DREAMERS.ID - Banjir kiriman yang menimpa Jakarta bulan ini, mengingatkan kita akan program normalisasi sungai Ciliwung. Normalisasi sendiri merupakan program Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) yang gencar dilakukan pada era kepemimpinan sebelum Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Kini, Gubernur DKI Jakarta dan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu sama-sama ditanya sikap mereka terhadap program normalisasi.
Saat ditanya, Anies masih enggan mengungkapkan rencananya detail. Hanya saja, ia tidak menggunakan istilah normalisasi, melainkan naturalisasi sebagai program mengurangi banjir. "Salah satunya (solusi) ada soal naturalisasi sungai. Bagaimana sungai itu bisa mengelola air dengan baik, bagaimana mengamankan air tidak melimpah, tetapi juga ekosistem sungai dipertahankan," kata Anies, mengutip Kompas, Rabu (7/2).
Namun belum diketahui apakah konsep naturalisasi yang disampaikan Anies sama dengan normalisasi sungai. Berbeda dengan Anies, Sandiaga tetap menggunakan istilah normalisasi sungai. Ia membenarkan pemerintah akan tetap melanjutkan program itu. Namun, normalisasi yang disampaikan Sandiaga terkesan bersyarat.
Baca juga: Pertama Kali dalam 20 Tahun, Lokasi Wisata Pulau Nami Terendam Banjir
Dalam hal ini, tugas Pemprov DKI adalah membantu BBWSCC membebaskan lahan. Pembebasan lahan diprioritaskan di tempat yang akan dinormalisasi BBWSCC. Hal itu membuat pembebasan lahan yang dilakukan Pemprov DKI menjadi lebih efektif. Kini, kata Sandiaga, normalisasi dan pembebasan lahannya dikerjakan sesuai keinginan warga.Sandiaga ingin menyesuaikan program itu dengan kesiapan warga. Jika warga sudah siap dipindah, maka Pemprov DKI baru akan melakukan pembebasan lahan. "Ya, akan ada (normalisasi) di tempat tertentu tergantung antisipasi dan keinginan dari masyarakat," katanya.
Normalisasi Sungai Ciliwung sudah dimulai pada kepemimpinan Gubernur Joko Widodo. Banjir besar 2012 membuat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bersama Pemprov DKI menormalisasi sungai tersebut.
Proyek normalisasi terbentang dari jembatan Jalan TB Simatupang hingga pintu air Manggarai yang diduduki warga dengan membangun banyak permukiman. Hingga 2017, titik yang baru dikerjakan adalah Kampung Pulo, Bukit Duri, Bidara Cina, dan Cawang Pulo.
(fzh)