama LM Entertainment sejak 2 Februari 2018, dan mulai berlaku pada 2 Februari 2019 setelah resmi menyelesaikan kegiatan bersama Wanna One. Serta sehari sebelum pengajuan pembatalan kontrak.
Berdasarkan keterangan pengacara Kang Daniel dari firma hokum Yulchon, LM Entertainment tidak membayar sang artis sebesar 50 juta won (627 juta rupiah) sebagai janji sudah menandatangani kontrak. Namun dibantah oleh LM Entertainment yang menyerahkan bukti sudah membayar Kang Daniel sejumlah 48,35 juta won (606 juta rupiah) pada 14 April 2018. Kekurangan jumlah dikarenakan adanya pajak 3,3 persen.
Poin tuntutan pembatalan kontrak lainnya adalah karena LM Entertainment terdaftar sebagai bisnis perencanaan budaya populer pada 7 Februari 2019, yang berarti belum terdaftar pada saat penandatanganan kontrak di mana melanggar klausa pertama Pasal 13 dalam kontrak.
(mth)