CHAPTER 13 : CHAPTER 12
City Park
Sampai dibawah, Jonghyun merangkul Jieqiong , sesekali mengusap halus rambut yeojachingu nya tersebut, tawa mereka seolah memenuhi kepala Sejeong yang entah mengapa menjadi sensitif dengan hal tersebut.
“Jonghyun oppaa tunggu kami!!” Seongwoo dan Daniel berebut untuk turun dari Bus dengan gaya eleegan ala anak-anak wanita untuk menggoda Jonghyun. “Oppa tas ku berat sekali, oppa bawakan tas ini” Sambung Seongwoo. Karena ulah Seongwoo dan Daniel. Jonghyun dan Jieqiong jadi tak enak pergi lebih dulu, mereka menunggu Ongniel turun dari bus.
“Andwee.. Jonghyunnie naekkoya, Geuman hae Ong Seongwoo, Kang Daniel” Jieqiong melingkarkan tangan di pinggang Jonghyun, ia merajuk sebal, karena sejak pagi terus diledek oleh Daniel dan Seongwoo.
Daniel dan Seongwoo turun dari Bus, mereka berusaha menarik-narik Jonghyun agar Jieqiong semakin kesal. Jieiqong memeluk Jonghyun semakin erat “Andwee~~~~” Ucapnya memanja.
“Andwee~~~” Tiru Daniel dan Seongwoo berpelukan meniru-niru gerakan bahkan nada suara Jieqiong.
Daniel, Jonghyun dan Jieqiong pun berjalan lebih dulu, sementara Seongwoo tidak. Sejeong menaikkan alisnya, ia memperhatikan Seongwoo dari atas Bus. Dalam pikirannya ia teringat akan sebuah kejadian antara dirinya dan Seongwoo, sejeong menggeleng sembari menampar kecil pipi nya agar melupakan kejadian tersebut. Ia juga sempat berfikir Seongwoo akan menjulurkan tangan seperti Jihoon dan Jonghyun, Sejeong sudah berencana akan menolak jika Seongwoo menjulurkan tangan, ia pun tersenyum evil.
Disaat bersamaan, Seongwoo menunduk. Tali sepatunya ternyata terlepas, beberapa saat ia mengikat tali sepatu, kemudian kembali berdiri. Ia tak sengaja melihat Sejeong berdiri di depan pintu bus melihat ke arahnya. Seongwoo merrspon Sejeong dengan sebuah kata “Mwohae?” setelah itu ia berbalik melihat Jonghyun, Jieqiong dan Daniel sudah berada jauh “Ya Yaedul-a.. Katchika!!” pekik Seongwoo lalu berlari mengejar mereka semua, meninggal kan Sejeong disana begitu saja.
“Mwo!!” Gerutu Sejeong panas.
Guanlin dengan tatapan datar dibelakang Sejeong memanggil Seejeong “Noona”
“WAE!!” Bentak Sejeong ketus.
“Kau menghalangi jalan, aku ingin turun”, ujar Guanlin datar.
Wajah Sejeong memerah bukan karena malu, namun karena kesal. Ia menyingkir dari sisi pintu membiarkan Guanlin turun lebih dahulu. Masih ada dua anak di sana yang juga terdiam melihat Sejeong kesal. Hyungseob dan teman sejatinya Euiwoong. Mereka awalnya ada jadwal belajar bersama hari ini. Hyungseob lupa bahwa ia dan hyungdeul beserta noonadeul mengajaknya piknik, berhubung Seonho menyewa mini bus, ia akhirnya mengajak Euiwoong untuk ikut piknik bersama, mereka juga butuh refreshing ditengah tugas sekolah yang sedang menumpuk, setelah piknik pun, selama dua hari ke depan, Hyungseob akan menginap di rumah Euiwoong untuk mengerjakan tugas bersama.
“Kalian juga mau turun? Cepatlah turun” Perintah sejeong sebisa mungkin tidak mengencangkan volume suara, karena wajah polos Hyungseob dan Euiwoong sudah terlihat ketakutan.
“Ne noona” Jawab Hyungseob dan Euiwoong bersamaan. Mereka pun turun dari Bus.. saat mereka turun DUKKK.. tak sengaja Hyungseob yang sembrono tidak memperhatikan gitar yang bawa, sehingga membentur kepala Sejeong “O.! S.. SEJEONG NOONA. Gwenchana? A.. mianhae.. mianhaeee”
“Huffhh…. Aaaish” Eluh Sejeong… “Araseo. Cepat turun” Perintah Sejeong sebelum ia meledak, dan ‘memakan’ kedua anak tersebut.
