DREAMERS.ID - Google Maps belum lama ini meluncurkan fitur Globe Mode, yang memungkinkan pengguna melihat peta Bumi menjadi berbentuk globe atau bulat jika di-zoom out. Globe Mode dirilis guna mengatasi masalah yang disebut proyeksi Mercator. Masalah ini biasanya muncul dalam peta berbentuk datar yang sebelumnya biasa digunakan.
Hasil rendering tidak memperlihatkan ukuran area yang jauh dari garis khatulistiwa secara akurat jika ditampilkan dalam wujud datar. Contohnya, Greenland terlihat sama besar dengan Afrika walaupun sebenarnya berukuran lebih kecil dari benua tersebut.
"Dengan 3D Globe Mode di Google Maps desktop, proyeksi Greenland tidak lagi seukuran dengan Afrika," demikian pengumuman Google Maps, mengutip Detik. Sejauh ini, Globe Mode baru tersedia di versi desktop. Kemungkinan fungsi tersebut akan diperluas ke mobile, namun belum ada informasi mengenai hal itu dari Google.
Baca juga: Bocorkan Data Pengguna, Facebook dan Netflix Didenda 82,5 Miliar Oleh Korea Selatan
Melansir dari CNET, penambahan fitur semacam ini merupakan upaya Google untuk memperlihatkan wujud dunia yang lebih akurat kepada penggunanya. Upaya yang sama juga dilakukan Google pada layanan Google Earth.Namun tidak semua pengguna senang dengan update ini. Sebagian dari mereka yang kecewa adalah para pendukung teori Bumi datar. Mereka mengatakan bahwa Globe Mode merupakan teknik pemetaan yang cacat.
"Dari sudut pandang Bumi datar, ini merupakan perubahan dari satu proyeksi yang tidak akurat (Mercator) ke yang lainnya (globe)," kata Social Media Manager Flat Earth Society, Pete Svarrior. "Google Maps adalah produk yang mencoba untuk memperlihatkan apa yang pelanggannya inginkan. Banyak orang yang percaya bahwa Bumi berbentuk globe," tutupnya.
(fzh)