DREAMERS.ID - Wakil Presiden Jusuf Kalla yang hari ini genap berusia 75 tahun sempat membuat pernyataan kontroversial yang dikritik publik saat kunjungannya ke Ambon beberapa waktu lalu. Protes yang merebak di sosial media itu mempermasalahkan kalimat JK yang menyebutkan keturunan Tionghoa lebih kuasai bisnis dari pada umat Islam.
Hal ini sempat menimbulkan kekecewaan masyarakat dan netizen dunia maya karena selain isu sensitif, kapasitas JK sebagai seorang wapres pun dipertanyakan untuk mengungkapkan pernyataan semacam itu.
"Pertama saya tidak baca (serangan di media sosial), saya tidak pernah baca. Jadi, saya tidak pernah merasa diserang," kata JK melansir Berita Satu.
JK pun menjelaskan jika pernyataan tersebut hanya dimaksudkan untuk peringatan jika kesenjangan ekonomi di Indonesia sudah cukup memprihatinkan. Hal ini juga menurutnya dikarenakan adanya perbedaan agama antara si kaya dan si miskin.
Baca juga: JK Resmi Dukung AMIN, Apa Respon Ganjar dan Prabowo?
"Lihat saja apa yang terjadi sebelumnya. Itu isu selalu saja. Itu isu yang suka terjadi. Tidak tahu juga kenapa, saya tidak peduli juga karena kalau di Makassar itu semua Tiongkok itu teman saya. Orang yang paling dekat dengan saya orang keturunan. Sofjan (Wanandi) pagi-sore, siang-malam sama-sama saya," jelasnya.JK menyebutkan jika sebagian orang kaya adalah mereka yang beragama Konghuchu maupun Nasrani. Sedangkan mereka yang miskin didominasi oleh penganut Islam dan sebagian Nasrani. Karena itu, wapres memotivasi agar kesenjangan tersebut teratasi.
"Ketidakadilan juga disebabkan karena kesenjangan. Banyak hal yang telah dilakukan, seperti memberikan kesehatan, klinik murah, dan lain-lain. Tapi itu tidak cukup untuk menutupi ketidakadilan. Harus ada langkah bersama dalam penegakan keadilan," kata JK.
Pernyataannya yang dinilai kontroversial itu disebutnya tak lain untuk memotivasi umat Islam untuk jadi pengusaha. Karena disampaikan JK, 10 pengusaha di Indonesia hanya satu orang yang muslim.
(rei)