DREAMERS.ID - Awal tahun lalu, aktris ‘The Avengers’ Scarlett Johansson memang telah mengkonfirmasi akan ambil peran utama film yang diadaptasi dari manga dan anime hits Jepang, ‘Ghost in The Shell’. Namun ternyata perjuangan pemeran Black Widow itu tidak mudah.
Karena para penggemar manga maupun anime film ini kecewa dengan pemilihan aktris yang memerankan mayor Motoko Kusanagi yang diperankan oleh Johansson. Mengingat karakter asli Motoko adalah orang Jepang alias Asia, fans menuntut bintang yang memerankan juga baiknya dari kalangan Asia.
Pemilihan bintang film yang terkesan ‘dipaksakan’ ini membuat isu rasis kembali memanas di dunia Hollywood. Sebelumnya, di film ‘Gods of Egypt’ yang notabene berlatar Mesir, pemerannya justru hampir semua berasal dari ras Kaukasia atau orang kulit putih. Ada juga Christian Bale memerankan Nabi Musa yang juga harusnya wajah Asia atau Mesir di film ‘Exodus: Gods and Kings’.
Pemilihan aktor yang tidak tepat ini memunculkan isu ‘whitewashed’ atau menyingkirkan semua ras selain kulit putih dalam budaya pop, dalam hal ini industri film. Itulah yang dituntut pada diri Scarlett Johansson.
Baca juga: Foto Anak Jokowi Bareng SHINee Hingga Resepsi Mewah Sandra Dewi, Jadi Berita Populer Minggu Ini
Karena itu muncul pilihan menggunakan teknik yang sedang tren di Hollywood, bernama Lola Visual Effects (VFX). Lola VFX ini mampu membuat seseorang jadi lebih gemuk, kurus, lebih tua atau bahkan muda. Teknik ini juga dilakukan di film ‘Curious Case of Benjamin Button’ pada Brad Pitt yang mengalami masa tua terbalik. Dan untuk melakukan teknik ini, sang aktor harus melakukan serangkaian tes.Belum dikonfirmasi apakah Scarlett Johansson akan dijadikan ‘lebih Asia’ untuk menjawab protes para fans komiknya atau tidak, namun beberapa rumor internal mengatakan jika Johansson telah melakukan tes Lola VFX itu.
Entah apa jadinya jika aktris film ‘Lucy’ itu memiliki penampilan Asia di ‘Ghost in The Shell’. Menurutmu, akan lebih menjawab protes fans atau justru lebih terkesan ‘dipaksakan’, Dreamers?
(rei)