***
11.25 AM
Para namja bermain sejak tadi, mereka membawa bola sepak sampai bebeapa raket bulu tangkis untuk mengisi liburan singkat merrka hari itu. Udara disana tidak terllau panas karena banyak nya pohon-pohon besar yang tumbuh. Ketiga anak wanita sudah lelah, sehingga mereka duudk pada tikar piknik mereka lebih dahulu. Mereka mengeluarkan bekal dari dalam keranjang karena waktu makan siang akan datang. Shiyeon dan Jeieqiong saling menatap setelah menyadari Sejeong tidak terlihat senang sejak awal. Mereka khawatir Sejeong sedang memiliki masalah. “Eonnie gwenchanayo?” Tanya Shiyeon.
“Sejeong apa kau sakit? Kau bisa berbaring, aku membawa boneka, kau bisa menggunakannya sebagai bantal”, ujar Jieqiong.
“Aniya, nan gwenchana.. “, Jawab Sejeong, sekali lagi ia mencoba untuk tersenyum. Ia sendiri sebenarnya tidak bisa menjelaskan mengapa suasana hatinya begitu buruk disaat ia seharusnya bahagia dengan kebersamaan mereka setelah masalah yang sempat membuat mereka terpecah, telah terselesaikan.
Jihoon menghampiri mereka. Ia kelelahan karena bermain dengan Seonho. Seonho sangat aktif mungkin karena ia terlampau bahagia. Ia kerap kali berlari mengejar hyungdeul juga tiba-tiba menaiki baguan belakang tubuh Minhyun meminta piggy back. “Hh.. Hhh…” Hela Jihoon.
Meski ragu, Shiyeon menawarkan sebotol minuman untuknya “Igo” ucapnya singkat.
“Gomawo” Jawab Jihoon.
Namja lainnya yang juga sudah K.O sejak tadi adalah Guanlin. Ia bersandar didekat pohon rindang yang terleltak hanya 1-2 meter dari tempat Jieqiong, Sejeong, Shiyeon dan Jihoon berada, semenjak 20 menit lalu. Ia Memejamkan mata nampaknya tertidur. Jihoon tak sengaja melihat seorang anak kecil menyentuh Guanlin. Guanlin terlihat terbangun, Guanlin terlihat tidak mengenal siapa anak itu, usianya sekitar 4-5 tahun kemudian anak kecil itu menunjuk ke salah satu sisi dimana sebuah keluarga juga sedang piknik, mungkin Guanlin bertanya. “Adik kecil. Kau siapa? Dimana kedua orang tua mu?”
Jihoon terus mengamati, anak kecil tadi memberikan selembar keetas pada Guanlin, ekspresi Guanlin sangat berubah setelah membaca sesuatu pada kertas tadi. Tak lama setelahnya Guanoin terlihat meninggalkan tempat, berlari menjauh dari area piknik. “Shiyeon-a, Noonadaeul.. aku mau ke toilet dulu” Dusta Jihoon. Saat itu juga ia berlari mengejar Guanlin yang telah pergi lebih dahulu.
“Ada apa dengannya?” Tanya Sejeong.
“Molla.. Mungkin ia sudah tidak tahan” Jawab Jieiqong.
Beberapa anak mulai berhenti bermain. Satu persatu datang mendekat. Dimulai dari Hyungseob dan Euiwoong, pakaian kedua anak itu basah karena mereka bermain di area danau bersama dengan Seonho serta menarik Minhyun yang menyebabkan Minhyun juga ikut basah kuyup. Minhyun mengibas-ngibaskan T-shirt hitam yang ia kenakan, menyebabkan sebagain tubuhnya terekspos.
Seongwoo, Daniel dan Jonghyun berlari mendahului Minhyun dan bocah-bocah kecilnya, mereka duduk pada tikar piknik lebih dahulu “Ya ya ya!! Hwang Minhyun jangan pamer-pamer abs begitu, kau tidak lihat disini banyak anak wanita!”, Seru Seongwoo. “Aku tidak khawatir dengan gadis ini”, ujar Seongwoo menunjuk Sejeong. “Ia bahkan sudah tidak suka namja .. Tapi Shiyeon masih di bawah umur dan Jonghyun bisa bunuh diri kalau Jieqiong sampai melirik mu karena melihat tubuh mu”
“Ya Ong Seongwoo!!” Pekik Jieqiong dan Sejeong bersamaan.
