Nasib memilukan dialami pesepakbola asal Paraguay, Diego Mendieta. Selama hidupnya, pemain Persis Solo ini disebutkan mengalami kesulitan ekonomi dan gajinya lebih dari Rp 100 juta tak dibayarkan. Bahkan hingga kini jenasahnya masih terkatung-katung di rumah sakit.
Sebelumnya dikabarkan kalau Medieta meninggal di RS Moewardi Solo sekitar 23.30 WIB. Namun hingga kini jenasah masih di kamar mayat. Tidak ada kejelasan apakah jenasah akan dikirim ke tanah airnya di Paraguay atau dimakamkan di Indonesia.
Hal yang cukup menyulitkan, tidak diketahui agen yang membawa dan mendampingi Mendieta selama di Indonesia. Tim medis tak bisa menjawab saat ditanya nasib jenazah. Mereka hanya bisa menunggu. Sementara Walikota Surakarta Hadi Rudyatmo tidak bisa memastikan soal pemulangan jenazah.
“Seharusnya PSSI yang menangani,” tutur Walikota.
Mengenai biaya administrasi, Rudy, sapaan akrab Hadi Rudyatmo, mengaku telah meminta Direktur RS dr Moewardi untuk mencatatnya.
“Semua biaya perawatan termasuk peti janazah dan kebutuhan lain, saya tanggung dari kocek pribadi saya. Untuk biaya pemulangan seharusnya PSSI yang menyelesaikan. Pemulangan ini kan butuh penanganan khusus, karena perjalanannya 24 jam,” terangnya.
Mendieta yang bernama lengkap Diego Antonio Mendieta Romero tinggal sendiri di Indonesia. Istri dan tiga anaknya menetap di Paraguay. Selama di Solo ia tinggal disebuah kontrakan. Ia mengaku gajinya lebih dari Rp 100 juta belum dibayar, sedangkan klub terakhirnya Persis Solo bubar pada awal 2011 lalu.
Share 
