DREAMERSRADIO.COM - Reaksi rasisme kembali terjadi di Amerika Serikat. Seorang remaja muslim bernama Ahmed Mohamed diinterogasi polisi karena kedapatan membawa jam rakitan miliknya ke sekolahnya, MacArthur High School, Irving, Texas, Amerika yang disangka bom.
Ahmed termasuk anak jenius dan tertarik pada dunia mesin. Ia membawa jam rakitannya itu untuk ditunjukkan pada guru teknik mesinnya. Walau sang guru sudah mengingatkan agar mesin itu tidak terlihat oleh orang lain, entah bagaimana guru bahasa Inggris melihatnya.
Tak lama Ahmed dipanggil oleh kepala sekolah dan diinterogasi oleh polisi di sebuah ruangan. Polisi menuduhnya mesin itu adalah bom rakitan yang berkedok jam, namun Ahmed bersikeras menyanggahnya.
"Kami tidak memiliki informasi bahwa ia mengklaim itu adalah bom," ujar salah satu polisi menurut laman CNN. "Dia terus mempertahankan itu jam, tapi tidak ada penjelasan yang lebih luas (bahwa itu jam, bukan bom)."
Baca juga: Keluarga Remaja Muslim yang Jam Rakitannya Dikira Bom Tuntut Rp 205 Miliar!
Insiden yang dianggap rasisme dan islamophobia ini menjadi viral di internet terutama media sosial Twitter. Dukungan melalui hashtag #IStandWithAhmed pun mengalir deras setelah disinggung sebanyak 50.000 kali.Pengguna Twitter Wajahat Ali, @WajahatAli menulis, "Sebagian besar anak-anak yang membuat jam dalam waktu 20 menit akan disambut sebagai Jimmy Neutron. Anak Muslim? Berpotensi membuat bom. Sedih. #IStandWithAhmed."
Ahmed pun mendapat hukuman skors selama 3 hari. Dewan hubungan Amerika-Islam juga mengatakan mereka tengah menyelidiki kasus ini.
(rei)