Seperti biasanya Jonghyun hanya tersenyum tenang. Ia merangkul kepala Jieqiong, menyandarkan pada pundaknya. “ Jangan terpancing ucapan Seongwoo, nanti ia semakin senang menggoda mu”. Sebelah tangan Jonghyun mencubit pelan hidung Jieqong. Jieqiong sendiri hanya cemberut sembari melakukan gerakan seolah ingin menghajar Seongwoo.
BLEPAKKK “Ouch..Ya Kim Sejeong!” Gerutu Seongwoo. Jieqiong mungkin bisa menahan rasa sebalnya karena Jonghyun berhasil menenangkannya, tapi tidak dengan Sejeong. Gadis yang sejak tadi memang sedang bad mood tersebut semakin kesal karena ucapan Seongwoo sebelumnya. “Neo!” Bentak Sejeong sambil menunjuk Seongwo. “Ashhh!!” Sejeong tiba-tiba saja berdiri, ia benar-benar kesal sampai pergi meninggalkan mereka semua disana.
Mereka termenung karena reaksi Sejeong “Sejeongie wae gurae?” Tanya Daniel heran.
“Sejak tadi mood Sejeong eonnie memang sedang kurang baik..” Jawab Shiyeon masih bisa santai memakan buah anggur dihadapan matanya berdua dengan Seonho.
Ditengah kekahwatiran anak lainnya, Seonho mengeluarkan sebuah pernyataan.. “Mungkin sejeong noona lapar” Ujar Seonho “Aniya?”
Krik… krik… krik..
***
"Ah..na jincha wae gurae?", sungut Sejeong pada dirinya sendiri. Ia menyadari bahwa moodnya cukup buruk hari ini. Maka dari itu ia memilih untuk menjauh demi menenangkan pikiran dibandingkan tetap berada di sana dan merusak mood anak anak lainnya juga. Sejeong menghentikan langkahnya ketika ia melihat sepasang kekasih lainnya dari kejauhan, tengah menghabiskan waktu bersama. Tangan kiri sang namja terlihat tengah merangkul sang yeoja. Yeoja tersebut terlihat menyibak sisi rambutnya dan menyematkannya di kupingnya dengan gesture yang anggun.
Sejeong mencoba mengikuti gesture yeoja itu. "Tsk...dwaesseo...neo manghaetda", sungut Sejeong sebal pada dirinya sendiri.
"OYYYY KIM SEJEONG!", Sejeong terkejut ketika mendengar suara lainnya. "Ah kkamjakgiya", gumamnya. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan, mencari cari sumber suara tersebut. Dari kejauhan, seseorang melambaikan tangan padanya. "Eo? Ya! mwohae?", seru Sejeong berlari kecil menghampiri orang tersebut.
***
3 PM
"Sepertinya hari akan hujan", ujar Jonghyun mendongak ke arah langit yang mulai sedikit mendung. Anak anak memutuskan untuk mengakhiri piknik mereka hari itu. Seongwoo, Daniel, Jonghyun, dan Minhyun membantu membereskan tikar dan membersihkan area di sekitar mereka. Sementara Maknae lines dan juga jieqiong, membantu membawakan barang barang ke dalam bis.
"Ah matta!", ujar Daniel tiba tiba. "Sejeongie eodiya?", sambungnya.
"Ah benar...ia belum kembali sejak tadi", sambung Minhyun. "Haruskah aku-"
"Ani, na kalkke", sambar Seongwoo. "Ah jincha menyusahkan saja", sungutnya sambil kembali meletakkan beberapa barang yang hendak dibereskannya.
"Ya", tahan Daniel. "Deo ssaujima", ujar Daniel mengingatkan agar keduanya tak bertengkar. Ia berpikir bahwa mungkin saja mood Sejeong yang begitu buruk hari ini diakibatkan karena keduanya yang selalu bertengkar setiap saat.
"Arasseo..tsk", ujar Seongwoo lalu berlalu pergi. Ia berjalan ke area tengah taman yang cukup jauh dari tempat mereka berada sebelumnya. "Aish! kemana dia?", sungutnya. Ia berjalan lagi sedikit hingga ia melihat Sejeong tengah duduk di bawah pohon bersama seorang namja yang tengah membawa gitar. "YA KIM SEJEONG!", serunya sambil berjalan cepat ke arah yeoja itu.
