DREAMERS.ID - Kanker serviks telah menjadi momok yang mengerikan bagi kaum hawa di banyak negara, termasuk Indonesia dan menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi. Namun di Australia, penyakit ini justru telah perlahan-lahan menghilang bahkan Australia dikabarkan bakal menjadi negara pertama yang bebas dari kanker serviks.
Menurut data Globocan 2008 dan 2012 untuk wilayah Indonesia terlihat bahwa kasus kanker yang biasanya menyerang bagian leher rahim wanita ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan saat ini Indonesia menjadi negara dengan kasus kanker serviks tertinggi di Asia, dan lebih dari 50 persennya meninggal dunia.
Meski begitu, kanker serviks terbukti bisa dihilangkan. Contohnya bisa dilihat dari negara Australia. Negara ini diprediksi sukses mengeliminasi kanker serviks berkat program vaksinasi dan pemeriksaan dini secara nasional yang digalakkan. Menurut laporan terbaru, Australia kini berada di jalan yang tepat untuk bebas dari kanker serviks pada 2028. Bebas dari kanker serviks artinya sebuah negara hanya memiliki maksimal empat kasus baru per 100 ribu wanita setiap tahunnya.
Baca juga: Latihan Fisik Para Artis Korea yang Bisa Kamu Tiru untuk Tetap Bugar
Kini di Australia tercatat hanya ada tujuh kasus kanker serviks per 100 ribu wanita. Lewat penelitian itu, kasus kanker serviks di Australia terus menunjukkan penurunan. Diprediksi, pada tahun 2022 mendatang, kanker serviks akan dikategorikan sebagai penyakit langka dengan hanya enam kasus baru per 100 ribu perempuan. Lalu pada tahun 2034 kematian akibat kanker serviks menjadi satu per 100 ribu wanita.Tentu saja hal itu bisa terwujud jika Australia terus menggalakkan pemeriksaan dini dan memperluas cakupan vaksin HPV. FYI, Australia adalah salah satu negara pertama yang memperkenalkan program vaksinasi Human papillomavirus (HPV), virus penyebab kanker serviks, kepada anak perempuan pada 2007. Sejak itu, negara ini terus mengembangkan cakupan vaksinasi, tidak hanya untuk perempuan tetapi juga laki-laki.
Melansir Woman Talk, di Indonesia sendiri memang sudah mulai melakukan vaksinasi HPV dan juga pemeriksaan dini kepada masyarakat. Namun, cakupannya masih sangat terbatas sehingga tidak semua kasus kanker serviks dapat ditangani dengan baik.
(fzh)