DREAMERSRADIO.COM - Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia menyebabkan polusi udara yang mengganggu tidak hanya di tanah air, tapi juga sampai ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Bencana kabut asap yang terjadi tahun ini tercatat sebagai yang terparah. Emisi karbon yang dihasilkan dalam bencana itu diprediksi akan membuat Indonesia menempati posisi ketiga negara penyumbang polusi terbesar di seluruh dunia.
Melansir laman CNN Indonesia, masalah polusi ini akan dibicarakan dalam konferensi iklim PBB di Paris 30 November hingga 11 Desember mendatang. Indonesia yang berkomitmen memotong emisi hingga 29 persen pada 2030 diperkirakan akan gigit jari karena kebakaran hutan.
Lembaga World Resources Institute, WRI, mencatat, ada hampir 100 ribu kebakaran hutan yang terdeteksi di Indonesia pada tahun 2015. Jumlah ini jauh lebih banyak dibanding tahun 2006, yang merupakan pemegang rekor kebakaran selama setahun di Indonesia, tapi masih di bawah kebakaran tahun 1997-1998 yang disebut kebakaran hutan terparah yang pernah tercatat.
Menurut lembaga pemantau hutan, Global Forest Watch, kebakaran hutan yang terjadi beberapa pekan terakhir di Indonesia telah mengganggu sistem iklim global. Kebakaran lahan gambut di Sumatera dan Kalimantan melepaskan karbondioksida yang merupakan polutan penyebab pemanasan global ke atmosfer.
Data dari peneliti di Fakultas Ilmu Bumi Vrije Universiteit Amsterdam, Guido Van der Werf berdasarkan analisa harian menggunakan data dari NASA yang dipublikasi di situs WRI, menyebutkan bahwa kebakaran hutan Indonesia tahun ini telah melepaskan sekitar 1 miliar ton karbondioksida ke udara, lebih besar dari rata-rata pengeluaran emisi tahunan Jerman.
Baca juga: Indonesia Masuk 5 Besar Negara Penyumbang Kematian Akibat Polusi
Sebagai perbandingan, emisi tahunan total Jepang sebagai negara ke-lima penghasil polusi karbon sekitar 1,3 miliar ton. Sementara India, 2,5 miliar ton, berdasarkan data Carbon Atlas terakhir tahun 2013.Bahkan, emisi dari kebakaran hutan di Indonesia berdasarkan data WRI telah menyamai AS. Indonesia sebelumnya memang telah masuk 10 besar negara penghasil polusi karbon global. "Sejak September, emisi harian dari kebakaran di Indonesia melampaui emisi harian dari seluruh perekonomian AS dalam 26 hari," tulis WRI.
Lahan gambut merupakan gudang cadangan karbondioksida yang kebanyakan berada di tanah jenuh sehingga tidak bisa menyimpan air di porinya. Pembakaran gambut dianggap cara paling murah untuk membuka lahan untuk perkebunan, ketimbang menggunakan alat berat.
Jika dibakar, lahan ini melepaskan karbondioksida ke udara, menyebabkan penumpukan di atmosfer, berujung pada terciptanya pemanasan global. Pembakaran hutan juga menyebabkan rusaknya habitat alami satwa langka, seperti orangutan.
Kebakaran hutan diperparah oleh El Nino yang diperkirakan masih akan bertahan beberapa bulan lagi. "Seberapa besar emisi yang dikeluarkan tergantung pada seberapa lama El Nino menyebabkan tertundanya musim penghujan. Perkiraan saya, kita telah menjalani separuh dari musim kebakaran," kata Van der Werf, dikutip dari Strait Times.
(fzh)