Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
line official dreamers
facebook dreamers
twitter dreamer
instagram dreamers
youtube dreamers
google plus dreamers
How It Works?
Dreamland
>
Fan Fiction
When My Female Fan Met Her Boyfriend
Posted by KaptenJe | Sabtu,20 Juli 2019 at 13:07
0
55010
Status
:
Complete
Cast
:
Jimelsa Anatasha (OC) , Nam Joo Hyuk = Alvaro Gomer Jianheeng, All Member Infinite, Kim Mi Ra
When My Female Fan Met Her Boyfriend

CHAPTER 28 : A Person Like Me

‘Kamu yakin enggak apa-apa?’ tanya Miko yang menatap Julia, hari ini Miko mengantarkan Julia ke Bandara. Gadis berambut coklat itu menaiki kaca matanya, ia menatap Miko dengan senyuman ceria. Miko merasa khawatir karena Julia yang pingsan setelah menonton Infinite.

‘Aku lebih cukup dari kata baik. Kamu hati-hati pulang ke Indonesia’ ucap Julia yang menepuk-nepuk bahu Miko.

‘Iya, aku harus melatih anak-anak kecil untuk renang saat sampai Jakarta’ ucap Miko yang mengerutkan kening karena udara yang panas.  Miko memberikan Julia sebuah paper bag berukuran besar.

‘Apa ini?’ tanya Julia yang membuka paper bag yang di berikan Miko.

‘Aku bakalan tau kalau kamu ke Jepang, pasti enggak aka nada waktu buat belanja baju. Akhirnya aku beli baju pas ke Singapore beberapa minggu yang lalu. Ukurannya sesuai dengan badan kamu kok’ ucap Miko.

‘Kamu bahkan banyak tahu tentang aku’ ucap Julia yang menatap Miko.

‘Aish, Apa perlu aku buka masker, penutup kepala dan kaca mata hitam aku biar semua orang tau kalau aku lagi nganterin pacar aku ke Bandara’ goda Miko.

‘Jangan ngarep untuk jadi pacar aku lagi’ ucap Julia yang menujuk Miko.

‘Sudah, sana masuk. Bentar lagi Infinite bakal sampai bandara’ ucap Miko yang melihat ke Kiri dan ke kanan. Julia merentangkan tanganya untuk memeluk Miko sejenak.

‘Jangan lama-lama peluknya, nanti aku bisa khilaf atau bisa suka lagi sama kamu’ ucap Miko yang membuat Julia langsung melepas pelukannya.

‘Okay, pacarnya Woo Hyun mau menyambut Woo Hyun dulu’ ucap Julia yang melambaikan tangannya ke Miko lalu bergegas menunggu Infinite di pintu keberangkatan. Sedangkan Miko kembali lagi ke Hotel karena ia baru berangkat pulang ke Jakarta nanti malam.

Julia mengeluarkan kameranya, beberapa fans telah memadati pintu keberangkatan, menunggu Infinite yang akan pulang ke Korea hari ini. Sebuah Bus besar berhenti di depan pintu keberangkatan. Pengawal bnadara mulai sibuk berlari kedepan pintu Bus. Julia menyangkutkan tali paper bag pada bahunya.

‘Semoga berhasil Jul’ ucap Julia yang menyemangati dirinya sendiri. Julia mengankat kameranya lalu membidik Infinite dari jauh. Member pertama yang keluar adalah Sung Gyu, lalu di susul oleh Sung Yeol, Dong Woo, Woo Hyun, Myung Soo, Sung Jong dan Hoya. Mereka satu persatu turun dari Bis, beberapa dari mereka sengaja berhenti berjalan untuk melambaikan tanganya yang pengemar yang mengatar kepulangan mereka.

‘L itu kapan jeleknya sih?’ gerutu Julia ketika kameranya terarah ke Myung Soo. Satu pesatu member Infinite lewat di depan Julia, tari paper bag yang di sangkutkan ke baju Julia tiba-tiba jatuh, Julia mengulurkan tanganya untuk membetulkan tali paper bag yang turun, namun Hoya yang berjalan di depannya malah menyalami tangan Julia hingga kedua tali paper bag Julia turun hingga siku tangan Julia.

Julia terpaku menatap punggung Hoya yang berlalu, terselip rasa tak percaya, kesal namun bahagia.

‘Untung saja paper bag-nya enggak jatuh’ ucap Julia yang membertulkan tali paper bag. Julia masuk kedalam bandara dna berjalan menuju sebuah kedai coffee kesukaanya.

Green tea satu, dengan cream yang banyak yah’ ucap Julia kepada kasir. Namun kasir tersebut terdiam.

‘Astaga, aku benar-benar harus belajar bahasa Jepang kalau kayak gini caranya’ keluh Julia. Seorang laki-laki berdiri di belakang Julia dan menyebutkan pesanan Julia dalam bahasa jepang, Julia menengok ke belakang. Prince charming Infinite sedang berdiri di belakang Julia. Ia tidak hanya menyebutkan pesanan Julia, tapi ia Juga menyebutkan minuman yang akan ia beli.

‘Terimakasih Myung Soo’ ucap Julia yang mengambil dompet di dalam tas kecil lalu mengeluarkan sejumlah uang.

‘Aku di traktir?’ ucap Myung Soo melihat Julia mengeluarkan sejumlah uang.

‘Sebagai rasa terima kasih’ ucap Julia. ‘Pesanlah untuk member lain’ lanjut Julia. Myung Soo malah memberikan kartu kreditnya ke kasir lalu memesan enam minuman lagi.

‘Simpanlah uangmu untuk dirimu atau untuk pembangunan rumah panti asuhan, untuk kali ini aku yang akan bayar’ ucap Myung Soo dengan senyuman.

‘Astaga, aku jatuh cinta’ ucap Julia yang menatap Myung Soo.

‘Kau memang harus jatuh cinta dengan laki-laki setampan aku’ ucap Myung Soo dengan percaya diri.

‘Myung Soo-ssi, apakah aku boleh minta belikan sebotol air mineral?’ tanya Julia, Myung Soo mengangguk.

‘Pesanlah’ ucap Myung Soo dengan sebuah senyuman, namun saat Myung Soo tersenyum, Julia telah mengangkat kameranya dan membidik Julia.

‘Lensa baru?’ tanya Myung Soo.

‘Iya, aku membelinya awal tahun. Bulan ini Woo Hyun akan main sepak bola di Jeju, jadi kamera ini pasti akan membantu ku’ ucap Julia yang menurunkan kameranya.

‘Oh yah, kucing yang kau berikan kepadaku sangat lucu. Ia sangat penurut’ ucap Myung Soo.

‘Aku pikir Woo Hyun tidak akan memberikan kucing itu kepadamu’ ucap Julia.

‘Tidak-tidak, ia memberikan kucing yang kau berikan kepadaku saat di apartemen. Semua member menyukainya’ ucap Myung Soo. Pelayan kasir memberikan pesanan Myung Soo, Julia mengambil pesanannya dan air mineral yang ia pesan.

‘Apakah mau aku bantu untuk membawakannya?’ tanya Julia.

‘Tidak usah’ tolak Myung Soo.

‘Makasih untuk green tea nya’ ucap Julia yang mengangkat green tea yang di belikan Myung Soo. Ponsel Julia bergetar, Julia merogoh saku celananya sambil berjalan keluar dari café. Hong Ki menghubunginya.

‘Kau di mana?’ tanya Hong Ki.

‘Di bandara, hari ini saya pulang ke Seoul’ ucap Julia.

‘Mau di jemput?’ Julia mengerutkan kening mendengar tawaran Hong Ki.

‘Oh, tidak usah. Saya bisa pulang sendiri’ tolak Julia.

‘Yah sudah, sesampainya di bandara, pulang ke rumah saya. Di sini banyak kerjaan yang harus kamu kerjakan’ ucap Hong Ki.

‘Baiklah’ ucap Julia dengan suara pelan, Hong Ki memutus sambungan telepon.

‘Dasa bos gila. Aku bahkan tidak boleh pulang ke rumah telebih dahulu ketika sampai di Gimpo?’ keluh Julia yang menatap layar ponselnya, Julia segera menguhubungi Jilsa untuk meminta Jilsa ke Gimpo membawakan high heels milik Julia dan membawa barang-barang Julia pulang.

‘Julia..’ sapa Mi Ra.

‘Hey’ Julia kesulitan untuk melambaikan tangan ke arah Mi Ra yang berjalan mendekatinya.

Paper bag untuk siapa?’ tanya Mi Ra yang melihat Julia membawa paper back besar. Mereka berdua berjalan untuk check In lalu bergegas ke ruang tunggu penumpang.

‘Dari Miko, aku bilang kalau berat badan aku turun sebanyak sepuluh kilo. Dia beliin aku banyak baju’ ucap Julia dengan tawa.

