DREAMERS.ID - Jagat Twitter sempat dihebohkan beberapa waktu lalu oleh Donald Trump. Bukan karena tweet kontroversialnya yang biasa diunggah, namun karena akun yang terverifikasi itu sempat menghilang atau dinonaktifkan oleh pihak Twitter sendiri.
Setelah diusut, pelakunya ternyata adalah mantan pegawai Twitter yang kebetulan saat itu hari terakhir bekerja. Muncul spekulasi liar soal motif dan siapa karyawan itu sebenarnya, kini sang pelaku buka suara terkait hal yang dilakukannya.
Melansir CNN, pelaku bernama Bahtiyar Duysak, warga negara Jerman yang diketahui tidak mendapat sanksi dari pihak Twitter. Duysak pun mengaku ia tidak melanggar peraturan apa pun dan tidak bersalah.
Baca juga: Angka Fantastis Dari Penggalangan Dana Fans Taylor Swift Untuk Capres AS Kamala Harris
"Saya tidak meretas siapapun. Saya tidak melakukan hal-hal diluar tanggung jawab saya...Saya tidak melanggar aturan apapun," terang Duysak dalam pernyataaannya kepada TechCrunch minggu lalu.Kronologinya pada saat kejadian, Duysak menerima laporan seseorang mengadukan akun Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan ia memilih untuk menonaktifkan akun @realdonaldtrump tersebut. Beberapa jam kemudian ia didatangi oleh seorang wanita yang menanyakan kaitan Duysak dengan akun tersebut. Ia pun melihat berita dan terkejut dengan apa yang terjadi.
Meski ia tidak merasa bersalah atau melanggar peraturan apapun, ia tetap mengakui kejadian tersebut sebagai sebuah kesalahan dan tidak menyangka bahwa apa yang ia lakukan di hari terakhirnya bekerja memberi dampak besar.
Duysak sendiri bekerja di divisi Kepercayaan dan Keamanan untuk kontraktor Pro Unlimited, di Twitter. Ia juga bekerja untuk Google dan Youtube. Sehari-harinya, Duysak bertugas menindaklanjuti laporan pengaduan atas kekerasan dan kelakuan buruk lainnya yang muncul di Twitter. Salah satunya adalah menonaktifkan akun yang dilaporkan netizen lain.
(rei)