Dalam studi yang dipresentasikan di konferensi International Association for Music and Medicine di Barcelona ini, para peneliti menganalisis berbagai lagu dan dampaknya pada 300 janin di antara 18 hingga 38 minggu kehamilan. Mereka menggunakan pembicara intravaginal khusus dan memainkan 15 lagu untuk setiap janin.
Para ilmuwan melihat gerakan mulut dan lidah pada mesin ultrasonik. Hipotesis mereka menyatakan bayi menggerakkan mulut atau lidah mereka sebagai tanggapan terhadap musik, berarti pusat bahasa di otaknya sedang terangsang. Mungkin, mereka sedang belajar untuk menanggapi komunikasi itu.
"Hipotesis awal kami menunjukkan bahwa musik menciptakan respons yang bermanifestasi sebagai gerakan vokalisasi karena ia mengaktifkan sirkuit otak yang menstimulasi bahasa dan komunikasi," tulis para peneliti.