‘Aku rasa dia benar-benar menyukaimu’ ucap Mi Ra.

Just friend, enggak boleh lebih’ ucap Julia.

Julia menawarkan green tea yang tadi ia minum, namun Mi Ra menolak.

‘Dari Myung Soo, yakin mau nolak?’ ucap Julia.

‘Kok bisa?’ tanya Mi Ra.

‘Kamu tau kan kau enggak bisa bahasa Jepang, dan di Jepang orang-orang yang bisa bahasa Inggris tuh enggak begitu banyak. Tadi aku pesen green tea dan pelayannya enggak ngerti, Myung Soo bantuin aku pesen minuman dan dia bayarin minuman ku’ ucap Julia.

‘Enaknya’ ucap Mi Ra iri.

‘Kebetulan, lagi lucky fans aja’ ucap Julia.

‘Oh yah, bulan ini kita bakalan benar-benar sibuk’ ucap Mi Ra.

‘Kamu mungkin yang akan benar-benar sibuk karena Sung Gyu akan comeback solo’ ucap Julia.

‘Iya. Infinite juga akan hadir di dream concert, lalu Woo Hyun akan main sepak bola di Jeju, dan ada beberapa jadwal Infinite bulan ini’ tukas Mi Ra yang kembali mengingat jadwal Infinite bulan ini.

‘Aku rasa aku tidak akan mengikuti semua jadwalnya karena pekerjaanku yang padat. Habis dari Tokyo saja, Bos ku menyuruh aku datang kerumahnya’ ucap Julia.

‘Begitulah bekerja di bidang IT, selain menguras otak, IT juga menguras waktu’ ucap Mi Ra.

‘Bagaimana dengan project yang kau adakan untuk comeback Sung Gyu?’ tanya Julia.

‘Aku bahkan tidak bisa menjual DVD kumpulan Video Sung Gyu setahun belakangan ini karena sedang beredar pembajakan video masternim’ ucap Mi Ra.

‘Seram sekali’ ucap Julia.

‘Aku rasa, yang Woollim jual saja masih bisa kebobolan ke Youtube, bagaimana yang kita buat? Jadi aku ragu menjual DVD Sung Gyu. Aku lebih memilih untuk membuka early order album Sung Gyu, lalu menjual paket photo book Sung Gyu di konser dilemma tour. Itu lebih aman untuk saat ini’ ucap Mi Ra.

‘Memangnya tidak ada yang cara untuk mencegah pembajakan DVD?’ tanya Julia.

‘Entahlah, sekarang masternim sedang mengembangkan sistem mengunci DVD yang mereka jual. Jadi DVD tidak bisa di setel di laptop ataupun computer tanpa password. Jika metode itu sudah berhasil, aku baru akan berani menujual DVD kumpulan video Sung Gyu’ ucap Mi Ra.

‘Negara mana yang terlibat dalam pembajaka?’ tanya Julia penasaran.

‘Asia, dan terbesar adalah Indonesia. Jika ini semakin menjamur, kemungkinan besar semua fansite tidak akan menjual DVD ke fans Indonesia’ ucap Mi Ra.

‘Aku jadi malu’ ucap Julia.

Seorang laki-laki berjalan menuju ruangan direktur perusahaan, laki-laki itu mengetuk pintu lalu memasuki ruangan tersebut.

‘Ada apa Nyonya memanggil saya?’ tanya laki-laki tersebut.

‘Hendri, apakah kau tau Infinite?’ tanya Margaret, Hendri mengelengkan kepala.

‘Itu nama makanan atau nama tempat?’ tanya Hendri dengan hati-hati.

‘Nama Boyband, Hendri! Coba kamu cari tahu tentang mereka, mulai dari album mereka, agensi, member, jadwal, pasar mereka, penghargaan mereka dan semuanya tentang mereka. Kalau perlu undang mereka ke rumahku saat mereka konser di LA’ ucap Margaret mendintekan apa yang harus Hendri cari.

‘Baik, Nyonya. Apakah Infinite ini akan menjadi brand ambassador dari salah satu produk perusahaan?’ tanya Hendri.

‘Masih saya pikirkan’ jawab Margaret.

‘Ada apa dengan Infinite?’ tanya Hendri yang penasaran dengan Infinite.

‘Menantu saya suka sekali sama Infinite’ ucap Margaret dengan bahagia.

‘Tuan Yoga?’ celetuk Hendri.

‘Bukan, Jimelsa Anathasa, atau biasa di panggil Julia. Dia bilang kalau saya bisa bertemu dengannya di konser Infinite, karena ia pasti akan menonton konser Infinite’ ucap Margaret.

‘Julia? Menantu Nyonya dari?’ Hendri masih tidak mengerti apa yang di ucapkan Margaret.

‘Dari Alvaro Gomer Jianheeng, ituloh anak saya yang sekarang pegang perusahaan yang di LA’ ucap Margaret.

‘Memangnya Tuan Jian sudah menikah?’ tanya Hendri yang menginga-ingat acara penting yang di lalui keluarga penting Jianheeng.

‘Tunggu saja undanganya nanti’ ucap Margaret dengan sebuah senyuman.

Hong Ki melangkah kan kakinya keluar dari kamarnya, ia membawa segelas susu coklat. Di ruang tengah telah berdiri Julia dengan pakain kantor.

‘Duduklah’ pinta Hong Ki yang berjalan mengenakan baju tidur. Julia duduk di sofa ruang tengah, ia mengambil bantal sofa dan meletakannya di atas pangkuannya.

‘Kamu habis kencan di Tokyo?’ tanya Hong Ki, Julia menatap Hong Ki dnegan wajah terkejut, Julia mengigit bibir bawahnya. Hong Ki memperlihatkan berita yang ada di Ipadnya.

‘Sebenarnya kejadiannya bukan seperti yang di beritakan’ ucap Julia.

‘Kamu berbohong’ ucap Hong Ki tanpa mendengar penjelasan Julia.

‘Okay, saya memang ke Tokyo bukan buat menghadiri pernikahan teman saya dan pemberitaan ini sebagian adalah benar’ ucap Julia, Hong Ki mengalihkan padangannya ke jendela.

‘Saya minta maaf jika saya meminta cuti untuk kegiatan pribadi dan bukan untuk keadaan mendesak. Saya juga minta maaf saya terlibat dengan pemberitaan orang terkenal. Namun saya ingin menjelaskan kalau saya ke Tokyo merupakan ajakan teman saya. Anada Mikora Wijaya merupakan teman dekat saya dan dia ke bandara hanya menjemput saya’ ucap Julia.

‘Saya minta minta maaf’ ucap Julia yang membungkukan tubuh.

‘Baiklah’ ucap Hong Ki yang membuang nafas.

‘Di sana ada kumpulan file yang harus kamu kerjakan, saya ingin pesan makanan untuk makan malam’ ucap Hong Ki yang menujuk tumpukan map di atas meja. Julia langsung mengambil map tersebut dan mengejakan pekerjaanya. Hong Ki membawakan minuman bersoda, ayam goreng, kimchi dan soup tofu.

‘Makanlah’ ucap Hong Ki yang menyuruh Julia untuk makan. Julia sejanak menginggalkan pekerjaanya lalu makan bersama dengan Hong Ki.

‘Jadi kau benar seorang mantan atlit?’ Julia mengangguk sambil memakan makan malamnya.

‘Sudah lama, mungkin sekitar enam atau tujuh tahun yang lalu’ ucap Julia yang mengingat-ingat pertandingan terakhirnya.

‘Mengapa berhenti?’

‘Menurut orang tua saya, di Negara saya seorang atlit itu kurang di hargai, jadi mereka bilang saya bisa menjadi atlit saat saya masih di usia sekolah dn saya harus berhenti saat saya masuk Universitas’ ucap Julia.

‘Tapi Miko bisa terkenal’ ucap Hong Ki, Julia mengangguk.

‘Miko sering menjadi perwakilan Indonesia ke berbagai pertandingan, ia sering menang dan dia benar-benar bekerja keras untuk menjadi atlit seperti sekarang’ ucap Julia.

‘Kamu benar-benar mengenal Miko’ ucap Hong Ki.

‘Dia salah satu teman terbaik saya, saat di melakukan sebuah kesalahan, dia akan menebusnya dengan apapun agar rasa bersalahnya hilang’ ucap Julia. Setelah makan Julia kembali mengerjakan pekerjaanya hingga larut malam. Julia memguap ketika melihat jam yang menujukan pukul tengah malam. Julia merapihkan map yang berserekan lalu menyakan Mac Book –nya, Julia mengambil ponselnya dan membuka sosial medianya. Timeline twitternya penuh dengan foto preview Infinite saat di bandara tadi. Julia ingat kalau ia belum sama sekali meng-upload foto Inifnite di bandara. Julia memposting sebuah foto tanganya memegang segelas green tea yang di belikan Myung Soo tadi dan tangan Mi Ra yang membentuk finger heart. Julia memposting foto tersebut dengan caption bahasa Indonesia.

