DREAMERS.ID - Ekkapol Chantawong adalah asisten pelatih tim sepak bola anak Thailand sekaligus sosok pahlawan dalam kejadian dramatis penyelamatan anak-anak yang terjebak dalam gua.
Ia bersama dengan pelatih serta 12 anak tejebak dalam gua Tham Luang, sejak 23 Juni lalu dan berhasil di keluarkan secara bertahap pada 7 Juli. Ekkapol pernah belajar menjadi biksu dan diketahui termasuk orang yang tidak memiliki kewarganegaraan alias tidak punya negara.
"Dia tidak punya kewarganegaraan. Dia tidak punya negara," kata Nopparat
Ia dianggap sebagai sosok penjaga anak-anak berusia 11-16 tahun disaat mereka terjebak dan dalam keadan sulit di dalam gua.
Kerluarga korban bersama dengan warga yang berkumpul disekitar gua untuk menyambut Ekkapol keluar dari gua pada tahap akhir. Ekappol disambut dan dianggap sebagi sosok yang dewasa, bersahaja, setia, dan bertanggung jawab atas tugasnya.
"Dari semua orangtua, tolong jaga semua anak-anak. Jangan salahkan dirimu," begitu bunyi tulisan sebuah surat dari keluarga para bocah itu pada 7 Juli lalu dilansir dari merdeka.
Pria 25 tahun inipun menulis permohonan maaf kepada para orangtua dengan mengatakan dia 'berjanji akan menjaga baik-baik anak-anak itu'. Kalimat itu membuat warga dan masyarakat Thailand tersentuh atas pesan yang di tulis oleh Ekkapol, yang pada saat itu ia belum secara resmi menjadi bagian dari masyarakat Thailand.
Dilansir dari Merdeka, Badan PBB urusan pengungsi UNHCR mengatakan di Thailand ada sekitar 480 ribu orang tanpa status warga negara. Kebanyakan mereka berasal dari suku-suku di pegunungan dan kelompok etnis yang selama berabad-abad sudah mendiami Mae Sai, jantung dari daerah Segi Tiga Emas, kawasan membelah wilayah Thailand, Myanmar, Laos, dan China.
Ekkapol dan tiga anak didiknya termasuk dari orang tanpa status warga negara, kata Nopparat Khanthavong kepada kantor berita AFP.
"Harapan terbesar anak-anak itu adalah mendapat kewarganegaraan. Di masa lalu anak-anak ini menghadapi masalah ketika harus bermain di luar Chiang Rai," kata Nopparat, seperti dilansir the Straits Times, Rabu (11/7).
Mereka dilarang bermain di luar wilayah karena status mereka tidak jelas. Dan orang tanpa status warga negara dia tidak bisa mendapatkan sertifikat kepelatihan. Mereka mendapat undangan dari klub Manchester United melawan inggris, namum mereka tidak bisa memenuhi undangan tersebut dikarenakan masalah paspor.
"Mereka juga tidak bisa jadi pemain sepak bola profesional karena tidak punya status kewarganegaraan yang jelas," kata Nopparat. Kini proses untuk memberikan status kewarganegaraan bagi mereka sudah dilakukan. Ada peluang kasus ini bisa membuat kebijakan pemerintah Thailand berubah.
"Peristiwa ini bisa menjadi sinyal peringatan bagi Thailand untuk memberikan status warga negara," kata Pornpen Khongkachonkiet dari Amnesty International Thailand.
(fdc)