Menyadari seseorang memanggilnya, ia refleks menoleh ke sumber suara. "Eo??"
"Eo? Bukankah itu Seongwoo?", tanya namja yang duduk bersamanya sejak tadi.
"Ya...neo mwohaneun goya yogi?", tanya Seongwoo begitu ia sampai di sana.
"Ya ya...kau datang datang marah marah seperti ini..calm down", sambar pria bergitar itu yang tak lain tak bukan adalah teman sekelas mereka, Kim Jaehwan.
"Ya neo deo mwohae?", tanya Seongwoo pada Jaehwan.
"Eobseoo....geunyang....aku iseng saja mengadakan busking dengan suara indahku ini...", ujar Jaehwan percaya diri. Ia memang dikenal memiliki bakat menyanyi yang luar biasa. "Sejeongie membantuku mengumpulkan masa...matchyo Sejeongie?"
"Eo!", jawab Sejeong. "Apa yang kau lakukan di sini?"
"Apa kau mau menginap di sini semalaman? Kaja!", sungut Seongwoo menarik Sejeong hingga yeoja itu terbangun dari posisinya.
"Ah chakkaman! Ah cheoncheonhi!", sungut Sejeong meminta Seongwoo agar menariknya pelan. Ia menepis pelan tangan namja itu. "Jaehwan-ah, na kalkke", pamitnya pada Jaehwan.
"Eo..okay okay..! akan kutraktir kau besok di sekolah sesuai janjiku", ujar Jaehwan.
"Neee!", jawab Sejeong bersemangat.
"Kaja", ujar Seongwoo sekali lagi menarik Sejeong "Jaehwan-ah, na ka", ujar Seongwoo cepat.
"Oh okay! Ada apa dengannya? Ah molla", ujar Jaehwan turut beranjak pergi dari sana.
Seongwoo dan Sejeong berjalan kembali menuju bis. Namja itu masih menggandengnya. "Ya...lepaskan aku", ujar Sejeong.
"Aniya...nanti kau kabur lagi dan menyusahkan yang lain", sungut Seongwoo.
"Aniya! Na-", crrrssshhh~ tiba tiba gerimis mengguyur secara tiba tiba.
"Oh My God!", ujar Sejeong dan Seongwoo bersamaan. Namja itu refleks merangkul Sejeong dan menutupi kepala yeoja itu dengan tangannya.Sejeong juga refleks memeluk Seongwoo. Keduanya berlari menuju pohon rindang terdekat. "Haish..jincha...kenapa tiba tiba hujan begini?", gumam Seongwoo.
"Sepertinya kita memilih hari yang salah untuk piknik", sambung Sejeong mendongak menatap Seongwoo yang lebih tinggi darinya tersebut. Ia terdiam ketika menyadari bahwa sejak tadi ia memeluk namja itu dan namja itu merangkulnya. Seongwoo juga menyadari hal yang sama. Keduanya refleks menjauh ketika menyadari hal itu.
"EKHM!", keduanya berdehem bersamaan setelah menjaga jarak satu sama lain. Keheningan melanda keduanya selama beberapa saat. Hingga tiba tiba..PLUK! sebuah Jaket mendarat di kepala Sejeong, menutupi seluruh wajahnya. "M-Mwoya!", sungut Sejeong menarik jaket tersebut dan menoleh ke arah namja itu yang kini hanya mengenakan kaus lengan panjang karena ia menggunakan jaketnya untuk menutupi kepala Sejeong.
"Pakai itu untuk menutupi kepalamu..kita akan berlari menuju bis", ujar Seongwoo. Ia merangkul yeoja itu sekali lagi dan keduanya lekas berlari menuju bis.
***
Boarding house (Jonghyun's room)
8 PM
Jonghyun, Daniel, dan Seongwoo tengah berbaring bersama di kasur milik Jonghyun dengan masker berwarna warni menutupi wajah mereka. "Ah....ternyata menggunakan masker tidak seburuk yang kupikirkan", ujar Seongwoo menikmati moment tersebut.
"Ah maja maja", balas Daniel. Ia menoleh ke sisi kanannya, dimana Jonghyun berbaring di sampingnya. Namja itu tengah asyik menatap layar smartphonenya sembari sesekali tersenyum. "Ya igo bwa....yang sedang jatuh cinta memang berbeda sekali auranya", ledek Daniel menyenggol Seongwoo hingga namja itu terbangun dan memilih untuk menelungkup.