J.Infinite: Cieeee… yang di beliin Green Tea sama L karena enggak bisa bahasa Jepang saat pesan minuman. Saya janji akan belaajr Bahasa Jepang agar tidak menyusahkanmu. Makasih untuk Green tea-nya.

Julia tidak lupa menandai Mi Ra dan Myung Soo dalam foto yang ia upload. Beberapa detik kemudian mention Julia mulai banjir. Julia mengonekan internet, ia mulai mengedit beberapa foto Infinite di Bandara dan mempostinya di website miliknya. Julia memposting foto Sung Gyu di encore concert semalam, foto tersebut adalah foto di mana Sung Gyu bertanya kepada Julia, apakah Julia sudah makan atau belum.

J.Infinite: Aku sudah makan Oppa, aku berdoa comeback mu akan sukses.

Posting Julia di twitter, Julia melihat jam tanganya. Sudah terlalu malam untuk pulang ke apartemen, tapi ia tidak enak jika tidur di rumah Hong Ki. Julia menyandar di sofa ruang tengah Hong Ki dan mengalah pada rasa lelah dan ngantuk yang melanda.

Julia melihat jam dinding yang ada di ruang kerjanya, ia segera merapihkan mejanya dan pergi ke ruangan Hong Ki.

‘Mau pergi?’ tanya Hong Ki.

‘Daepyonim sudah tidak ada meeting atau pekerjaan, saya boleh pulang?’ tanya Julia.

‘Kau akan kemana?’ tanya Hong Ki, Julia memutar bola matanya dan mencari alasan yang setidaknya logis untuk minta pulang.

‘Jujurlah denganku, kenapa kau tak pernah jujur denganku?’  tanya Hong Ki yang bangkit dari duduknya dan mengambil jas. Julia menarik nafas lalu menatap Hong Ki.

‘Hari ini saya ingin datang ke fansign Kim Sung Gyu, oleh karena itu saya sedang berfikir sebuah alasan yang logis untuk izin pulang. Saya hanya takut Taepeunim tak bisa mengerti saya’ ucap Julia, Hong Ki mengulas sebuah senyuman menatap Hong Ki.

‘Jujurlah kepada saya di masa depan’ ucap Hong Ki yang mengambil tasnya lalu megajak Julia ke tempat fansign Sung Gyu.

‘Kau tidak sedang gila kan?’ tanya Mi Ra yang melirik Hong Ki dari kejauhan, mala mini ia dan Julia sedang duduk di bangku acara fansign, sedangkan Hong Ki berdiri jauh dari tempat Julia dan Mi Ra duduk.

‘Karena ia ikut, aku bahkan tidak bisa memfoto Sung Gyu dengan kamera ku’ keluh Julia.

Ya! Apa dia menyukaimu?’ tanya Mi Ra dengan suara berbisik.

‘Entahlah, aku sedang tidak berada di titik di mana aku punya waktu banyak memikirkan cinta’ ucap Julia.

‘Apakah kau masih menunggu Alva?’ Julia menarik nafas lalu menatap Mi Ra.

‘Aku sudah melupakannya, jadi sekarang aku ingin fokus dengan pekerjaanku dan Infinite’ ucap Julia yang menarik sebelah alisnya dan tersenyum.

‘Ingat, hidup hanya sekali, lalukan apapun yang tak akan kamu sesali nantinya’ ucap Mi Ra yang menepuk-nepuk bahu Julia.

‘Terima kasih, aku akan melalukan apapun yang aku suka’ ucap Julia dengan sebuah senyuman, tak lama kemudian Mi Ra maju ke depan untuk bertemu dengan Sung Gyu. Julia maju ke depan panggung ketika gilirannya, Sung Gyu tersenyum ketika melihat Julia.

‘Kau datang?’ ucap Sung Gyu dengan senyuman, Julia mengangguk. Julia duduk di sebuah kursi yang di sediakan oleh staff, kursi itu di letakan di hadapan Sung Gyu dengan pemisah sebuah meja. Julia mengeluarkan tiga buah album dan beberapa official photo cart yang harus di tanda tangani oleh Sung Gyu.

‘Akan kau apakan semua ini?’

‘Yang photo card akan aku kasih ke pengemarmu yang beruntung, yang album adalah titipan temanku’ ucap Julia dengan sebuah senyuman, selesai menanda tangani album dan foto yang Julia berikan, Sung Gyu menatap Julia dengan sebuah senyuman tipis.

‘Julia-ssi terima kasih atas makanan yang kamu kirimkan selama kami menyiapkan konser encore jepang’ ucap Sung Gyu yang membungkukan tubuhnya. ‘Kau terlihat kurusan, makanlah yang banyak’ ucap Sung Gyu yang melihat Julia kurusan.

‘Terima kasih atas perhatiannya’ ucap Julia yang memasukan album dan photo kedalam tasnya, lalu memeletakan flower crown di atas kepala Sung Gyu.

‘Apakah lucu?’ tanya Sung Gyu yang bersikap aegyo depan Julia.

‘Menjijikan’ cibir Julia, Sung Gyu memasang muka berang, namun Julia malah tertawa. Julia mengambil sebuah sepidol lalu berniat menuliskan sesuatu. Staff yang melihat Julia akan menuliskan sesuatu pada pungung tangan Sung Gyu berusaha menghentikan Julia, namun Sung Gyu memberikan kode kepada staff untuk mengizinkan Julia menulis sesuatu di pungung tangan Sung Gyu. Julia menuliskan sebuah sebuah kalimat di pungung tangan Sung Gyu lalu tersenyum melihat Sung Gyu.

‘Selesai! Aku ingin mengucapkan selamat karena kau mendapatkan piala kemenangan di music show kemarin dan mengalahkan Big Bang’ ucap Julia yang kemudian bangkit dan meninggalkan Sung Gyu.

Sung Gyu membaca kalimat yang Julia tulis di pungung tangannya ‘No matter what happen don’t forget for smile’ tanpa Sung Gyu sadari, ia tersenyum melihat tulisan Julia.

Jalan di kota seoul mulai sepi, jam menujukan pukul sepuluh malam, beberapa pedagang mulai menutup toko mereka. Hong Ki menyetir mobilnya menuju apartemen Julia.

‘Bukankah itu adalah member Infinite?’ tanya Hong Ki yang membuka pembicaraan, Julia mengangguk.

‘Iya, dia adalah leader Infinite; Kim Sung Gyu’ ucap Julia.

‘Apakah kau menyukainya karena ia tampan? Padahal member EXO lebih tampan dari member Infinite’ ucap Hong Ki yang membandingkan Infinite dengan boyband lain, Julia mengelengkan kepala.

‘Ah, mungkin karena berbakat? Benar bukan? Padahal Big Bang, Bangtan, Winner juga berbakat’ Julia kembali mengelengkan kepalanya.

‘Atau karena mereka banyak uangnya?’ tebak Hong Ki, Julia masih mengelengkan kepalanya.

‘Lalu kenapa kamu menyukai Infinite? Katakan kepadaku’ pinta Hong Ki.

‘Karena Infinite adalah Infinite. Jika aku menyukainya karena paras mereka yang rupawan, mungkin aku akan kecewa saat mereka memiliki kekasih yang tidak cantik, atau aku akan kecewa ketika mereka menua. Jika aku menyukai mereka karena mereka berbakat, mungkin saat mereka menua, aku akan lebih menyukai yang muda karena lebih berbakat dari mereka. Untukku, bakat adalah sesuatu yang bisa di asah jika ada kemauan, banyak artis yang dulunya tidak punya bakat, namun saat debut ia terlihat sempurna dengan bakat yang berkilau. Kalau aku menyukai mereka karena kaya, mengapa aku tidak menyukai orang nomer satu terkaya di dunia saja? Jika Infinite bukan Infinite, mungkin aku tidak akan menyukai mereka. Aku rasa pengemar Exo, BTS, Big Bang, Winner juga memiliki alasan tersendiri mengapa mereka menyukai Idol mereka. Entah itu alasan klasik seperti tampan, berbakat atau menarik, aku rasa semua orang memiliki alasan menyukai seseorang’ ucap Julia.

‘Menarik’ komentar Hong Ki sambil mengangguk.

‘Hemmm.. tapi kenapa Daepyonim mau menemaniku ke fansign Sung Gyu?’ tanya Julia yang menengok ke arah Hong Ki.

‘Aku hanya berfikir kalau kau sudah menemani aku kemanapun, bahkan sampai rapat ke luar negeri pun, kau tetap menemaniku. Oleh karena itu aku menemani kau ke fansign’ ucap Hong Ki.

