Dreamland
>
Lifestyle
>
Article

Sadari Lebih Awal 4 Tingkat Keparahan Covid-19, Dari Tanpa Gelaja Hingga Kritis

21 Juli 2021 07:00 | 6439 hits

DREAMERS.ID - Sebagian besar orang yang terkonfirmasi Covid-19 tidak memiliki gejala sama sekali. Dampak dari terpapar virus corona itu pun memiliki tingkat yang berbeda-beda, dari yang tanpa gejala atau OTG hingga tingkat kritis.

Dalam penanganan setiap tingkat keparahan Covid-19 berbeda-beda, tidak semua pasien membutuhkan perawatan di rumah sakit. Hanya yang bergejala berat dan kritis saja yang membutuhkan penanganan dir rumah sakit.

Lalu, apa saja ciri dan kriteria pasien Covid-19 dari tingkat tanpa gejala hingga kritis? Berikut penjelasannya melansir CNN Indonesia.

1. Pasien Covid-19 Tanpa Gejala

Sesuai namanya, pasien Covid-19 tanpa gejala merupakan orang yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 tanpa gejala apa pun. Biasanya, pasien Covid-19 tanpa gejala memiliki daya tahan tubuh kuat sehingga tidak menimbulkan gejala saat terinfeksi Covid-19.

"Pasien tanpa gejala yaitu swab atau antigen positif namun tidak ada gejala sama sekali," kata Dokter spesialis paru konsultan di RSUP Persahabatan, dr Heidy Agustin dikutip laman CNN Indonesia.

Beberapa gejala yang biasanya ditemui pada pasien Covid-19 seperti batuk, demam, pilek, sakit kepala, hingga masalah pencernaan tidak ditemukan pada pasien tanpa gejala.

"Jika tidak ada gejala, maka pasien bisa melakukan isolasi mandiri di rumah dengan pemantauan dari petugas puskesmas setempat," kata dokter spesialis paru Erlina Burhan, dalam acara yang sama.

2. Pasien Covid-19 Derajat Keparahan Ringan

Berdasarkan penjelasan Heidy, pasien Covid-19 bergejala ringan yaitu orang yang positif Covid-19 dengan gejala klinis, namun tidak mengalami sesak napas.

"Derajat ringan yakni tanpa pneumonia atau hipoksia. Tapi terjadi demam dengan atau tanpa batuk, fatigo, napas pendek, hingga anoreksia," ucapnya.

Pasien derajat keparahan ringan juga seringkali ditemui dengan gejala tidak spesifik (atipikal) seperti nyeri tenggorokan, kongesti hidung, sakit kepala, diare, mual, muntah, dan anosmia.

Baca juga: Selena Gomez Batalkan Penampilan di Tonight Show Usai Dites Positif COVID-19

"Pada pasien usia tua dan immunocompromise biasanya gejala Covid-19 yang ditemui merupakan gejala atipikal," tambah Heidy.

3. Pasien Covid-19 Derajat Keparahan Sedang

Heidy menjelaskan, pada derajat sedang pasien dibedakan berdasarkan usia.
Pada usia dewasa atau remaja, biasanya terdapat tanpa klinis pneumonia berat, batuk berdahak atau batuk kering, sesak napas, dan napas cepat lebih dari 24 kali dalam satu menit.

Sementara pada anak-anak, biasanya terjadi pneumonia ringan, batuk, napas cepat, dan sesak napas. Pada anak usia kurang dari dua bulan, kriteria napas cepat yakni bernapas lebih dari 60 kali per menit. Usia 2-11 bulan bernapas lebih dari 50 kali per menit, dan usia 1-5 tahun bernapas lebih banyak dari 40 kali per menit.

Jika pada tahap ini terdapat gejala sesak napas, derajat keparahan bisa berkembang menjadi berat. Oleh karenanya, segera cari bantuan dari layanan kesehatan dan tenaga ahli agar mendapat penanganan lebih lanjut.

4. Pasien Covid-19 Derajat Keparahan Berat

Pada remaja atau dewasa, terjadi pneumonia, napas lebih dari 30 kali per menit, terjadi distres pernapasan berat, dan saturasi oksigen kurang dari 93 persen. Sementara pada anak terjadi tanda klinis pneumonia disertai salah satu dari gejala lain seperti terjadi warna biru di bibir, saturasi kurang dari 93 persen, distres pernapasan berat.

Lalu pada bayi dengan Covid-19 bergejala berat ditandai dengan tidak mampu minum atau menyusu ASI, penurunan kesadaran, kejang, penarikan napas cepat dengan tarikan dinding dada.

Dalam tahap ini, pasien Covid-19 perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit. Oleh karenanya, jika mengalami gejala demikian segera cari bantuan agar ditangani lebih lanjut dan mendapat perawatan.

5. Pasien Covid-19 Derajat Keparahan Kritis

Pada pasien Covid-19 kritis terjadi gejala Covid-19 seperti pada pasien bergejala sedang atau berat, disertai dengan acute respiratory distress syndrome (ARDS) di seluruh paru. "Pada foto rontgen, maka paru-parunya putih semua," kata Heidy.

Pasien kritis juga biasanya sudah mendalami sepsis atau peradangan ekstrim karena kadar virus SARS-CoV-2 terlalu banyak di dalam tubuh. Pada tahap ini, pasien Covid-19 biasanya sudah dalam perawatan intensif di rumah sakit.

(rzlth)

Komentar
RECENT ARTICLE
MOST POPULAR
BACK TO DREAMLAND | TOP | View Desktop Version
CONTACT US
Dreamers.id
dreamersradio