"Maja....ya kau tak perlu maskeran seperti kami...kau kan sudah laku (?)", ledek Seongwoo.
Jonghyun meletakkan smartphone. "Mwoya.....", gumam Jonghyun.
"Ah pureopta.....aku juga ingin memiliki yeojachingu", gumam Daniel muram.
"Bukankah para siswi di sekolah tergila gila padamu?", tanya Jonghyun.
"Eo....maja....tapi sejak dulu ia hanya menyukai satu orang", sambar Seongwoo. "Tapi ia tak pernah berani menyatakannya", sambung Seongwoo.
"Ah jincha??", respon Jonghyun tertarik. Selama ini, Ia tak banyak tahu perihal Daniel. Karena meskipun namja itu ramah dan selalu tersenyum, tapi Daniel cukup tertutup perihal urusan pribadinya.
"Begitulah....kupikir kau tak akan berani menyatakan perasaanmu pada Jieqiong", ujar Daniel.
"Nado museowosseo....geundae....nan namjaya...kita tinggal bersama itu artinya aku melihatnya selama dua puluh empat jam...akan semakin menyakitkan bagiku jika aku tak segera mengatakan apa yang kurasakan sekarang....sebelum semuanya terlambat dan aku akan menyesalinya nanti....", ujar Jonghyun. "Aku juga tak mungkin mengharapkannya untuk menyatakannya lebih dulu....nan namjaya....aku harus lebih berani darinya".
"Oohh...namjada namjaa!", goda Seongwoo. "Ya kau dengar itu baik baik", ujar Seongwoo pada Daniel.
"Ya, banyak kaca di sini!", sungut Daniel sebal. "Kau tahu sendiri apa yang terjadi padaku dan dia matchi?", balas Daniel.
"Itu sebabnya kau harus membuktikan bahwa apa yang ia pikirkan tentangmu itu salah", ujar Seongwoo to the point.
"Ah nan molla!", Ujar Daniel lekas bangkit dari kasur . "Aku mau mencuci wajahku..annyeong", sambung Daniel keluar dari kamar Jonghyun.
***
The Next Day
School
7.30 AM
Para siswa berjalan memasuki area sekolah. Belajar mengajar akan dimulai kira kira tiga puluh menit lagi. Maknae lines berbincang bersama sembari berjalan sementara Jieqiong berbincang dengan Jonghyun, meninggalkan Daniel, Sejeong, dan Seongwoo yang saling berjalan berdampingan di belakang. Langkah Daniel terhenti ketika ia melihat Park Woojin berjalan memasuki gerbang sekolah bersama teman sekelasnya, yang juga tergabung dalam komunitas dancer di sekolahnya, yaitu Kang Mina. Keduanya terlihat begitu akrab dan sesekali tertawa bersama. Sret~ tiba tiba pandangan Daniel tertutup sebuah tangan. Daniel menyingkirkan tangan yang menutupi pandangannya tersebut dan itu adalah Seongwoo.
"Kaja", ujar Seongwoo merangkul Daniel, meninggalkan Sejeong seorang diri di belakang. "Ya...apa kau jadi akan menyatakan perasaanmu pada Kang Mina?"
"Molla...aku gugup sekali", bisik Daniel.
"Eyy gwenchana!! Neo namjaya namja!", seru Seongwoo menepuk dada Daniel.
"Ya, jika kalian ingin memadu kasih carilah tempat yang sepi!", seru Sejeong berjalan mendahului OngNiel. Suara yeoja itu cukup keras hingga beberapa siswa di sekitar mereka, termasuk Woojin dan Mina menatap ke arah mereka.
Daniel semakin panik ketika menyadari bahwa Mina mendengar apa yang diucapkan Sejeong. "YA KIM SEJEONG!", seru Daniel kesal.
"Y-Ya....jangan berteriak begitu", ujar Seongwoo cukup terkejut dengan reaksi Daniel.
Sejeong menghentikan langkahnya dan menoleh menatap Daniel. Ia juga sedikit terkejut karena namja itu tak pernah membentak siapapun. Daniel berjalan ke arahnya. "Musun soriya?", tanya Daniel tegas. Para siswa di sekitar mereka berbisik bisik melihat hal tersebut.
