Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
line official dreamers
facebook dreamers
twitter dreamer
instagram dreamers
youtube dreamers
google plus dreamers
Dreamland
>
Berita
>
Article
Minoritas Paling Teraniaya Di Dunia, Kuburan Massal Muslim Rohingya Ditemukan
03 Mei 2015 08:00 | 2996 hits

DREAMERSRADIO.COM - Seorang WN Malaysia secara kebetulan menemukan kuburan massal Muslim Rohingya korban perdagangan manusia di Distrik Sadao, Propinsi Songkhla, selatan Thailand.

Kantor berita Anadolu memberitakan kuburan massal berisi 32 mayat, dan terletak tidak jauh dari perbatasan Malaysia-Thailand. Kolonel Polisi Wirasan Tampian, dari Distrik Sadao, mengatakan polisi patroli perbatasan dan petugas penyelamat menggali kuburan dan memindahkan seluruh mayat untuk identifikasi.

"Ketika tim gabungan tiba, mereka menemukan satu Muslim Rohingya sekarat di lokasi itu," ujar Wirasan.

Polisi menyisir kawasan sekitar dengan harapan menemukan kuburan massal Muslim Rohingya lain. Sedangkan tim forensik masih terus bekerja untuk menemukan bukti penyebab kematian.

Bangkok Post, mengutip sejumlah sumber, memberitakan Muslim Rohingya itu tampaknya mati kelaparan atau terkena penyakit akibat sekian lama menunggu orang yang bersedia membelinya dan menyelundupkan ke Malaysia. Jaringan perdagangan manusia Thailand diduga bertangung jawab atas semua ini.

Baca juga: Angkatan Militer Korsel Luncurkan Menu Makanan Khusus Tentara Muslim

Selama menunggu nasib baik dari warga Malaysia, mereka diduga tidak diberi makan. Muslim Rohingya adalah minoritas paling tertindas di dunia. Mereka lari dari Myanmar dengan kapal reot, dengan mambayar mahal. Banyak dari mereka tewas di laut, dan yang beruntung terdampar di negara-negara Asia Tenggara.


Tim SAR mengangkut jenazah muslim Rohingya dari camp perdagangan manusia (Hrw.org)

Jaringan perdagangan manusia menampung mereka di perbatasan Thailand-Malaysia, dengan harapan ada yang menyelundupkan ke negeri jiran. Para gangster memaksa mereka bekerja di dalam hutan, sampai keluaga mereka kembali dengan uang tebusan.

Jenderal Polisi Aek Angsananont mengatakan penampungan sementara, dengan kantin dan kamar tidur, terletak hanya 300 meter di utara negara bagian Perlis, Malaysia. "Lokasi ini membantu pedagang manusia mengangkut migran, dan sulit bagi petugas menangkap mereka," ujar Angsananont.

Philip Robertson, wakil direktur Human Rights Watch di Asia, mengatakan tidak terkejut dengan penemuan kuburan massal itu.

"Masalahnya adalah apa yang pemerintah Thailand lakukan selama ini," ujarnya. "Mereka menutup mata terhadap perdagangan manusia yang dilakukan warganya." Ia berharap temuan ini menyadarkan semua pihak betapa keji tindakan pedagang manusia, dengan korbannya adalah minoritas paling teraniaya di muka bumi. 

Source:
Komentar
RECENT ARTICLE
Advertise with Us
sales & marketing : sales@dreamers.id
enquiries : info@dreamers.id
Get Our Application for Free
MOST POPULAR
BACK TO DREAMLAND | TOP | View Desktop Version
CONTACT US
Dreamers.id
dreamersradio