DREAMERS.ID - Massa terlibat bentrok dengan petugas yang berjaga di Jalan Medan Merdeka Barat pasca demo menuntut Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terkait kasus dugaan penistaan agama. Padahal sebelumnya demo berjalan damai dan tertib hingga sore menjelang malam hari.
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Boy Rafli Amar menceritakan awal mula terjadinya bentrokan tersebut. Dikatakannya, massa mulai beringas justru saat akan dibubarkan kepolisian karena sebelumnya memang disepakati demo hanya sampai pukul 18.00 WIB.
"Setelah Salat Isya, kemudian terjadi dinamika yang tidak kita harapkan sebenarnya. Bentuk kekerasan jelang bentuk pembubaran," kata Boy dalam jumpa pers di Gedung Humas Mabes Polri, Sabtu (5/11), sambil kemudian memperlihatkan momen yang diambil saat bentrokan terjadi kemarin dan beberapa orang tampak memukuli petugas.
"Kita lihat seorang laki-laki menyerang dengan bambu runcing, botol, batu segala dilempar ke petugas, dan benda terlarang lainnya. Padahal kita minta tidak melakukan itu. Ini adalah hal-hal contoh kecil yang memprovokasi terus menerus. Jadi apakah ini bagian unjuk rasa disampaikan ulama, atau ada elemen lain yang datang untuk membuat kerusuhan?," katanya.
Beberapa saat kemudian, massa makin tak bisa dikendalikan. Dikatakannya, massa coba merusak barikade petugas polisi dan TNI yang berjaga. Melihat kondisi semakin tidak kondusif, sambungnya, petugas keamanan memutuskan mengambil langkah untuk membubarkan pendemo. Petugas kemudian melepaskan gas air mata ke arah massa.
Massa kemudian banyak yang berlarian, tapi sebagian masih ada yang coba melawan petugas dengan alat-alat yang ada. Meski berhasil dipukul mundur, massa melanjutkan dengan membakar kendaraan dinas kepolisian. Dikatakan Boy, total ada 21 kendaraan yang rusak.
Baca juga: Sari Roti Bantah Terlibat di Aksi Damai 212, Komentar Pro-Kontra Muncul di Netizen
Selain mobil dibakar, demo rusuh kemarin membuat kedua belah pihak terluka. “Massa yang dirawat di RS Budi Kemuliaan, 160 orang berkaitan gas air mata. Kalau anggota sekitar 100 orang, 79 kena gas air mata, lalu di RSPAD 22, TNI ada 5 orang, Damkar 1 orang," pungkasnya.