"Mwoya? Aku mengatakan hal yang benar....na ara kau dan Seongwoo saling menyukai...tapi kalian tak perlu terlalu menunjukkannya di se-"
"YAAAA!!", bentak Daniel kesal. Namja itu terlihat begitu marah.
"N-Neo wae gurae?", gumam Sejeong cukup takut melihat reaksi namja yang selalu tersenyum tersebut.
"Geunyang ttak jwo", ujar Daniel dingin. Duk! Ia melewati Sejeong begitu saja dan dengan sengaja menabrak pundak yeoja itu.
Sejeong masih mematung di tempatnya. Ia masih sedikit gemetar atas bentakan Daniel tersebut. Seongwoo melangkah menghampirinya. "A-Apa aku salah bicara?", gumam Sejeong tertunduk.
Seongwoo menghela nafas pelan. "Illowa", ujarnya kemudian menarik Sejeong menuju salah satu sudut taman sekolah. "Anja", ujar Seongwoo meminta yeoja itu untuk duduk di salah satu kursi taman sekolah. "Ne...kau salah bicara....kau baru saja menghancurkan rencana Daniel", ujar Seongwoo to the point.
"M-Mworago? Rencana apa?", tanya Sejeong.
Seongwoo menceritakan perihal rencana Daniel untuk menyatakan perasaannya pada Mina hari ini. Ia sudah membicarakan hal itu sejak semalam hingga pada akhirnya Daniel mantap untuk menyatakan perasaannya pada Mina, junior yang sudah disukainya semenjak setahun terakhir ini. "Kau tahu bahwa rumor tentangku dan Daniel sudah berkembang sejak lama...dan semua itu bersumber dari Bae Jinyoung", ujar Seongwoo.
"Mworago?!", seru Sejeong. "B-Bagaimana bisa?"
"Kau ingat hari pertama ketika Jinyoung bergabung bersama kita? Ketika kita sarapan bersama....saat itu hanya ada kau, aku, Daniel, Siyeon, Jonghyun dan Hyungseob", ujar Seongwoo.
* FLASHBACK *
February, 1st, 2017
Boarding house
6.45 AM
Anak anak (minus Guanlin dan Jieqiong yang masih berada di China), tengah menikmati sarapan. Gelak tawa terdengar di antara mereka karena Daniel dan Seongwoo yang tengah bercanda perihal persahabatan mereka.
"Kami saling menyayangi satu sama lain...aaaa Kang Danyeelll~", ledek Seongwoo menyuapkan sebuah telur gulung ke mulut Daniel.
"Ah wae jjajungna?", balas Daniel tertawa. Namun ia tetap melahap telur gulung pemberian Seongwoo.
Bae Jinyoung duduk di hadapan OngNiel. Ia cukup terhibur dengan aksi dua sahabat itu, namun ia masih merasa canggung untuk berinteraksi dengan mereka. Maka dari itu ia hanya merekam aksi OngNiel tersebut dan mempostingnya di sns miliknya tanpa menyadari bahwa apa yang dipostingnya tersebut akan menjadi sebuah perbincangan hangat di sekolah.
***
6 Days Later
February, 7th, 2017
10 AM
Daniel tengah bercanda bersama Seongwoo dan salah satu teman mereka, Jaehwan di lorong sekolah. OngNiel saling meledek hingga Daniel tak sengaja merangkul kepala Seongwoo dan mengacak acak rambut namja itu.
"Ya...jincha...kalian benar benar terlihat seperti sepasang kekasih", ledek Jaehwan.
OngNiel refleks menghentikan aksi mereka dan menatap Jaehwan tak percaya. "Musun soriya?", tanya keduanya.
"Neo anbwasseo? Ah...jincha...bagaimana bisa teman serumah kalian sendiri yang memposting ini tapi kalian tak mengetahuinya?", ujar Jaehwan. Ia mengeluarkan smartphonenya dan menunjukkan video OngNiel ketika mereka sarapan seminggu yang lalu yang diposting di akun sns Bae Jinyoung. Mereka juga membaca komentar dari siswa lainnya di bawah postingan tersebut.
"Mwoya? mereka seperti sepasang kekasih kkk"
"Haruskah aku mendukung mereka?"