Jam dinding menujukan pukul satu siang, semua karyawan mulai kembali ke tempat duduk mereka masing-masing setelah makan siang dan istirahat. Julia sedang duduk di depan computer kerjanya, ia sedang mengecek sebuah email dari Thailand.

‘Astaga, kurang 1000$’ ucap Julia yang membaca email yang baru saja ia dapatkan. Tangan Julia mengetuk-ngetuk meja kerjanya, ia mulai memikirkan dari mana ia mendapatkan uang seribu dollar.

‘Sebenarnya bukan jumlah yang besar, namun ini lebih dari anggaran yang sudah aku siapkan. Aku tidak mungkin memakai lagi uang Donasi Infinite, karena itu akan berbahaya’ ucap Julia.

‘Kalau pakai gajiku?’ ucap Julia yang melihat rekening tabungannya. Julia menarik nafas lalu membuangnya secara perlahan. Julia sudah menyiapkan sejumlah uang untuk renovasi panti asuhan mengunakan uang donasi ulang tahun Woo Hyun, Myung Soo, Hoya, Sung Gyu dan sedikit uang comeback Infinite H dan Sung Gyu. Namun karena ada kenaikan harga dari beberapa bahan bangunan, membuat uang yang seharusnya berlebih untuk perenovasi panti asuhan, kini malah kurang.

‘Julia’ panggil Hong Ki.

‘Ya, Daepyonim’ ucap Julia yang langsung berdiri.

‘Siapkan meeting untuk hari ini, aku ingin mengeluarkan product terbaru’ ucap Hong Ki.

‘Siap’ ucap Julia yang langsung menyiapkan ruangan untuk meeting.

Pada siang itu Hong Ki memberitahu karyawannya untuk menyiapkan sebuah demo stiker terbaru dari product aplikasi chat online. Saat Julia memperhatikan hal yang di jelaskan oleh Hong Ki, secara tiba-tiba Julia mendapatkan sebuah ide yang cukup bagus untuk menutupi kekurangan renovasi panti asuhan.

Julia mengecek ponselnya, hari ini adalah hari ke empat bulan ramadhan di Indonesia; atau hari ke-12 setelah hari jadi Infinite yang ke lima. Julia melihat timeline twittenya, dua belas hari yang lalu ia memposting sbeuah kue berwarna kuning yang ia titipkan ke staff Woollim sebagai kue hari jadi Infinite yang ke lima. Julia hanya memberikan bunga dan kue kepada Infinite. Namun hari ini ia ingin memposting beberapa foto yang di kirimkan oleh temannya yang ada di Jakarta. Julia bekerja sama dengan sbeuah fanbase untuk mengadakan buka bersama dengan 500 orang anak yatim piatu untuk merayakan ulang tahun Infinite yang ke lima. Julia mengulas sebuah senyuman ketika melihat foto-foto yang di kirimkan oleh temannya yang ada di Jakarta, anak-anak yang hadir ke buka puasa bersama terlihat bahagia, mereka tak hentinya tersenyum.

‘Sekarang aku menyadari kalau bahagia itu mudah, melihat orang tersenyum saja sudah membuat aku bahagia’ ucap Julia yang melihat foto-foto yang di kirimkan oleh temannya. Julia mempoting foto buka puasa bersama dan foto member Infinite yang tertawa.

J.Infinite: Mereka bisa merasakan tawa kalian juga, bahagia itu ternyata mudah.

‘Sepertinya aku harus mencetak foto acara buka puasa dan perkembangan renovasi panti asuhan agar Infinite bisa melihat perkembangannya juga’ ucap Julia yang bergegas untuk menyalakan laptop dan memilah-milah gambar yang bagus yang akan ia cetak. setelah memilah-milah foto, Julia membuka folder foto yang berisi foto-foto Infinite. Julia membuka folder foto Infinite tahun 2014 sampai foto terbaru mereka untuk membuat demo stiker. Saat Julia sedang memilah-milah, tiba-tiba tampil foto Alva dan Julia yang sedang menonton konser Infinite beberapa waktu yang lalu. Julia termenung melihat foto tersebut.

‘Ternyata saat bersamamu cukup menyenangkan, aku bahkan tersenyum sangat bahagia di foto ini’ ucap Julia yang melihat foto dirinya dan alva. Julia mengangkat kepalanya lalu emnatap langit-langit kamarnya, untuk sejenak ia memejamkan kedua matanya, ingatannya bersama Alva datang seperti film usang, semua kenangan itu datang tanpa mengucapkan permisi dan mencabik-cabik hati Julia dengan sadis.

‘Aku pikir aku sudah lupa sama kamu, tapi kenapa lihat foto kamu buat perasaan jadi enggak menentu seperti ini?’ ucap Julia yang mengusap dadanya. Julia melihat ponselnya ketika ponselnya berdering. Mi Ra mengirimkan sebuah pesan berupa link video di youtube, Julia membuka link tersebut. Ternyata link video tersebut adalah video penampilan Sung Gyu saat di sebuah acara music membawakan lagu milik Nell. Julia mencolokan earphone di ponselnya, lalu meneganakan earphone di kedua telinganya. Julia memfokuskan diri melihat Sung Gyu membawakan lagu Nell berjudul Time walking throught memories. Kedua mata Julia mulai berkaca, air matanya siap meluncur kapapun.

‘Kenangan tentang dirimu mendatangiku, membuat kerinduan kembali’ —Nell Time Walking Throught memories.

Julia melipat kedua tanganya di atas meja kamarnya, ia menjatuhkan kepalanya di atas meja. Entah mengapa saat ia mendengarkan lagu yang di bawakan Sung Gyu, hatinya semakin sakit, ia semakin ingin melupakan Alva, namun ia tak sanggup. Lagu berikutnya yang di bawakan oleh Sung Gyu adalah Kontrol, lagu yang comebacknya beberapa minggu yang lalu.

If you miss me again

Don’t worry about anything

And comeback. Comeback to me.

Like this each day, I wait you with tears.—Sung Gyu; Kontrol

Julia mulai terisak, tangisnya semakin menjadi. Ada sesuatu yang ingin ia luapkan, ada sesautu yang tercekat di kerongkonganya, dan ada sesuatu yang tersembunyi di dalam hatinya. Julia ingin mengeluarkan itu semua agar ia merasa lebih lega. Julia memukul meja dengan tanganya yang terkepal, ia benci kehilangan, ia benci melupakan dan ia benci dirinya yang sellau menangis saat kehilangan seseorang.

Video yang berikutnya terputar secara otomatis, video tersebut adalah video Infinite membawakan lagu A Person Like Me di summer concert tahun 2014. Julia semakin menjadi, setiap lirik dari lagu ini seperti mengambarkan perasaanya. Hatinya semakin merasa tercabik ketika mendengar suara Sung Gyu dan Woo Hyun.

Geojitmalijyo geudae

(Ini sebuah kebohongan kan?’

Saranghaetdan geu mal

(Saat kau berkata mencintaiku)

Nae maeum gipi sangcheo maneuro mudeodugo itjyo

(Kau hanya meninggalkan bekas luka di hatiku)

‘Benar, cinta hanya meninggalkan bekas luka di hati’ ucap Julia yang terisak.

Chueok jocha jiweotneunde

(aku telah menghapus semua kenangan)

Wae ireohke aryeonhangeolkka

(tapi mengapa ku merasa begitu sedih?)

‘Aku sudah lupa sama kamu, kenapa kamu muncul lagi?’ ucap Julia dengan kesal. Julia mengankat kepalanya melihat video yang sedang berputar di ponselnya.

Nan aningayo

(Apa aku bukan satu-satunya?)

Geudaereul wihan sarami itnayo

(Apa ada orang lain di sisi mu?)

‘Benci Woo Hyun! Kenapa suara dia bikin aku makin merasa sakit hati?’ gerutu Julia.

Naran saram neomu jigeutjigeuthan saramgingeol

(Aku tak bisa lakukan sesuatu, karena ku tak berguna)

Eojjeol su eobjyo na jochado ireohke jibchakmanhaneungeol

(Aku tak berguna, aku hanya menjadi tersobsesi seperti ini)

Iroehke babo gateun na, neomu babo gateun na

(Aku terlihat seperti orang bodoh. Benar, seperti orang bodoh)

Aljana

(Kau tahu itu)

Bol so obgetjyo

(Aku tak sanggup melihatmu)

‘Woo Hyun dan Myung Soo sampai nangis nyanyi lagu ini’ ucap Julia yang memperhatikan video yang ia lihat.

