DREAMERS.ID - Gunung Anak Krakatau erupsi setinggi 1.000 meter dan langsung berubah status menjadi waspada pada Senin (25/6) sekitar pukul 07.14. Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pun melaporkan, Gunung Anak Krakatau melontarkan abu vulkanik dan pasir.
Namun melansir Tribunnews, tidak ada yang harus dikhawatirkan dari fenomena alam ini. Karena menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, erupsi itu tidak membahayakan penerbangan mau pun pesawat terbang.
Erupsi juga tidak membahayakan warga selama berada di luar radius 1 kilometer dari puncak kawah. Termasuk pula tidak membahayakan pelayaran di Selat Sunda. Namun status level 2 alias Waspada diberikan berarti aktivitas vulkanik berada di atas normal sehingga erupsi bisa terjadi kapan saja.
Baca juga: Sempat Disebut Asteroid Lewati Bumi, Ternyata Pos Gunung Gede dan Salak Dengar Suara Keras
"Erupsi Gunung Anak Krakatau adalah hal yang biasa. Gunung ini masih aktif untuk tumbuh besar dan tinggi dengan melakukan erupsi," tuturnya.Gunung Anak Krakatau ini sendiri pertama kali muncul dari permukaan laut pada tahun 1927 dan rata-rata bertambah tinggi 4-6 meter per tahunnya. Energi erupsi yang dikeluarkan pun juga tidak besar.
Sehingga diprediksi sangat kecil sekali peluang terjadi letusan besar seperti yang terjadi pada Gunung Krakatau yang dahsyat pada tahun 1883. "Bahkan beberapa ahli mengatakan tidak mungkin untuk saat ini. Jadi tidak perlu dikhawatirkan," bebernya mengutip Tribunnews.
(rei)