"Ah....Kang Daniel....apa ini sebabnya kau selalu menolak setiap yeoja yang menyatakan perasaannya padamu? Hing....ㅠㅠ"
"Oh igo bwa!", sebuah suara mengalihkan perhatian OngNiel dari smartphone Jaehwan. Sekelompok siswi junior berjalan melewati mereka dan Kang Mina berada di antara mereka. "Mereka sungguh tak terpisahkan", ujar salah satu dari siswi di gerombolam tersebut pada Mina. Yeoja itu hanya tersenyum dan menatap sekilas pada Daniel, Seongwoo, dan Jaehwan lalu melenggang pergi begitu saja.
Daniel mengepalkan tangannya dan pergi begitu saja. "Y-Ya Kang Daniel!", seru Seongwoo namun namja itu sudah pergi begitu saja.
***
School's Men Toilet
10.05 AM
Daniel membasuh wajahnya demi meminimalisir kekesalannya saat itu. Yeoja yang disukainya baru saja mempercayai isu bodoh tentang dirinya dan ia tak tahu bagaimana harus meluruskan hal ini. Di balik tubuh besarnya, Daniel adalah seorang anak pemalu. Ia hanya bisa mengagumi Mina dari jauh tanpa berani memulai percakapan dengan yeoja itu, meskipun Mina adalah juniornya. Kini ia begitu frustasi karena ia tak tahu bagaimana ia harus mengembalikan nama baiknya di hadapan yeoja yang disukainya.
Di saat bersamaan, salah satu toilet terbuka dan Bae Jinyoung keluar dari sana. "Eo? hyung?"
Daniel menoleh dan menatap kesal Jinyoung. Tanpa pikir panjang, ia mencengkram kerah seragam namja itu dan DUK! ia mendorong Jinyoung ke dinding. "Ya, neo mwohae?"
"M-Musun soriyeyo?", tanya Jinyoung bingung.
"Musun soriya katamu? KAU BARU SAJA MENCEMARKAN NAMA BAIKKU DAN SEONGWOO!", bentak Daniel. Suara namja itu menggema di dalam toilet. "Hapus video itu sekarang juga!", seru Daniel.
Drap drap! terdengar langkah kaki lainnya dan sosok Seongwoo muncul tak lama setelahnya. "Ya Kang Daniel!", ia mendengar teriakan Daniel dari luar toilet. Ia lekas menghampiri Daniel dan mencoba untuk memisahkan Daniel dan Jinyoung. Namun Daniel menepisnya. "Ppalli", desak Daniel.
"Video ap-", Jinyoung terdiam sejenak ketika teringat apa yang dimaksud Daniel. "Ah....video kalian....a-arasseoyo...aku akan menghapusnya...tapi bisakah kau...hnggh.. melepaskanku dulu?", ujar Jinyoung yang sedikit kesulitan bernafas karena tangan Daniel menekan lehernya. Seongwoo menarik Daniel dan mencoba menenangkannya. Jinyoung merapikan kerah seragamnya dan melakukan apa yang diminta Daniel. Ia menunjukkan layar smartphonenya untuk memberi bukti bahwa ia sudah melakukan apa yang diminta Daniel. "Sejujurnya aku memposting video tersebut karena aku menyukai persahabatan kalian berdua...aku sungguh tak bermaksud apapun dan aku tak tahu jika hal ini akan mengganggu kalian..jeongmal jweisonghamnida", ujar Jinyoung membungkuk sopan pada OngNiel dan berpamitan bergegas keluar dari toilet.
"Bagaimana bisa anak itu membuatku kesal dan sekarang aku merasa bersalah padanya?", gumam Daniel.
END OF FLASHBACK
Sejeong menutup mulutnya tak percaya. "Jadi...kalian...tidak..."
"TENTU SAJA TIDAK! Ah jincha....michigetda", sambar Seongwoo.
"Ah kenapa kau diam saja! Kau seharusnya memberitahuku sejak awal!", seru Sejeong.
"Aku tak peduli dengan isu bodoh itu! Tapi Kang Daniel adalah namja yang sensitif! Ia selalu memikirkan itu dari waktu ke waktu...karena itu pula ia tak pernah berani menyatakan perasaannya pada Mina", jelas Seongwoo.
"Ah...na ottokhaji?", gumam Sejeong bingung.
"Mwol ottokhaji? minta maaflah pada Daniel", usul Seongwoo.
"Na museowo....", gumam Sejeong tertunduk. "Tak bisakah kau menyampaikan permintaan maafku padanya?"
"Aniya...hal itu akan semakin menyakitinya...kita tinggal bersama, tapi untuk minta maaf saja kau harus meminta orang lain untuk melakukannya", ujar Seongwoo bangkit dari kursi.
