DREAMERSRADIO.COM - Cameron Smith, seorang penyiar program siaran jazz di CBS Radio Dallas, Texas, Amerika Serikat mengatakan dari atas panggung Java Jazz Festival 2015 lalu bahwa acara musik tahunan gagasan Java Festival Production ini adalah festival musik jazz terbesar yang pernah ia sambangi. Maka tak heran, jika setiap tahunnya Java Jazz Festival selalu menuai kesuksesan tersendiri.
“Aku sudah pernah pergi ke banyak festival musik jazz di seluruh dunia. Tapi dari semua itu, menurutku hanya Java Jazz Festival-lah yang terbaik dan terbesar yang pernah ada di dunia,” ungkapnya saat menjadi host untuk beberapa artis yang akan tampil pada Minggu (8/3) kemarin.
Rasanya, ungkapan Cameron juga tidak berlebihan jika menyebut Java Jazz Festival adalah acara jazz tahunan terbesar yang pernah ada di dunia. Untuk edisi ke-11 nya tahun ini, setidaknya ada 16 panggung di lokasi yang berbeda dengan ribuan artis dan musisi yang terlibat di dalamnya selama tiga hari tiga malam berturut-turut.
Dari segi konten, Java Jazz Festival juga terlihat selalu menyajikan yang jauh lebih baik dari tahun ke tahun. Mulai dari musisi penampil, konsep dan tematik tahunan, hingga event-event kecil yang turut melengkapi dan memeriahkan di berbagai sudut festival.
Java Jazz Festival 2015 sendiri tahun ini juga berhasil menyedot banyak pengunjung muda yang kebanyakan dari mereka belum awam dengan harmonisasi jazz yang rumit namun elok tersebut. Hal ini dikarenakan hadirnya beberapa penyanyi non jazz yang memiliki daya tarik tersendiri.
Deretan artis lokal yang kini tengah digandrungi banyak pengunjung muda antara lain seperti Tulus, Payung Teduh, Afgan, Endah N Rhesa, Mocca sampai nama-nama internasional sekaliber Jessie J yang notabene adalah penyanyi pop dan Christina Perri adalah alasan mereka untuk mau datang ke Java Jazz Festival 2015.
Baca juga: Tampil di Java Jazz Festival 2015, Ini Pesan Christina Perri untuk Penggemarnya
Menariknya, di saat yang bersamaan para penonton dari kalangan muda ini dengan mudahnya berbaur dengan para orang tua mereka untuk menikmati petikan gitar musisi asal Jepang Lisa Ono, tiupan trumpet Chris Botti, lengkingan suara Chaka Khan hingga senandung merdu Bobby McFerrin atau keseruan aksi Snarky Puppy.Contoh lain pengalaman mengasyikkan menikmati festival dengan beragam musik yang disajikan di dalamnya seperti Java Jazz Festival ini adalah ketika muncul banyaknya proyek kolaborasi apik antar musisi seperti yang terjadi antara Glenn Fredly, Bams, Marcell, hingga penyanyi senior macam Ermy Kullit dan Margie Siegers. Bahkan, kemarin juga sempat terjadi kolaborasi langka antara band Sheila On 7 dengan grup orkestra jazz pimpinan Ron King.
Belum lagi dengan banyaknya musisi pendatang baru yang memamerkan aksi-aksinya di panggung Java Jazz Festival 2015 seperti Angel Pieters yang mencoba menemukan karakter baru, The Overtunes yang tampil dengan format jazz-nya yang apik, Isyana Sarasvati dan Yura yang tampil menggelegar di panggung kecil, atau Teza Sumendra yang dapat kesempatan sepanggung dengan Reza Artamevia.
Ensiklopedia musik Indonesia juga disajikan dengan apik di sini mulai dari era 70-an hingga 2000-an awal. Beberapa nama seperti Mus Mudjiono, Benny Likumahuwa, Gilang Ramadhan, Dewa Budjana, Tohpati, Krisdayanti, Titi DJ, Ruth Sahanaya hingga grup yang pernah jaya di masanya mulai dari Potret, Sheila On 7, dan juga Kahitna.
Bagaimana pun juga, Java Jazz Festival adalah salah satu festival musik yang perlu dirawat dan dijaga kelestariannya di Indonesia. Mengutip tulisan pengamat musik Denny Sakrie, Java Jazz Festival kini sudah menjadi acara berskala internasional, tak lagi sekedar hura-hura jazz belaka tapi lebih tetap jika disebut sebagai sebuah pemberdayaan dan sebuah upaya menghidupkan jazz.
Ucapan Cameron Smith di atas tadi sepertinya hanya akan bisa tetap jadi kenyataan jika para pemusik dan penikmatnya memiliki keterikatan dan kecintaan akan musik itu sendiri. Termasuk apa yang sudah disajikan dan dinikmati di Java Jazz Festival 2015. (Syf)