DREAMERS.ID - Setelah menghadiri Indonesia-Korea Bussines Summit, Presiden Jokowi bertemu dengan para pimpinan lembaga negara. Pertemuan itu membahas tantangan global dan mengatasi masalah kesenjangan dalam masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mengungkapkan informasi yang diterimanya cukup miris dan telah jadi ‘budaya’ di tengah masyarakat. Yaitu konsumsi rumah tangga keluarga miskin yang lebih memilih untuk membeli rokok.
"Informasi yang saya terima, rokok menempati peringkat dua konsumsi rumah tangga miskin, keluarga miskin lebih memilih belanja rokok daripada belanja makanan bergizi," kata Presiden Jokowi dalam rapat kabinet terbatas
Baca juga: Resmi, Menhan Prabowo Sandang Bintang 4 Di Pundaknya
Masalah ini pelik karena ada dua hal yang harus diperhatikan dalam hal pertembakauan. Yaitu kesehatan keluarga dan kepentingan generasi bangsa serta masa depan anak-anak dari paparan rokok. Namun hal itu juga harus memperhatikan kesejahteraan dan kelangsungan hidup para petani tembakau."Juga 4,2 kali lebih besar dari pengeluaran untuk beli daging, 4,4 kali lebih besar dari pengeluaran untuk biaya pendidikan dan 3,3 kali lebih besar dari biaya kesehatan," kata Presiden. "Ini juga penting, kemudian pekerja pertembakauan yang hidupnya sangat tergantung pada industri hasil tembakau,"
Karena bagaimana pun, hal di atas berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa mendatang. Konsumsi produk tembakau dalam jumlah besar menyebabkan tingginya biaya kesehatan yang harus ditanggung masyarakat.
Namun presiden juga meminta laporan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman terkait langkah-langkah konkret yang telah dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani tembakau.
(rei)