DREAMERS.ID - Tidak sedikit kejadian warga menemukan jenazah yang menjadi korban bencana massal seperti pengeboman, bencana alam, kecelakaan atau lainnya. Padahal, tidak disarankan untuk coba-coba mengevaluasi korban sendiri.
Meski tujuannya untuk membantu, tapi tetap lebih baik menyerahkan hal tersebut pada ahlinya atau pada pihak berwajib. Hal ini dijelaskan oleh ahli forensik jika menjadi saksi dan menemukan jenazah atau potongan tubuh jenazah.
Melansir Detik, dr Mohammad Ardhian Syaifuddin, SpF mengatakan sebaiknya melaporkan dulu ke pihak yang wajib demi menghindari mengintervensi tempat kejadian perkara (TKP) dan biarkan tetap dalam kondisi seperti awal ditemukan.
"Biarkan orang-orang yang ahli yang mengevakuasi," tuturnya.
Karena setiap jenazah, baik utuh atau pun tidak nantinya akan dicatat oleh pihak BASARNAS terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke kantong. Sehingga ia menegaskan untuk saksi bencana yang termasuk awam jangan sampai memindahkan korban.
Hal yang sama disampaikan oleh dr Oktaviana Safitry dari tim Disaster Victim Identification (DVI) yang mencontohkan ketika dirinya terlibat dalam identifikasi Tragedi Bom Bali 2002 di mana banyak sekali jenazah tak utuh berceceran dan saksi yang heboh. Namun sangat diutamakan bagi yang menemukan jenazah secepat mungkin melaporkan ke pihak berwajib untuk ditangani.
"Kita sebagai orang Indonesia yang bawaannya pengen bantu gitu ya, kalau memang (menemukan korban yang) sudah meninggal ya jangan diapa-apain. Kalau misalnya masih hidup ya kita harus tolong," terang dr Oktaviana.
Namun bukan berarti diam saja dan tidak ada hal yang bisa dilakukan jika kita menjadi saksi bencana massal semacam itu. Ia menuturkan, kita bisa memotret korban untuk sesegera mungkin dilaporkan.
"Kalau memang kita bisa memotret ya, foto. Foto sedapetnya. Kalau memang nggak bisa juga ya setidaknya kita tidak mengganggu TKP-nya. Jangan mengintervensi. Kita foto apa adanya, kita lapor apa adanya," tandasnya.
(rei)