Ijeneun moduda kkeutchigetjyo

(Ini mungki telah berakhir)

Jal aljiman geureohjiman geudae, nareul ihaehaeyo

(Meski ku tahu dengan baik, ku mohon pahamilah aku)

Geojitmalijyo geudaereul wihan sarami itgetjyo

(Itu bohong, mungkin ada seseorang di sisimu)

‘Baiklah, sudah cukup menangisnya malam ini’ ucap Julia yang menghapus air matanya lalu pause video yang sedang ia tonton. Julia kembali memfokuskan dirinya untuk membuat stiker member Infinite.

Seorang wanita yang tingginya sekitar 166 cm berjalan menuju sebuah ruangan yang ada di lantai B1, wanita itu membawa sebuah paper bag dengan motif batik. Wanita itu mengetuk pintu ruang kaca lalu masuk kedalam ruang kaca. Enam member Infinite telah berkumpul di ruang kaca, hanya Woo Hyun yang belum datang.

‘Hello’ sapa Woo Hyun yang berdiri di belakang wanita itu lalu berjalan memasuki ruang kaca.

‘Aku mau mengantarkan bingkisan untuk kalian, ini bingkisan sudah ada sekitar tiga minggu yang lalu’ ucap wanita itu yang mengangkat paper bag yang sedang ia pegang. Woo Hyun mengambil paper bag yang di berikan wanita itu.

Gomawoyo’ ucap Woo Hyun yang melihat isi paper bag yang ada di tanganya. Wanita itu keluar dari ruang kaca.

‘Untuk siapa?’ tanya Sung Gyu penasaran, Woo Hyun berjalan mendekati teman-temannya.

‘Entahlah, hanya tertulis untuk Infinite. Isinya adalah sebuah album foto’ ucap Woo Hyun yang mengeluarkan album foto, semua member Infinite mengerubungi Woo Hyun untuk melihat apa isi album foto tersebut. Woo Hyun membuka Album foto tersebut, terdapat foto member Infinite yang sedang tertawa bahagia.

‘Cerita tentang Infinite?’ gumam Hoya, Woo Hyun membalik halaman album foto tersebut. di halaman berikutnya mereka merlihat foto kumpulan anak-anak kecil tertawa bermain dengan mainan yang cukup banyak, dari manainan yang menyerupai hewan hingga mainan robot-robotan, masak-masakan dan lego. Di halaman sebelah kanan terdapat kumpulan foto Dong Woo dengan banyak mainan yang unik.

‘Mengapa aku merasa ini dari Julia yah?’ ucap Dong Woo yang melihat album foto yang sedang di buka oleh Woo Hyun.

‘Aku senang melihat anak-anak kecil itu menikmati mainan seperti Dong Woo Hyung yang menikmati mainannya’ ucap Sung Jong.

‘Fotonya pun sangat bagus’ komentar Myung Soo, Woo Hyun membalik halaman album foto. Kini terdapat foto anak-anak yang tak mampu mendapatkan bantuan tas sekolah, di bagian bawah halanan sebelah kiri terdapat sertifikat bantuan perbaikan sekolah di Vietnam. Member Infinite melihat halaman sebelah kanan. Terdapat foto-foto anjing dengan keadaan yang mengenaskan, namun di bagian bawah terdapat foto anjing-anjing tersebut tumbuh sehat, di halaman kanan juga terdapat foto sertifikat donasi ke sebuah lembaga perlindungan anjing.

‘Walau aku takut kepada anjing, tapi aku cukup bahagia melihat anjing-anjing yang malang hidup sehat’ ucap Sung Gyu. Woo Hyun membalik halaman berikutnya, terdapat foto anak-anak sekolah dengan seragam putih merah kesulitan melalui jembatan yang telah rusak. Di bawah foto tersebut terdapat sebuah jembatan nan kokoh terbangun. Jembatan tersebut bahkan bisa di lewati oleh mobil. Di bagian sebelah kanan juga terdapat foto anak-anak sekolah berjalan bersama dengan wajah riang karena tidak perlu menerjang bahaya untuk berangkat sekolah. Di bawah foto tersebut terdapat sebuah tulisan.

‘Karena jembatan Wusuya, bukan hanya anak-anak saja yang bisa melanjutkan sekolah, namun orang tua mereka juga dapat mengehemat biaya transpotasi untuk kepasar atau ke kota’ baca Sung Yeol.

‘Wah, hebat sekali’ puji Hoya. Woo Hyun membalik halaman album foto, terdapat foto Woo Hyun bersama dengan Ibunya.

‘Ibu ku terlihat cantik di foto ini’ puji Woo Hyun. Di bawah foto dirinya bersama sang Ibu, terdapat foto tumpukan kado yang di terima oleh Ibu Woo Hyun. Di sebelah kanan juga terdapat foto orang tua member lain menerima hadiah.

‘Terima kasih telah lahir, terima kasih telah debut dan terima kasih telah berkarya setulus hati. Orang tua kalian seperti orang tua kami yang juga harus kami bahagiakan’ Woo Hyun membaca tulisan yang ada di sebelah kanan album. Woo Hyun membalik ke halaman berikutnya. di bagian kiri dan kanan halaman tersebut penuh dengan foto sebuah panti asuhan dengan keadaan yang memprihatinkan, lalu berubah menjadi panti asuhan dengan keadaan yang baik dan nyaman untuk di tempati. Di bagian kanan album terdapat anak-anak yang mengenggam sebuah benner bertulisan ‘Thank You Infinite & Inspirit’.

‘Aku bahkan merinding melihat halaman ini. Lihat, tidak hanya merenovasi, tapi juga membangun taman bermain untuk anak-anak panti asuhan’ ucap Sung Yeol yang menunjuk foto pada album. Woo Hyun membalik ke halaman berikutnya. Di halaman ini terdapat foto anak-anak sedang makan bersama, sedang tertawa bersama dan sedang menerima bingkisan. Di bagian sebelah kanan terdapat foto tujuh member Infinite yang tertawa saat makan bersama.

‘Rayakan lima tahun debut Infinite dengan berbuka puasa bersama 500 orang anak yatim piatu dan orang tidak mampu. Mereka dapat tersenyum hari ini sama seperti kalian’ Sung Jong membaca sebuah tulisan yang terdapat di bawah foto member Infinite.

‘Apa itu Puasa?’ tanya Sung Gyu.

‘Ibada umat muslim’ ucap Sung Jong.

‘Iya, mereka tidak makan dari pagi buta hingga matahari terbenam, mereka melakukan itu selama satu bulan’ ucap Woo Hyun, Sung Gyu mengangguk. Woo Hyun membuka halaman terakhir dari album photo tersebut. di halaman tersebut penuh dengan foto project yang telah Julia lakukan selama tiga tahun terakhir. Mulai dari sertifikat donasi, food truck, hadiah, bingkisan, paper bag, penjualan album, hingga penjualan beberapa item unofficial Infinite. Di bagian bawah sebelah kanan album terdapat nama Julia.

‘Woah, Julia memang hebat’ puji Dong Woo.

‘Aku tidak menyangka kalau ia melakukan banyak hal yang mengatas namakan grup kita’ ucap Sung Gyu.

‘Bahkan kebaikan Julia yang merenovasi panti asuhan dan mengadakan acara buka puasa bersama dengan orang-orang tidak mampu tertulis di media online Korea’ ucap Sung Jong.

‘Dia memang hebat’ ucap Sung Gyu.

‘Bahkan rumah panti asuhannya telah selesai di renovasi’ ucap Myung Soo.

‘Aku bangga memiliki pengemar yang baik hati’ ucap Sung Yeol.

‘Dia bukan pengemar kita, dia adalah teman kita’ ucap Woo Hyun yang menutup album foto lalu meletakannya di atas meja.

Siang kota Seoul yang di liputin teriknya matahari membuat orang tak hentinya mengelap peluh mereka, termasuk Julia. Hari ini Julia sedang berada di sebuah acara music setelah ia diam-diam melarikan diri saat Hong Ki sedang meeting. Julia berdiri tak jauh dari food truck Infinite yang ada di depan studio, beberapa orang yang mengunakan merchandise Infinite mengambil makanan di food truck Infinite. Julia melangkahkan kakinye ke food truck, lalu menyapa penjaga food truck.

‘Kau datang?’ sapa penjaga food truck dengan senyuman, Julia juga ikut tersenyum.

‘Aku hanya ingin foto-foto saja di sini’ ucap Julia yang mengangkat DLSR-nya lalu mengambil beberapa foto yang akan di posting ke twitter sebagai bukti kalau ia sedang melakukan food support untuk Infinite.

‘Ini untuk mu, makan dan minumlah sedikit sebelum nonton Infinite’ ucap penjaga food truck yang memberikan Julia segelas juice jeruk dan sandwicth, Julia menerimanya dan mengucapkan terima kasih.

