DREAMERS.ID - Aksi damai yang akan dilakukan kembali oleh organisasi Front Pembela Islam (FPI) akan digelar 11 Februari mendatang. Sebagian pihak memintanya agar tidak dilakukan karena mendekati masa tenang sebelum hari pencoblosan Pilkada 2017.
Namun ternyata FPI memiliki alasan tersendiri mengapa memilih 11 Februari sebagai aksi damai tersebut. Hal ini dikonfirmasi oleh Sekjen Dewan Syuro FPI DKI Jakarta Habib Novel Chaidir Hasan Bamukmin.
Menurutnya, tanggal 11 Februari dipilih agar tidak mengganggu masa tenang jelang pilkada dan hari kerja karena jatuh pada hari Sabtu atau akhir pekan.
Baca juga: Habib Rizieq Ditahan Usai Jadi Tersangka Dua Kerumunan Acaranya
"Kami mengambil tanggal 11 karena itu bukan masa tenang, kita tahu tanggal 12, 13, 14 tiga hari sebelum pilkada masa tenang, maka kita ambil 11 Februari," ujar Novel melansir Suara."Kami ambil terakhirlah momen-momen hari Jumat kan sudah, kemudian, sebelum-sebelumnya, Jumat kan sudah, mau ngambil momen yang hari libur ya, mungkin mereka ini kan mungkin mereka Jumat kita kan alasannya mengganggu jalan hari kerja, ya kita coba ini hari Sabtu bukan hari kerja," kata dia.
Selain itu, Habib Novel menolak jika aksi damai nanti disebut demonstrasi, karena ia mengatakan 11 Februari nanti memiliki agenda jalan santai dan ajang silaturahim untuk aksi super damai yang ketiga kalinya dilakukan FPI dan ormas lain.
Jalan santai itu pun dilakukan dengan cara longmarch dari Bundaran Hotel Indonesia ke Monumen Nasional, Jakarta Pusat mulai jam 7 pagi hingga sebelum Zuhur. Meski belum dipastikan berapa jumlah peserta aksi, namun Novel menyakini tak akan sebanyak 2 aksi sebelumnya.
(rei)