DREAMERS.ID - Tak bisa dipungkiri jika idola K-Pop generasi ketiga atau saat ini memang sangat populer dan mendunia. Namun ada satu hal yang belum mereka miliki, yang telah menjadi keunikan dan daya tarik idola K-Pop generasi kedua, yaitu ‘virus koreografi’.
Fans K-Pop dari generasi kedua pasti sudah sangat familiar dengan gerakan-gerakan dance yang ikonik. Nah grup idola generasi ketiga ini dinilai belum menciptakan koreografi yang dapat menyebabkan ‘demam’ secara global.
Virus koreografi adalah salah satu ‘senjata’ yang berkontribusi terhadap gelombang K-Pop di seluruh dunia, di samping musiknya. Selain membantu musik mereka dikenali, ini juga menciptakan tren dance cover di seluruh dunia. Sesuatu yang spesial dari ‘virus koreograf’ adalah bahwa setiap orang, apapun jenis kelaminnya, segala usia, dan terlepas dari apakah mereka fans K-Pop atau bukan, pasti mengetahui poin utama dari koreografi sebuah lagu.
Konsep virus koreografi sangat sederhana sehingga setelah melihatnya, kita bisa mengingat gerakan utamanya. Yang paling penting, gerakan dan musik harus berkaitan satu sama lain dengan sempurna, sehingga menciptakan efek yang kuat dan merangsang minat orang saat mendengar hook dari lagu.
Selain itu, virus koreografi juga memainkan peran yang besar dalam membantu lagu tetap diingat meski hanya menontonnya sekali. Saat orang mendengar lagu itu di suatu tempat, mereka akan segera memikirkan koreografinya. Itu adalah sesuatu yang hanya dapat dilakukan ‘virus koreografi’.
Baca juga: Melihat Tren 'Silver Spoon' Terjun ke Dunia Hiburan, Sudah Kaya Mau Jadi Idola
Ada banyak lagu dari grup K-Pop generasi kedua yang berhasil menciptakan virus koreografi, seperti SNSD dengan lagu ‘Gee’ dan ‘Hoot’, KARA dengan lagu ‘Mister’, Super Junior dengan lagu ‘Sorry Sorry’, Brown Eeyed Girls dengan lagu ‘Abracradabra’ dan masih bayak lagi. Semuanya memiliki satu poin gerakan dance yang unik yang mungkin masih diingat hingga saat ini.Lantas mengapa belum ada ‘virus koreografi’ yang tercipta dari idola K-Pop generasi ketiga yang benar-benar menjadi demam di seluruh dunia? Jika melihat kekuatan utama dari idola generasi ketiga seperti EXO, BTS, Wanna One, SEVENTEEN, BLACKPINK, TWICE, Red Velvet dan lainnya, dapat dilihat bahwa mereka memiliki kesamaan, yaitu ketajaman dan kreativitas gerakan dance.
Perbedaan dari generasi kedua dan ketiga adalah perubahan formasi. Idola generasi kedua fokus pada gerakan mereka dan cenderung tidak banyak melakukan perubahan formasi, sementara generasi ketiga tampaknya fokus pada formasi dan menjadikannya salah satu poin paling penting dari penampilan mereka.
Koreografi utama dalam lagu grup K-Pop generasi kedua sering menjadi viral karena terus diulang dan mudah diikuti. Sebaliknya dalam lagu-lagu generasi ketiga, koreografi utamanya adalah bagian yang paling rumit, sehingga sulit untuk membuatnya viral dan populer di segala usia.
Bukan berarti generasi ketiga tidak memiliki koreografi populer. Kita bisa menyebutkan beberapa koreografi yang unik seperti ‘backpack kid dance’ di lagu ‘Go Go’ milik BTS serta ‘shrimp dance’ dan ‘hammer/shoot dance’ di lagu ‘Shine’ milik PENTAGON. Tapi gerakan itu hanya populer di kalangan fans K-Pop karena dance tersebut awalnya memang sudah terkenal secara internasional.
K-Pop masih berubah dari hari ke hari, selera penonton juga berubah, tren korografi juga berubah. Di pasar musik Korea saat ini, jika idola K-Pop tidak melakukan perubahan konsep, musik, dan tarian, mereka akan dianggap membosankan dan tanpa terobosan. Karena alasan inilag grup idola generasi ketiga harus terus-menerus membuat dan fokus pada teknik. Karena semakin banyak grup berbakat yang bermunculan, jika mereka tidak segera membuktikan keahlian mereka, mereka akan cepat dilupakan oleh penonton.
(fzh)