‘Kau sesekali harus mencicipi makanan food truck yang kau adakan. Oh yah, aku sudah mengantarkan makanan untuk Infinte, staff mengambilnya tadi’ ucap penjaga food truck, Julia mengangguk lalu mengangkat kedua ibu jarinya.

‘Kau memang yang terhebat’ ucap Julia, yang kemudian memasukan kamera kedalam ranselnya.

‘Selamat menonton Infinite’ ucap penjaga food truck ketika Julia melangkah meninggalkan food truck, Julia menoleh, terseyum.

‘Aku kira kau datang adalah bohong’ ucap Mi Ra ketika bertemu dengan Julia.

‘Mana mungkin, sudah aku bilang kalau hari ini Daepyonim sedang meeting, jadi aku bisa melarikan diri’ ucap Julia. ‘Oh yah, apakah Infinite masuk dalam katagori win?’ tanya Julia, Mi Ra mengangguk.

‘Melawan SNSD’ ucap Mi Ra.

‘Eihhhhh.. lawan yang cukup berat’ ucap Julia, Mi Ra mengangguk tanda setuju dengan ucapan Julia.

‘Tapi aku tadi aku melihat hasil voting Infinite di web MCD, mereka menang’ ucap Mi Ra.

‘Wah, kalau begitu aku akan mendukung via SMS’ ucap Julia.

‘Iya, kita mendukung Infinite dengan cara apapun. Voting, penjualan album, lalu food support. Tujuannya agar Infinite menang di acara musik’ ucap Julia.

‘Setidaknya kita membuktikan kalau usaha Infinite tidak sia-sia’ ucap Julia.

‘Benar’

‘Ah, aku merasa lelah sekali, Bulan Mei aku baru saja menyelesaikan pengiriman album Sung Gyu dan mrngirim gift project Sung Gyu. Semuanya selesai bulan kemarin, dan sekarang aku akan mengepak-ngepak kembali’ keluh Julia.

‘Jadikan keluhanmu sebagai motivasi’ ucap Mi Ra.

‘Iya harusnya, sekarang kan aku benar-benar memesan Album mereka sendiri, lalu membuat projectnya sendiri. Saat aku di Indonesia, setidaknya kamu membantuku’ ucap Julia.

‘Iya,sih’ ucap Mi Ra.

Setelah mengantri beberapa menit, Julia dan Mi Ra akhirnya masuk untuk melihat Infinite gladi resik sebelum mereka tampil live nanti malam. Julia mengoyangkan light stick miliknya melihat penampilan Infinite, sesekali Julia juga berteriak bersama dengan Inspirit lainnya yang hadir di MCD.

Penyanyi yang menjadi line up MCD hari ini mulai memasuki panggung dan berkumpul, suara seorang wanita memberitahu kalau sebentar lagi mereka akan live untuk penutupan acara MCD hari ini. Julia berdiri di tribun, melihat Infinite memasuki panggung dari atas. Infinite mulai sibuk dnegan dunia mereka, terkadang mereka menari tak jelas sebelum live. MC MCD pada hari itu menyapa penonton untuk mengetahui hasil pemenang dari MCD minggu ini.

‘Jaebal, Jaebal’ ucap Julia, member Infinite bertepuk tangan mengikuti artis lainnya.

Chukkahamnida…’ gumam MC ketika hasil penilaian keluar.

‘Infinite chukkahamnida’ ucap MC MCD, Julia berteriak bersama dengan Inspirit lainnya, Infinite terkejut dengan yang dikatakan MC. Sung Yeol menerima piala kemenangan grupnya dan mengucapkan rasa terima kasihnya kepada orang-orang yang terah mendukung Infinite. setelah MC menutup acara pada hari itu, Infinite membungkukan tubuh mereka ke penyanyi lainnya dan sedikit berloncat. Julia mengangkat kamera DSL-nya untuk membidik Infinite yang dengan bebas merayakan hari kemenangan mereka. Julia terus membidik member Infinite seakan tak ingin kehilangan satupun moment yang sedang terjadi. Beberapa member Infinite mangambil ponsel yang di sodorkan oleh penonton yang ada di festival, lalu berselca mengunakan ponsel fans mereka.

‘Sung Yeol, jangan aja kamu salah mengembalikan ponsel’ ucap Julia ketika mmbidik Sung Yeol yang tengah selca dengan kamera pengemarnya. Setelah lagu selesai, Infinite mengucapkan terimakasih untuk sekali lagi lalu membungkukan tubuh mereka.

‘Aku tak menyangka kalau mereka menang’ ucap Julia ketika member Infinite kembali ke backstage. Julia berjalan keluar dari venue ketika seluruh member Infinite telah masuk ke dalam backstage, ia harus membidik Infinite ketika memasuki van.

‘Hey’ sapa Mi Ra, mereka berdua tak sengaja bertemu.

‘Yey.. Infinite manang’ ucap Julia dengan senang.

‘Tidak ada yang sia-sia selama berusaha’ ucap Mi Ra.

‘Mereka datang!’ ucap Julia ketika melihat salah satu member Infinite keluar dari backstage. Member Infinite membungkukan tubuh mereka sesekali dan melambaikan tangan mereka ketika ingin masuk kedalam van, bukan hanya Julia saja yang menaiki kameranya lalu membidik Infinite, namun ada puluhan orang yang melakukan hal yang sama dengan kamera lensa panjang mereka. Orang-orang yang berkerumun dekat van Infinite melambaikan tangan ketika melihat van yang membawa Infinite beranjak pergi. Sunjong membuka kaca van lalu melambaikan tangan. Hal yang sama di lakukan oleh Woo Hyun dan Hoya.

‘Yey’ ucap Julia.

‘Inifnite menang’ ucap Mi Ra yang tos bersama Julia.

‘Mari kita rayakan kemenangan Infinite’ ajak Mi Ra.

‘Makan? Aku lapar, ayo rayakan dengan makan ayam’ ucap Julia.

‘Aku setuju’ ucap Mi Ra.

‘Kenapa kamu tidak pernah mau berada di festival saat nonton di music show?’ tanya Mi Ra.

‘Aku pendek! Lagi pula aku malas berdesak-desakan dengan orang lain’ ucap Julia.

‘Benar juga sih’ ucap Mi Ra.

‘Mi Ra-ya, aku sedang membuat stiker obrolan untuk Infinite’ ucap Julia.

‘Jinjja?’ gumam Mi Ra tak percaya, Julia mengangguk.

‘Masih dalam bentuk demo, semoga saja Daepyonim setuju dan mengeluarkan official stiker Infinite’ ucap Julia.

‘Semoga, aku doakan’ ucap Mi Ra.

Seorang wanita yang tadi menjelaskan tentang demo sticker terbaru kembali duduk di mejanya. Hong Ki bangkit dari duduknya dan berdiri di depan. Julia menatap Hong Ki lalu mengangkat tangan.

‘Apakah aku boleh mempresentasikan demo stikerku?’ tanya Julia dengan hati-hati, Hong Ki mengangguk.

‘Silahkan’ ucap Hong Ki yang mempersilahkan Julia untuk maju kemudian Hong Ki kembali duduk di bangkunya.

Julia membuka folder presentasinya, lalu mulai menjelaskan karekter dari demo stikernya.

‘Sung Gyu terkenal dengan ekspresi angry, jadi saya membuat stiker dengan mengedit kepala Sung Gyu yang sedang marah, di gabungkan dengan tubuh angry birth. Stiker ini merupakan stiker dari sikap asli semua personil Infinite. Dong Woo yang suka tertawa, Woo Hyun yang suka merayu dan memberikan finger heart, Sung Yeol yang bersikap layaknya anak kecil, Hoya yang kaku, Myung Soo yang charming, dan Sung Jong magnae yang cantik. Saya rasa ini cukup bagus untuk di aplikasi ngobrol bersama teman, karena stiker mereka yang terlihat lucu’ ucap Julia pada ujung presentasinya. Julia mengecek ponselnya ketika ia selesai menjelaskan demo stiker terbarunya, Julia tersenyum membawa pesan dari Mi Ra yang mengatakan kalau hari ini Infinite meraih kemanangan kembali dengan mengalahkan SNSD di Music Bank.

‘Mengapa harus Infinite?’ tanya Hong Ki.                                                             

‘Kita butuh sebuah group yang sedang berprestasi, saya tidak mengatakan kalau group yang teman-teman presentasikan tidak berprestasi, namun ini merupakan moment yang sangat tepat untuk kita merilis stiker Infinite. Pada comeback Sung Gyu Mei lalu, ia berhasil meraih piala di music show, mengalahkan Big Bang. Lalu hari ini Infinite telah mengalahkan SNSD sebanyak dua kali sejak mereka melakukan panggung comeback minggu ini. Buat saya ini pasti menjadi moment yang tepat untuk merilis stiker Infinite menjadi product terbaru dari stiker chat online perusahaan ini’ ucap Julia, Hong Ki tampak berfikir sejenak.

