DREAMERS.ID - Warga Bukit Duri sempat memenangkan gugatan dari Pengadilan Tata Usaha Negara soal surat peringatan yang dikeluarkan Pemerintah Kota Jakarta Selatan kepada mereka terkait penggusuran yang dilakukan Pemprov Jakarta.
Namun kini, warga Bukit Duri justru merasa bosan dengan banjir yang terus melanda daerahnya. Memang, tindakan Pemprov DKI untuk menggusur adalah normalisasi daerah agar tak lagi terkena banjir.
"Ibu mau kan kita relokasi ke rusun? Kita harus lakukan normalisasi sungai. Mau tidak mau rumah di sini harus dibongkar," kata Ahok saat mengunjungi lokasi banjir di Kelurahan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Senin kemarin.
Baca juga: Pertama Kali dalam 20 Tahun, Lokasi Wisata Pulau Nami Terendam Banjir
"Kalau rata semua warga dipindahkan dan rumah dibongkar, saya mau. Saya ikutan saja," kata Ida salah satu warga."Saya sih maunya dipindahkan ke rusun yang dekat sama sekolah anak. Kalau bisa ke Rusun Pasar Rumput. Kan deket itu. Dan saya setuju tuh Pak Ahok bilang kita mau dikontrakan dulu rumah sampai rusunnya jadi. Dikasih uang kontrakan," ujarnya.
Ida mengaku tangannya sempat patah karena membersihkan rumahnya dari dampak banjir. Tak hanya Ida, seorang warga bernama Rantiyah pun mengatakan bersedia direlokasi asalkan mendapat ganti rugi. Namun keduanya mengaku tak memiliki surat tanah, hanya rutin membayar Pajak Bumi dan Bangunan atau PBB setiap tahunnya.
Sebelumnya pada tanggal 15 Februari, Bukit Duri dilanda banjir setinggi 2 meter. Warga semakin bosan saat banjir kembali datang pada Senin dengan ketinggian 80 cm.
(rei)