DREAMERS.ID - Sudah lewat 24 jam Israel melancarkan serangkaian serangan mematikan di udara Lebanon. Ratusan warga tewas, tidak sedikit yang terluka dan ribuan orang mengungsi. Serangan Israel ini bahkan disebut sebagai bagian dari ‘fase baru’ perang di Gaza.
Melansir CNBC Indonesia, tentara zionis mengatakan sudah menerang lebih dari 1.000 target di Lebanon dan mengklaim jika target tersebut adalah benteng Hizbullah atau fasilitas militer yang ditempatkan di rumah-rumah warga sebagai kamuflase.
Israel mengatakan jika mereka melakukan serangan ke Hizbullah agar bisa mengembalikan warganya yang mengungsi ke utara. Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengumumkan pengerahan kembali ‘pasukan, sumber daya, dan energi’ ke wilayah utara dan Hizbullah saat perang memasuki ‘fase baru’, yang tampaknya menyiratkan bahwa perang di Gaza telah berakhir.
Kata Gallant lagi, serangan ini adalah bagian dari Upaya memulangkan 65.000 warga Israel untuk dievakuasi pada hari-hari awal konflik untuk mengantisipasi serangan Hizbullah terhadap rumah-rumah mereka di dekat perbatasan Lebanon.
Nyatanya, serangan besar Hizbullah itu tidak pernah terjadi. Namun Israel dan Hizbullah telah mempertahankan baku tembak yang stabil di perbatasan Selatan Lebanon sejak Oktober 2023. Hizbullah sudah berjanji untuk terus menyerang sampai Israel mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan sekutu kelompok itu, Hamas, di Gaza.
Juru bicara militer Israel tidak mengesampingkan kemungkinan invasi darat ke Lebanon dengan mengatakan, “Kami akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk membawa pulang semua warga negara kami ke perbatasan utara dengan selamat."
Fyi, Pernyataan ini disebut terkait dengan serangan pager pekan lalu. Pada tanggal 17 September, sehari sebelum pengumuman "fase baru" Gallant, ratusan pager milik anggota Hizbullah diledakkan dalam sebuah serangan yang diyakini dilakukan oleh Israel. Keesokan harinya, serangan lain menghantam radio walkie-talkie Hizbullah. Kedua serangan tersebut menewaskan 37 orang, termasuk dua anak-anak, dan melukai serta melumpuhkan ribuan lainnya.
Aliansi Hizbullah-Israel ini bisa jadi sangat membahayakan karena dapat menarik negara lain terseret ke dalam konflik. Sekutu Israel, Amerika Serikat mengatakan akan mengerahkan pasukan tambahan ke daerah tersebut tanpa menyebutkan berapa banyak dan apa tujuannya. AS sendiri memiliki sekitar 40.000 tentara di wilayah itu.
(rei)