‘Okay, aku setuju. Silahkan hubungi agensi Infinite untuk membicarakan hal ini dan siapkan proposalnya’ ucap Hong Ki yang bangkit dari duduknya dan menatap Julia dengan senyuman.

Daepyonim..’ ucap karyawan Hong Ki yang menatap Hong Ki tidak percaya.

‘Berikan tepuk tangan ke Julia’ ucap Hong Ki yang bertepuk tangan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

‘Kamu yakin enggak apa-apa?’ tanya Miko yang menatap Julia, hari ini Miko mengantarkan Julia ke Bandara. Gadis berambut coklat itu menaiki kaca matanya, ia menatap Miko dengan senyuman ceria.

‘Aku lebih cukup dari kata baik. Kamu hati-hati pulang ke Indonesia’ ucap Julia yang menepuk-nepuk bahu Miko.

‘Iya, aku harus melatih anak-anak kecil untuk renang saat sampai Jakarta’ ucap Miko yang mengerutkan kening karena udara yang panas.  Miko memberikan Julia sebuah paper bag berukuran besar.

‘Apa ini?’ tanya Julia yang membuka paper bag yang di berikan Miko.

‘Aku bakalan tau kalau kamu ke Jepang, pasti enggak aka nada waktu buat belanja baju. Akhirnya aku beli baju pas ke Singapore beberapa minggu yang lalu. Ukurannya sesuai dengan badan kamu kok’ ucap Miko.

‘Kamu bahkan banyak tahu tentang aku’ ucap Julia yang menatap Miko.

‘Aish, Apa perlu aku buka masker, penutup kepala dan kaca mata hitam aku biar semua orang tau kalau aku lagi nganterin pacar aku ke Bandara’ goda Miko.

‘Jangan ngarep untuk jadi pacar aku lagi’ ucap Julia yang menujuk Miko.

‘Sudah, sana masuk. Bentar lagi Infinite bakal sampai bandara’ ucap Miko yang melihat ke Kiri dan ke kanan. Julia merentangkan tanganya untuk memeluk Miko sejenak.

‘Jangan lama-lama peluknya, nanti aku bisa khilaf atau bisa suka lagi sama kamu’ ucap Miko yang membuat Julia langsung melepas pelukannya.

‘Okay, pacarnya Woo Hyun mau menyambut Woo Hyun dulu’ ucap Julia yang melambaikan tangannya ke Miko lalu bergegas menunggu Infinite di pintu keberangkatan. Sedangkan Miko kembali lagi ke Hotel karena ia baru berangkat pulang ke Jakarta nanti malam.

Julia mengeluarkan kameranya, beberapa fans telah memadati pintu keberangkatan, menunggu Infinite yang akan pulang ke Korea hari ini. Sebuah Bus besar berhenti di depan pintu keberangkatan. Pengawal bnadara mulai sibuk berlari kedepan pintu Bus. Julia menyangkutkan tali paper bag pada bahunya.

‘Semoga berhasil Jul’ ucap Julia yang menyemangati dirinya sendiri. Julia mengankat kameranya lalu membidik Infinite dari jauh. Member pertama yang keluar adalah Sung Gyu, lalu di susul oleh Sung Yeol, Dong Woo, Woo Hyun, Myung Soo, Sung Jong dan Hoya. Mereka satu persatu turun dari Bis, beberapa dari mereka sengaja berhenti berjalan untuk melambaikan tanganya yang pengemar yang mengatar kepulangan mereka.

‘L itu kapan jeleknya sih?’ gerutu Julia ketika kameranya terarah ke Myung Soo. Satu pesatu member Infinite lewat di depan Julia, tari paper bag yang di sangkutkan ke baju Julia tiba-tiba jatuh, Julia mengulurkan tanganya untuk membetulkan tali paper bag yang turun, namun Hoya yang berjalan di depannya malah menyalami tangan Julia hingga kedua tali paper bag Julia turun hingga siku tangan Julia.

Julia terpaku menatap punggung Hoya yang berlalu, terselip rasa tak percaya, kesal namun bahagia.

‘Untung saja paper bag-nya enggak jatuh’ ucap Julia yang membertulkan tali paper bag. Julia masuk kedalam bandara dna berjalan menuju sebuah kedai coffee kesukaanya.

Green tea satu, dengan cream yang banyak yah’ ucap Julia kepada kasir. Namun kasir tersebut terdiam.

‘Astaga, aku benar-benar harus belajar bahasa Jepang kalau kayak gini caranya’ keluh Julia. Seorang laki-laki berdiri di belakang Julia dan menyebutkan pesanan Julia dalam bahasa jepang, Julia menengok ke belakang. Prince charming Infinite sedang berdiri di belakang Julia. Ia tidak hanya menyebutkan pesanan Julia, tapi ia Juga menyebutkan minuman yang akan ia beli.

‘Terimakasih Myung Soo’ ucap Julia yang mengambil dompet di dalam tas kecil lalu mengeluarkan sejumlah uang.

‘Aku di traktir?’ ucap Myung Soo melihat Julia mengeluarkan sejumlah uang.

‘Sebagai rasa terima kasih’ ucap Julia. ‘Pesanlah untuk member lain’ lanjut Julia. Myung Soo malah memberikan kartu kreditnya ke kasir lalu memesan enam minuman lagi.

‘Simpanlah uangmu untuk dirimu atau untuk pembangunan rumah panti asuhan, untuk kali ini aku yang akan bayar’ ucap Myung Soo dengan senyuman.

‘Astaga, aku jatuh cinta’ ucap Julia yang menatap Myung Soo.

‘Kau memang harus jatuh cinta dengan laki-laki setampan aku’ ucap Myung Soo dengan percaya diri.

‘Myung Soo-ssi, apakah aku boleh minta belikan sebotol air mineral?’ tanya Julia, Myung Soo mengangguk.

‘Pesanlah’ ucap Myung Soo dengan sebuah senyuman, namun saat Myung Soo tersenyum, Julia telah mengangkat kameranya dan membidik Julia.

‘Lensa baru?’ tanya Myung Soo.

‘Iya, aku membelinya awal tahun. Bulan ini Woo Hyun akan main sepak bola di Jeju, jadi kamera ini pasti akan membantu ku’ ucap Julia yang menurunkan kameranya.

‘Oh yah, kucing yang kau berikan kepadaku sangat lucu. Ia sangat penurut’ ucap Myung Soo.

‘Aku pikir Woo Hyun tidak akan memberikan kucing itu kepadamu’ ucap Julia.

‘Tidak-tidak, ia memberikan kucing yang kau berikan kepadaku saat di apartemen. Semua member menyukainya’ ucap Myung Soo. Pelayan kasir memberikan pesanan Myung Soo, Julia mengambil pesanannya dan air mineral yang ia pesan.

‘Apakah mau aku bantu untuk membawakannya?’ tanya Julia.

‘Tidak usah’ tolak Myung Soo.

‘Makasih untuk green tea nya’ ucap Julia yang mengangkat green tea yang di belikan Myung Soo. Ponsel Julia bergetar, Julia merogoh saku celananya sambil berjalan keluar dari café. Hong Ki menghubunginya.

‘Kau di mana?’ tanya Hong Ki.

‘Di bandara, hari ini saya pulang ke Seoul’ ucap Julia.

‘Mau di jemput?’ Julia mengerutkan kening mendengar tawaran Hong Ki.

‘Oh, tidak usah. Saya bisa pulang sendiri’ tolak Julia.

‘Yah sudah, sesampainya di bandara, pulang ke rumah saya. Di sini banyak kerjaan yang harus kamu kerjakan’ ucap Hong Ki.

‘Baiklah’ ucap Julia dengan suara pelan, Hong Ki memutus sambungan telepon.

‘Dasa bos gila. Aku bahkan tidak boleh pulang ke rumah telebih dahulu ketika sampai di Gimpo?’ keluh Julia yang menatap layar ponselnya, Julia segera menguhubungi Jilsa untuk meminta Jilsa ke Gimpo membawakan high heels milik Julia dan membawa barang-barang Julia pulang.

‘Julia..’ sapa Mi Ra.

‘Hey’ Julia kesulitan untuk melambaikan tangan ke arah Mi Ra yang berjalan mendekatinya.

Paper bag untuk siapa?’ tanya Mi Ra yang melihat Julia membawa paper back besar. Mereka berdua berjalan untuk check In lalu bergegas ke ruang tunggu penumpang.

‘Dari Miko, aku bilang kalau berat badan aku turun sebanyak sepuluh kilo. Dia beliin aku banyak baju’ ucap Julia dengan tawa.

‘Aku rasa dia benar-benar menyukaimu’ ucap Mi Ra.

Just friend, enggak boleh lebih’ ucap Julia.

