DREAMERS.ID - Begitu banyak usaha pemerintah dan masyarakat utuk menekan konsumsi rokok warganya. Mulai dari penyuluhan, hingga peraturan bungkus yang harus dibuat ‘sedemikian rupa’ untuk membuat perokok enggan membeli atau mengonsumsinya.
Dinilai belum efektif, harga rokok direncanakan untuk dinaikkan secara tak tanggung-tanggung, sebanyak 100% untuk mengurangi angka pembelian rokok. Namun dari beberapa pendapat pejabat dan produsen rokok membuat dilema menjadi besar.
Ketua DPR RI Ade Komarudin beserta jajarannya tentu menyambut baik wacana kenaikan harga rokok hingga dua kali lipat. Karena hal itu otomatis membuat penerimaan negara dari sektor cukai meningkat sehingga selain meningkatkan kadar kesehatan, bisa menolong APBN juga.
Namun hal berbeda (tentu) disampaikan oleh produsen rokok PT HM Sampoerna Tbk yang mengatakan jika isu harga rokok naik hanyalah omongan semata. Dilema yang terjadi adalah dengan sedikitnya konsumsi rokok, tentu pendapatan produsen juga menurun drastis yang menjadikan banyaknya pengangguran dari buruh pabrik.
Baca juga: Tidak Cuma Rokok, Sayuran Ini Juga Mengandung Nikotin
Mulai dari hulu ke hilirnya terkena dampak, petani tembakau hingga pedagang rokok eceran akan kesulitan mendapat uang. Melansir CNN, hal ini diperkirakan akan memberi peluang dan menguntungkan produsen rokok ilegal yang tentu saja tidak memberi keuntungan sama sekali untuk negara.Usaha ilegal tidak membayar cukai, sehingga mereka bisa menjual dengan harga yang super murah dan tentu akan lebih dipilih oleh masyarakat. Menurut laporan Tobacco Control Support Center Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, harga rokok di Indonesia sangat murah.
Data tahun 2013 itu menunjukkan jika harga rokok premium di Indonesia saja hanya Rp13 ribu per bungkus. Artinya, harga sebatang rokok hanya sekitar Rp813 saja. Harga ini membuat Indonesia memiliki harga rokok ketiga termurah di ASEAN setelah Kamboja dan Vietnam.
(rei)