DREAMERS.ID - Penurunan permukaan tanah di Ibu Kota Jakarta terjadi setiap tahun, penyebabnya bukan hanya naiknya permukaan air laut. Namun lebih dari itu, akses air bersih yang tak mampu memenuhi kebutuhan membuat banyak masyarakat mengeksploitas air tanah untuk bertahan hidup.
Jakarta adalah salah satu di antara kota lain di banyak tempat di dunia yang diprediksi paling cepat tenggelam. Prediksi ini bahkan terlontar pada pidato Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. Ia bilang, Jakarta diprediksi tenggelam 10 tahun lagi.
Sementara, para peneliti dan para ahli memprediksi bahwa sebagian wilayah Jakarta akan tenggelam pada tahun 2050. Bibir pantai diprediksi akan mencapai ke area dekat Istana Negara, Jakarta Pusat.
Apa yang sudah dilakukan pemerintah setempat? Pemerintah membangun tanggul, padahal masalah terbesar adalah eksploitasi air tanah. Jika tak ada solusi yang terukur, prediksi Jakarta tenggelam bukan hanya mungkin menjadi kenyataan.
Baca juga: Jakarta Sudah Bukan Ibu Kota dan Alami Kekosongan Hukum Terkait Status Ibu Kota?
Sebagai contohnya Kampung Teko atau yang sekarang dikenal sebagai Kampung Apung. Tempat ini berada di Kelurahan Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat. Dulunya rumah-rumah ini berada di daratan, kini sudah berada di atas air.Melansir laporan Narasi Newsroom, tanah di Kampung Apung turun 25cm setiap tahunnya. Bahkan ada masjid yang kini hampir tenggelam dan sudah bertahun-tahun diisi oleh air laut, karena permukaan tanah di utara Jakarta yang turun.
Menurut pantauan Kemenetrian ESDM, di Jakarta Utara penurunan tanah signifikan terjadi di Pantai Indah Kapuk sekitar 7,44cm. Sedangkan di Jakarta Barat tepatnya di Hotel Ciputra sekitar 6,6cm.
Untuk daerah gambir, tanah turun 4,5cm setiap tahun dan tempat ini tidak jauh dengan Istana Negara. Penurunan muka tanah juga terjadi di Jakarta Timur sekitar 10,65cm dan Jakarta Selatan tepatnya di Lebak Bulus yaitu 10,5cm per tahun.
(rzlth)