Julia menawarkan green tea yang tadi ia minum, namun Mi Ra menolak.

‘Dari Myung Soo, yakin mau nolak?’ ucap Julia.

‘Kok bisa?’ tanya Mi Ra.

‘Kamu tau kan kau enggak bisa bahasa Jepang, dan di Jepang orang-orang yang bisa bahasa Inggris tuh enggak begitu banyak. Tadi aku pesen green tea dan pelayannya enggak ngerti, Myung Soo bantuin aku pesen minuman dan dia bayarin minuman ku’ ucap Julia.

‘Enaknya’ ucap Mi Ra iri.

‘Kebetulan, lagi lucky fans aja’ ucap Julia.

‘Oh yah, bulan ini kita bakalan benar-benar sibuk’ ucap Mi Ra.

‘Kamu mungkin yang akan benar-benar sibuk karena Sung Gyu akan comeback solo’ ucap Julia.

‘Iya. Infinite juga akan hadir di dream concert, lalu Woo Hyun akan main sepak bola di Jeju, dan ada beberapa jadwal Infinite bulan ini’ tukas Mi Ra yang kembali mengingat jadwal Infinite bulan ini.

‘Aku rasa aku tidak akan mengikuti semua jadwalnya karena pekerjaanku yang padat. Habis dari Tokyo saja, Bos ku menyuruh aku datang kerumahnya’ ucap Julia.

‘Begitulah bekerja di bidang IT, selain menguras otak, IT juga menguras waktu’ ucap Mi Ra.

‘Bagaimana dengan project yang kau adakan untuk comeback Sung Gyu?’ tanya Julia.

‘Aku bahkan tidak bisa menjual DVD kumpulan Video Sung Gyu setahun belakangan ini karena sedang beredar pembajakan video masternim’ ucap Mi Ra.

‘Seram sekali’ ucap Julia.

‘Aku rasa, yang Woollim jual saja masih bisa kebobolan ke Youtube, bagaimana yang kita buat? Jadi aku ragu menjual DVD Sung Gyu. Aku lebih memilih untuk membuka early order album Sung Gyu, lalu menjual paket photo book Sung Gyu di konser dilemma tour. Itu lebih aman untuk saat ini’ ucap Mi Ra.

‘Memangnya tidak ada yang cara untuk mencegah pembajakan DVD?’ tanya Julia.

‘Entahlah, sekarang masternim sedang mengembangkan sistem mengunci DVD yang mereka jual. Jadi DVD tidak bisa di setel di laptop ataupun computer tanpa password. Jika metode itu sudah berhasil, aku baru akan berani menujual DVD kumpulan video Sung Gyu’ ucap Mi Ra.

‘Negara mana yang terlibat dalam pembajaka?’ tanya Julia penasaran.

‘Asia, dan terbesar adalah Indonesia. Jika ini semakin menjamur, kemungkinan besar semua fansite tidak akan menjual DVD ke fans Indonesia’ ucap Mi Ra.

‘Aku jadi malu’ ucap Julia.

Seorang laki-laki berjalan menuju ruangan direktur perusahaan, laki-laki itu mengetuk pintu lalu memasuki ruangan tersebut.

‘Ada apa Nyonya memanggil saya?’ tanya laki-laki tersebut.

‘Hendri, apakah kau tau Infinite?’ tanya Margaret, Hendri mengelengkan kepala.

‘Itu nama makanan atau nama tempat?’ tanya Hendri dengan hati-hati.

‘Nama Boyband, Hendri! Coba kamu cari tahu tentang mereka, mulai dari album mereka, agensi, member, jadwal, pasar mereka, penghargaan mereka dan semuanya tentang mereka. Kalau perlu undang mereka ke rumahku saat mereka konser di LA’ ucap Margaret mendintekan apa yang harus Hendri cari.

‘Baik, Nyonya. Apakah Infinite ini akan menjadi brand ambassador dari salah satu produk perusahaan?’ tanya Hendri.

‘Masih saya pikirkan’ jawab Margaret.

‘Ada apa dengan Infinite?’ tanya Hendri yang penasaran dengan Infinite.

‘Menantu saya suka sekali sama Infinite’ ucap Margaret dengan bahagia.

‘Tuan Yoga?’ celetuk Hendri.

‘Bukan, Jimelsa Anathasa, atau biasa di panggil Julia. Dia bilang kalau saya bisa bertemu dengannya di konser Infinite, karena ia pasti akan menonton konser Infinite’ ucap Margaret.

‘Julia? Menantu Nyonya dari?’ Hendri masih tidak mengerti apa yang di ucapkan Margaret.

‘Dari Alvaro Gomer Jianheeng, ituloh anak saya yang sekarang pegang perusahaan yang di LA’ ucap Margaret.

‘Memangnya Tuan Jian sudah menikah?’ tanya Hendri yang menginga-ingat acara penting yang di lalui keluarga penting Jianheeng.

‘Tunggu saja undanganya nanti’ ucap Margaret dengan sebuah senyuman.

Hong Ki melangkah kan kakinya keluar dari kamarnya, ia membawa segelas susu coklat. Di ruang tengah telah berdiri Julia dengan pakain kantor.

‘Duduklah’ pinta Hong Ki yang berjalan mengenakan baju tidur. Julia duduk di sofa ruang tengah, ia mengambil bantal sofa dan meletakannya di atas pangkuannya.

‘Kamu habis kencan di Tokyo?’ tanya Hong Ki, Julia menatap Hong Ki dnegan wajah terkejut, Julia mengigit bibir bawahnya. Hong Ki memperlihatkan berita yang ada di Ipadnya.

‘Sebenarnya kejadiannya bukan seperti yang di beritakan’ ucap Julia.

‘Kamu berbohong’ ucap Hong Ki tanpa mendengar penjelasan Julia.

‘Okay, saya memang ke Tokyo bukan buat menghadiri pernikahan teman saya dan pemberitaan ini sebagian adalah benar’ ucap Julia, Hong Ki mengalihkan padangannya ke jendela.

‘Saya minta maaf jika saya meminta cuti untuk kegiatan pribadi dan bukan untuk keadaan mendesak. Saya juga minta maaf saya terlibat dengan pemberitaan orang terkenal. Namun saya ingin menjelaskan kalau saya ke Tokyo merupakan ajakan teman saya. Anada Mikora Wijaya merupakan teman dekat saya dan dia ke bandara hanya menjemput saya’ ucap Julia.

‘Saya minta minta maaf’ ucap Julia yang membungkukan tubuh.

‘Baiklah’ ucap Hong Ki yang membuang nafas.

‘Di sana ada kumpulan file yang harus kamu kerjakan, saya ingin pesan makanan untuk makan malam’ ucap Hong Ki yang menujuk tumpukan map di atas meja. Julia langsung mengambil map tersebut dan mengejakan pekerjaanya. Hong Ki membawakan minuman bersoda, ayam goreng, kimchi dan soup tofu.

‘Makanlah’ ucap Hong Ki yang menyuruh Julia untuk makan. Julia sejanak menginggalkan pekerjaanya lalu makan bersama dengan Hong Ki.

‘Jadi kau benar seorang mantan atlit?’ Julia mengangguk sambil memakan makan malamnya.

‘Sudah lama, mungkin sekitar enam atau tujuh tahun yang lalu’ ucap Julia yang mengingat-ingat pertandingan terakhirnya.

‘Mengapa berhenti?’

‘Menurut orang tua saya, di Negara saya seorang atlit itu kurang di hargai, jadi mereka bilang saya bisa menjadi atlit saat saya masih di usia sekolah dn saya harus berhenti saat saya masuk Universitas’ ucap Julia.

‘Tapi Miko bisa terkenal’ ucap Hong Ki, Julia mengangguk.

‘Miko sering menjadi perwakilan Indonesia ke berbagai pertandingan, ia sering menang dan dia benar-benar bekerja keras untuk menjadi atlit seperti sekarang’ ucap Julia.

‘Kamu benar-benar mengenal Miko’ ucap Hong Ki.

‘Dia salah satu teman terbaik saya, saat di melakukan sebuah kesalahan, dia akan menebusnya dengan apapun agar rasa bersalahnya hilang’ ucap Julia. Setelah makan Julia kembali mengerjakan pekerjaanya hingga larut malam. Julia memguap ketika melihat jam yang menujukan pukul tengah malam. Julia merapihkan map yang berserekan lalu menyakan Mac Book –n


Tags:
Komentar
RECENT FAN FICTION
“KANG MAS” YEOJA
Posted Rabu,16 Juni 2021 at 09:31
Posted Senin,20 April 2020 at 22:58
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 23:42
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:08
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:07
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:06
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:06
Posted Sabtu,20 Juli 2019 at 13:01
FAVOURITE TAG
ARCHIVES