Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
line official dreamers
facebook dreamers
twitter dreamer
instagram dreamers
youtube dreamers
google plus dreamers
Dreamland
>
Berita
>
Article
Paksa Buka Data Pelaku Penembakan, FBI VS Apple Langgar Privasi Atau Tanggung Jawab Keamanan?
01 Maret 2016 14:13 | 1229 hits

DREAMERS.ID - Tahun 2016 diawali dengan perseteruan dua ikon besar dunia, bedanya yang satu adalah lembaga federal Amerika FBI, sedangkan satu lagi adalah perusahaan teknologi raksasa Apple Inc. Masing-masing pihak merasa benar dan memiliki tanggung jawab besar yang berbeda.

Permasalahan dimulai saat FBI meminta Apple membuka enkripsi data dari handphone iPhone pelaku penembakan massal di San Bernardino, Syed Ridwan Farook yang menewaskan 16 orang Desember lalu.

Namun hal ini ditolak mentah-mentah oleh Apple yang merasa memiliki tanggung jawab untuk menjaga privasi pelanggan yang menggunakan produknya. Karena tidak semudah itu membuka data walau hanya bertujuan untuk satu handphone.

“Yang dipertaruhkan adalah keamanan data ratusan juta orang yang taat hukum dan menetapkan preseden berbahaya yang mengancam kebebasan bagi semua orang,” kata CEO Apple, Tim Cook melansir Reuters via CNN.


Pelaku penembakan massal San Bernardino (CNN)

Namun pihak FBI memiliki anggapan lain mengenai urgensi pengungkapan penyelidikan. Direktur FBI James Comey mengatakan ini bukan soal melanggar hukum, melainkan tentang “korban dan keadilan”.

“16 orang dibantai, banyak. Karena mereka memiliki kehidupan dan tubuh mereka yang hancur,” tulis Comey di blog hukum keamanan nasional Lawfare. “Kami berhutang kepada mereka soal penyelidikan menyeluruh dan profesional di bawah hukum. Itu yang terjadi dalam kasus ini”

Karena kasus ini, dunia terbagi dalam 2 opini yang membela Apple maupun FBI. Perusahaan teknologi lainnya, Google, mendukung keamanan dan privasi pengguna bersama Apple. Namun tidak sedikit yang menuntut Apple segera membuka data untuk keperluan penyelidikan FBI.

Calon kandidat Presiden Amerika Serikat, Donald Trump sempat mengancam untuk memboikot seluruh produk Apple jika tidak memenuhi permintaan FBI. Sedangkan perusahaan teknologi lainnya, McAfee, sesumbar mampu meretas sistem iPhone.

Kilas balik, 2 Desember tahun lalu, Farook dan sang istri Tashfeen Malik memberondong tembakan membabi buta di sebuah fasilitas disabilitas California dan memakan 16 korban jiwa. Sementara mereka ikut tewas dalam baku tembak melawan polisi.

(rei)

Komentar
RECENT ARTICLE
Advertise with Us
sales & marketing : sales@dreamers.id
enquiries : info@dreamers.id
Get Our Application for Free
MOST POPULAR
BACK TO DREAMLAND | TOP | View Desktop Version
CONTACT US
Dreamers.id
dreamersradio