DREAMERS.ID -Wakil Sejken DPP Partai Demokrat Rachland Nashidik bereaksi saat mengetahui pernyataan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Kala itu, Hasto menyebut partainya berbeda dengan partai lain yang selalu mengeluh karena kerap diintervensi.
"Politik adalah keyakinan. Partai ini (PDI-P) tidak pernah mengeluh, melodramatik, seolah ada intervensi dari kekuasaan. Berbeda dengan di sana yang sedikit-sedikit mengeluh," ucap Hasto yang kala itu tak menyebut siapa pihak yang dimaksudnya suka mengeluh, Kamis (4/1),
Rachland Nashidik lantas mengatakan kalau ucapan Hasto sangat kenanak-kanakan dan tak pantas menjadi juru bicara politik partai PDI-P karena ucapannya bisa mempermalukan partai berlambang banteng tersebut.
"Hasto Kristiyanto adalah populis gadungan yang kekanak-kanakan. Lewat pernyataan-pernyataan reaksionernya, ia (Hasto) sedang membawa PDI-P ke dalam petualangan yang mempermalukan diri sendiri," kata Rachland melalui pesan singkatnya seperti melansir Kompas, Jumat (5/1).
Baca juga: Ibas Waketum Sampai Ada Anak Ma'ruf Amin, AHY Umumkan Struktur DPP Demokrat 2020-2025
Penyataan Hasto yang mengungkit insiden penyerangan yang terjadi di kantor DPP PDI-P di Menteng, dan membuat partainya tak mengeluh juga mendapat kritikan. Rachland mengatakan kalau kejadian masa lalu itu tak sesuai jika dikaitkan dengan era sekarang."Hasto benar, partainya pernah mengalami opresi di masa lalu yang berujung pada skandal perampasan kantor PDI-P, 27 Juli 1996. Tetapi, menggunakan sejarah opresi yang dialami PDI-P di masa lalu untuk membenarkan opresi pada partai lain di masa kini adalah sesat dan keji," jelas Rachland.
Lebih lanjut, kader Demokrat ini menyindir Hasto dengan mengungkit keberadaan kader PDI-P itu saat insiden penyerangan terjadi 27 Juli silam. "Apakah ia (Hasto) berada bersama para aktivis partai, mahasiswa, dan warga yang bahu-membahu melawan serangan ataukah asyik mengurusi kariernya sendiri di PT Rekayasa Industri?" beber Rachland.
Rachland juga mengulik era kepemimpinan Megawati yang kala itu dua tokoh meregang nyawa. "Partai yang sebenarnya perlu lebih keras membuktikan komitmennya pada kebebasan demokratik dan penegakkan hukum. Rakyat tak akan lupa. Semasa Megawati Soekarnoputri (menjabat) Presiden, terjadi pembunuhan pada Munir dan Theys Eluay," pungkasnya.
(dits)