Sejeong menghela nafas pelan. "Arasseo....akan kucari waktu yang tepat untuk bicara padanya", gumamnya. "Kalau begitu.....kau...tak menyukai Kang Daniel?"
"Ah musun- Ah kenapa aku harus menyukainya? Ah jincha michigetda!", sungut Seongwoo.
"K-Kalau begitu....k-kau...geu...nal bam...ketika kita..", gumam Sejeong canggung. Ia tak tahu bagaimana harus mengatakannya.
"Mwo? malam itu ketika kau menciumku?", tanya Seongwoo to the point.
"YA!", Seru Sejeong terkejut. Ia refleks bangkit dari kursi hanya untuk membungkam mulut namja itu dengan tangannya. "Ya apa kau harus mengatakannya sejelas itu?!"
Seongwoo menyingkirkan tangan yeoja itu dari mulutnya dan menariknya pelan hingga jarak di antara keduanya menjadi begitu dekat. "Y-Ya Ong Seongwoo!", seru Sejeong, terkejut dengan aksi namja itu.
"Wae? bukankah itu hal yang normal di antara yeoja dan namja? Tentu saja aku memikirkannya...na namjaya", goda Seongwoo sembari mengedipkan sebelah matanya pada Sejeong lalu melenggang pergi begitu saja.
"M-Mwoya? Woah...Ong Seongwoo jincha...", gumam Sejeong tak percaya. Namun tak lama setelahnya, ia menyentuh dadanya yang kini berdegup kencang. "M-Mwoya ige...", gumamnya.
Sementara Seongwoo tersenyum puas sembari berjalan menuju kelas. Ia benar benar menerapkan saran Daniel sebelumnya. "Geurae...na namjaya!", gumamnya tersenyum penuh kemenangan.
***
Boarding House
OngNiel's bedroom
12 AM
Daniel menoleh ke arah Seongwoo yang tengah tertidur pulas di kasurnya Ia hendak membangunkan namja itu tapi ia mengurungkan niatnya. Ia bangkit dari kasurnya dan masuk ke dalam kamar mandi selama beberapa saat. Ia lalu keluar kembali kini dalam balutan baju panjang dan jaket hitam. Ia mengenakan topinya dan masker berwarna hitam. Ia lalu melangkah diam diam keluar dari kamarnya dan juga melangkah keluar rumah.
Daniel berjalan menyusuri sepinya jalan malam itu. Srek~ ia menghentikan langkahnya sambil sesekali menoleh ke kiri dan kanannya seolah memastikan bahwa tak ada yang mengikutinya. Setelah dirasa aman baginya, ia kembali berjalan dan langkahnya membawanya menuju area danau, tempat di mana ia dulu menemukan Bae Jinyoung.
***
12.15 AM
Lake Area
Daniel berdiri di tepi area danau. "Pasti ada di sekitar sini", gumamnya. Ia pun menyibak rerumputan dan setiap sudut area tersebut yang sekiranya bisa dijangkaunya. "Ah..eodieya?", gumamnya. Ia membuka aplikasi chat pada smartphonenya dan membaca ulang pesan yang dikirimkan Woojin padanya.
From: Keun Woojinnie
Sebuah garis berwarna kemerahan terlihat di jelas di leher Bae Jinyoung
From: Kang Daniel
Neo ottokhae ara?
From: Keun Woojinnie
Sajineun bwasseoyo!
Daniel kemudian membuka foto hasil autopsi Bae Jinyoung yang sempat dikirimkan Woojin padanya. Benar saja, sebuah garis cukup tebal berwarna merah, membentang di leher Bae Jinyoung. Daniel menggigit pelan bibirnya. Ia memasukkan smartphonenya kembali ke dalam saku jaketnya Ia memutuskan untuk kembali mencari. Namun....srek~ Daniel terhenti sejenak ketika mendengar sebuah suara. Ia menoleh ke belakang memastikan bahwa mungkin saja ia salah dengar. Daniel kemudian mencari kembali hingga...DRAP! DRAP! DRAP! terdengar langkah cepat bergerak ke arahnya. Daniel refleks berbalik dan seseorang menabraknya hingga ia terjatuh terlentang ke arahnya. "Hrgggh~", orang asing, yang kala itu mengenakan topi dan masker hitam yang menutupi setengah wajahnya, itu mencekik leher Daniel tanpa alasan yang jelas.
** TO BE CONTINUED **