DREAMERS.ID - Selama pandemi virus corona, masyarakat dianjurkan untuk tetap di rumah saja jika tidak memiliki kepentingan mendesak yang dilakukan di luar. Nyatanya hal ini menimbulkan banyak perubahan, termasuk perubahan pada otak manusia.
Laporan terbaru di Neuropsychopharmacology Reviews menjelaskan pandemi memiliki kemungkinan dapat mengubah otak manusia. Perubahan terjadi karena rasa isolasi saat pandemi yang mengharuskan untuk berdiam di rumah.
Situasi ini mengubah kimiawi otak sehingga menyebabkan perubahan dalam cara berpikir, misalnya muncul kecemasan, depresi, dan bahkan pikiran untuk melakukan tindakan bunuh diri.
Baca juga: Ada Puluhan Artis Korea Dinyatakan Positif COVID-19 Sepanjang 2021
Para peneliti menjelaskan pandemi COVID-19 juga menimbulkan rasa sedih, seperti kehilangan orang yang dicintai, rasa tidak berdaya, dan khawatir akan tertular atau menularkan virus corona.Selama masa pandemi, sebagian besar orang juga lebih merasa sepi karena kurangnya interaksi dengan orang lain dan dunia luar, mengalami perubahan kebiasaan, kehilangan pekerjaan, dan masalah finansial.
Perasaan-perasaan ini akan memberikan pengaruh buruk pada struktur otak, dan jika struktur otak memburuk, maka akan dapat meningkatkan risiko sejumlah penyakit seperti depresi.
Situasi ini juga berefek dalam jangka panjang seperti berisiko merusak fisiologi dan fungsi otak. Studi menunjukkan bahwa kekhawatiran dan ketakutan kronis dapat mengurangi aktivitas korteks prefrontal, merusak neuron, mengecilkan area otak, dan merusak pemikiran.
(Rie127)